Pontianak (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat melakukan upaya pencegahan depresi massal pada anak dengan menggelar lomba Azan, Murotthal Quran, Menulis surat ke bupati dan membacakannya bagi siswa SD, SMP dan SMA se-Kubu Raya.
Sudah lebih dari 800 peserta yang mendaftar pada kegiatan mengisi waktu pandemi COVID-19 di Kubu Raya.
"Selain tindakan medis, Pemerintah melakukan langkah-langkah penanganandari aspek psikologisnya, kata Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan di Sungai Raya, Jumat.
Pada situasi seperti saat ini yang mewajibkan masyarakat selalu ada di rumah bisa merasa bosan dan ujung-ujungnya depresi, jika tidak dibarengi dengan kegiatan yang mampu memberi semangat bagi masyarakat," ucap Bupati Muda Mahendrawan.
Melalui lomba-lomba ini mampu memberikan semangat di keluarga inti sehingga terhindar dari kepanikan berlebihan dan depresi massal yang berdampak semakin lemahnya imun tubuh sehingga mengakibatkan akan mudah terpapar COVID-19. Karena menurutnya jika tekanan psikis lebih domininan dan signifikan maka akan berdampak pada penurunan yang membuat melemahnya imun dalam tubuh.
"Dengan diadakannya perlombaan ini, kami ingin menghidupkan susana disetiap rumah tangga (keluarga inti) supaya masyarakat bisa membangun suasana relegius dan semangat itu dibangun melalui anak-anak yang mengikuti perlombaan ini," tuturnya.
Sehingga kita bisa mensyukuri kesehatan anak-anak dan bersyukur bisa membesarkan anak-anak dan bersabar serta ikhlas dalam menerima kondisi pandemi sekarang ini serta menghindari berpikir reaktif dan frustasi yang pada akhirnya akan menimbulkan depresi," tuturnya.
Muda menambahkan, pihaknya mencoba memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk tetap waspada dan tetap jaga jarak dengan menerapkan physical distancing dengan mengetatkan aturan-aturan pembatasan dalam suasana keramaian dan kerumuman. Namun di sisi lain Pemerintah Daerah juga berusaha menghidupkan suasana ketenangan melalui berbagai kebijakan yang sifatnya membangun semangat dan pikiran segar agar lebih merasa bersyukur dengan berbagai kegiatan produktif yang bisa dijalankan di rumah bersama keluarga ini, sebab pertahanan terbaik adalah di rumah bersama orang-orang sekitar yang saling menyayang.
Dengan lomba azan ini, dirinya meyakini bahwa hal ini mampu membangun suasana relegius dan kita harus meyakini bersama-sama, kalau langkah ini mampu meredakan COVID-19 ini.
"Coba kita bayangkan, kalau semua daerah di Indonesia ini ikut mempelombakan Azan. Sudah bisa kita prediksi, akan ada ratusan ribu bahkan jutaan anak di seluruh Indonesia akan mengumandangkan suara Azan. Sehingga dengan adanya pembatasan yang diberlakukan di masjid-masjid itu jangan lagi menjadi perdebatan, karena sudah ada penggantinya yaitu anak-anak kita yang latihan azan. Jika kalau semua daerah lainnya juga ikut mengadakan perlombaan yang kita gelar saat ini," kata Muda.
Dengan terciptanya suasana relegius di setiap keluarga inti, Bupati Kubu Raya pertama priode 2009-2014 ini meyakini pandemi COVID-19 ini bisa cepat berlalu karena sudah banyak penelitian bahwa mengumandangkan azan itu bisa meningkatkan imunitas tubuh dalam diri orang yang mendengarkannya yang dapat membawa ke suasana yang tenang, nyaman dan damai serta relex apalagi orang yang mengumandangkannya.
"Termasuklah anak-anak kita yang akan mengikuti lomba azan ini, merekalah hero (pahlawan) dalam sejarah pandemi wabah Covid-19 yang tampil dan memiliki kontribusi. Termasuk juga Murotthal Qur’an dengan membaca ayat-ayat pendek. Karena dengan mengaji seseorang bisa menenangkan dan menentramkan diri serta menghilangkan depresi," katanya.
Minimal, lanjutnya, di setiap rumah harus ada kesibukan, baik itu kakak, abang, adik-adiknya, ibu maupun bapaknya yang selalu memikirkan anak-anaknya. Karena masa depan bangsa dan agama itu ada di tangan anak-anak kita dan bukan kita yang saat ini sedang berjuang menghadapi pandemi COVID-19 ini.
