Palangka Raya (ANTARA) - Berbagai negara di seluruh dunia terinfeksi COVID-19, termasuk Indonesia dan bahkan di Kalimantan Tengah sendiri pun, penularannya tak hanya di perkotaan yang dapat menjadi episentrum penyebaran, namun sampai di daerah pedesaan dapat menjadi pusat penyebaran virus tersebut.
Penularan virus tidak memandang ras, suku, agama, usia bahkan jenis kelamin. Semua berpontesi tertular virus ini dan yang perlu diwaspadai dalam penyebarannya adalah orang tanpa gejala (OTG) yang terlihat sehat, namun di dalam tubuhnya terdapat virus atau istilah dalam ilmu epidemiologinya disebut “carrier”.
Lebih dari dua bulan kondisi masyarakat dihadapkan dengan gencarnya imbauan edukasi yang berawal dari penggunaan masker dan selalu mencuci tangan, bahkan sampai pada pembatasan aktivitas sosial atau 'sosial distancing'.
Kemudian meningkat menjadi menjaga jarak aman setiap individu atau 'physical distancing', hingga Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Semua itu dilakukan untuk mendukung pemutusan rantai penularan COVID-19.
Dari kejadian wabah COVID-19 ini, terkadang berbagai pihak lupa bahwa secara tidak sadar kita terdidik untuk selalu menjalankan pedoman kebersihan (protokol kesehatan COVID-19. Semua dilakukan secara otomatis, bahkan kita melakukannya tanpa berfikir apakah itu akibat virus atau apapun.
Hal itu menjadi sebuah kebiasaan dalam aktivitas yang selama ini kita lupa atau bahkan tidak peduli, terhadap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang telah diimbau sekian lama. Saat ini perilaku tersebut menjadi sebuah kebiasaan yang otomatis atau disebut juga dengan “Habits”.
Dengan menjalankan perilaku tersebut menjadi sebuah Habits, serta jangan takut, yakin dan percaya kita akan mampu menghadapi kehidupan normal berdampingan dengan keberadaan COVID-19 ini.
Selain itu mengonsumsi makanan bergizi seimbang, terutama sayur, ikan atau daging dan istirahat yang cukup diyakini mampu menjaga agar kita tetap sehat. Tubuh yang sehat akan mengeluarkan antibodi untuk melawan segala macam virus, serta bakteri apapun agar terhindar dari penyakit.
Perlu diperhatikan, penyebaran COVID-19 bersifat droplet infeksi yaitu penyebaran melalui tetesan kecil dari pembawa virus, baik melalui hidung maupun mulut. Imbauan cuci tangan, penggunaan masker dan jaga jarak dalam aktivitas sosial menjadi hal yang umum disampaikan.
Juga diperlukan menggunakan alat pelindung mata seperti kacamata, agar mengurangi risiko penularan, hal ini pun dilakukan oleh petugas kesehatan di saat pemeriksaan kesehatan.
Diharapkan ini menjadi habits tambahan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Semoga informasi ini bermanfaat bagi kita semua dengan menerapkan habits dalam menjalankan aktivitas seperti biasa nantinya. Salam Sehat.
Penulis : Dedy SKM, M.Kes (Epid), Ketua Harapan Taheta Foundation
Penularan virus tidak memandang ras, suku, agama, usia bahkan jenis kelamin. Semua berpontesi tertular virus ini dan yang perlu diwaspadai dalam penyebarannya adalah orang tanpa gejala (OTG) yang terlihat sehat, namun di dalam tubuhnya terdapat virus atau istilah dalam ilmu epidemiologinya disebut “carrier”.
Lebih dari dua bulan kondisi masyarakat dihadapkan dengan gencarnya imbauan edukasi yang berawal dari penggunaan masker dan selalu mencuci tangan, bahkan sampai pada pembatasan aktivitas sosial atau 'sosial distancing'.
Kemudian meningkat menjadi menjaga jarak aman setiap individu atau 'physical distancing', hingga Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Semua itu dilakukan untuk mendukung pemutusan rantai penularan COVID-19.
Dari kejadian wabah COVID-19 ini, terkadang berbagai pihak lupa bahwa secara tidak sadar kita terdidik untuk selalu menjalankan pedoman kebersihan (protokol kesehatan COVID-19. Semua dilakukan secara otomatis, bahkan kita melakukannya tanpa berfikir apakah itu akibat virus atau apapun.
Hal itu menjadi sebuah kebiasaan dalam aktivitas yang selama ini kita lupa atau bahkan tidak peduli, terhadap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang telah diimbau sekian lama. Saat ini perilaku tersebut menjadi sebuah kebiasaan yang otomatis atau disebut juga dengan “Habits”.
Dengan menjalankan perilaku tersebut menjadi sebuah Habits, serta jangan takut, yakin dan percaya kita akan mampu menghadapi kehidupan normal berdampingan dengan keberadaan COVID-19 ini.
Selain itu mengonsumsi makanan bergizi seimbang, terutama sayur, ikan atau daging dan istirahat yang cukup diyakini mampu menjaga agar kita tetap sehat. Tubuh yang sehat akan mengeluarkan antibodi untuk melawan segala macam virus, serta bakteri apapun agar terhindar dari penyakit.
Perlu diperhatikan, penyebaran COVID-19 bersifat droplet infeksi yaitu penyebaran melalui tetesan kecil dari pembawa virus, baik melalui hidung maupun mulut. Imbauan cuci tangan, penggunaan masker dan jaga jarak dalam aktivitas sosial menjadi hal yang umum disampaikan.
Juga diperlukan menggunakan alat pelindung mata seperti kacamata, agar mengurangi risiko penularan, hal ini pun dilakukan oleh petugas kesehatan di saat pemeriksaan kesehatan.
Diharapkan ini menjadi habits tambahan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Semoga informasi ini bermanfaat bagi kita semua dengan menerapkan habits dalam menjalankan aktivitas seperti biasa nantinya. Salam Sehat.
Penulis : Dedy SKM, M.Kes (Epid), Ketua Harapan Taheta Foundation