Sudah lebih dari 800 peserta yang mendaftar pada kegiatan mengisi waktu pandemi COVID-19 di Kubu Raya.
"Selain tindakan medis, Pemerintah melakukan langkah-langkah penanganandari aspek psikologisnya, kata Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan di Sungai Raya, Jumat.
Pada situasi seperti saat ini yang mewajibkan masyarakat selalu ada di rumah bisa merasa bosan dan ujung-ujungnya depresi, jika tidak dibarengi dengan kegiatan yang mampu memberi semangat bagi masyarakat," ucap Bupati Muda Mahendrawan.
Melalui lomba-lomba ini mampu memberikan semangat di keluarga inti sehingga terhindar dari kepanikan berlebihan dan depresi massal yang berdampak semakin lemahnya imun tubuh sehingga mengakibatkan akan mudah terpapar COVID-19. Karena menurutnya jika tekanan psikis lebih domininan dan signifikan maka akan berdampak pada penurunan yang membuat melemahnya imun dalam tubuh.
"Dengan diadakannya perlombaan ini, kami ingin menghidupkan susana disetiap rumah tangga (keluarga inti) supaya masyarakat bisa membangun suasana relegius dan semangat itu dibangun melalui anak-anak yang mengikuti perlombaan ini," tuturnya.
Sehingga kita bisa mensyukuri kesehatan anak-anak dan bersyukur bisa membesarkan anak-anak dan bersabar serta ikhlas dalam menerima kondisi pandemi sekarang ini serta menghindari berpikir reaktif dan frustasi yang pada akhirnya akan menimbulkan depresi," tuturnya.
Muda menambahkan, pihaknya mencoba memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk tetap waspada dan tetap jaga jarak dengan menerapkan physical distancing dengan mengetatkan aturan-aturan pembatasan dalam suasana keramaian dan kerumuman. Namun di sisi lain Pemerintah Daerah juga berusaha menghidupkan suasana ketenangan melalui berbagai kebijakan yang sifatnya membangun semangat dan pikiran segar agar lebih merasa bersyukur dengan berbagai kegiatan produktif yang bisa dijalankan di rumah bersama keluarga ini, sebab pertahanan terbaik adalah di rumah bersama orang-orang sekitar yang saling menyayang.
Dengan lomba azan ini, dirinya meyakini bahwa hal ini mampu membangun suasana relegius dan kita harus meyakini bersama-sama, kalau langkah ini mampu meredakan COVID-19 ini.
"Coba kita bayangkan, kalau semua daerah di Indonesia ini ikut mempelombakan Azan. Sudah bisa kita prediksi, akan ada ratusan ribu bahkan jutaan anak di seluruh Indonesia akan mengumandangkan suara Azan. Sehingga dengan adanya pembatasan yang diberlakukan di masjid-masjid itu jangan lagi menjadi perdebatan, karena sudah ada penggantinya yaitu anak-anak kita yang latihan azan. Jika kalau semua daerah lainnya juga ikut mengadakan perlombaan yang kita gelar saat ini," kata Muda.
Dengan terciptanya suasana relegius di setiap keluarga inti, Bupati Kubu Raya pertama priode 2009-2014 ini meyakini pandemi COVID-19 ini bisa cepat berlalu karena sudah banyak penelitian bahwa mengumandangkan azan itu bisa meningkatkan imunitas tubuh dalam diri orang yang mendengarkannya yang dapat membawa ke suasana yang tenang, nyaman dan damai serta relex apalagi orang yang mengumandangkannya.
"Termasuklah anak-anak kita yang akan mengikuti lomba azan ini, merekalah hero (pahlawan) dalam sejarah pandemi wabah Covid-19 yang tampil dan memiliki kontribusi. Termasuk juga Murotthal Qur’an dengan membaca ayat-ayat pendek. Karena dengan mengaji seseorang bisa menenangkan dan menentramkan diri serta menghilangkan depresi," katanya.
Minimal, lanjutnya, di setiap rumah harus ada kesibukan, baik itu kakak, abang, adik-adiknya, ibu maupun bapaknya yang selalu memikirkan anak-anaknya. Karena masa depan bangsa dan agama itu ada di tangan anak-anak kita dan bukan kita yang saat ini sedang berjuang menghadapi pandemi COVID-19 ini.