Kuala Kapuas (ANTARA) - Bupati Kapuas Kalimantan Tengah Ben Brahim S Bahat, meminta seluruh masyarakat di daerah setempat, untuk bersinergi bersama dalam menghadapi dan menanggulangi kebakaran hutan dan lahan atau karhutla yang sering terjadi di daerah itu.
“Mari kita menyamakan langkah dan menyatukan tekad untuk saling bahu membahu dalam kesiapsiagaan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Kapuas,” ajak Bupati Ben Brahim S Bahat, di Kuala Kapuas, Rabu.
Hal tersebut disampaikan orang nomor satu di Kabupaten Kapuas ini, saat menjadi inspektur pada Apel Gabungan Gelar Pasukan dan Peralatan dalam rangka kesiapsiagaan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan tahun 2020 di Kabupaten Kapuas.
Apel gabungan yang digelar di Stadion Olah Raga Panunjung Tarung Jalan Maluku Kuala Kapuas itu bertujuan untuk menyamakan langkah dan menyatukan tekad untuk bersama-sama dalam kesiapsiagaan peralatan dan sarana prasarana.
Menurut Ben Brahim, tahun 2019 lalu Provinsi Kalimantan Tengah mengalami kebakaran lahan yang sangat besar. Penyebab kebakaran hutan dan lahan dapat terjadi karena dua faktor yakni faktor alam mulai dari musim kering hingga kondisi tanaman yang mudah terbakar dan juga faktor manusia yang disebabkan kelalaian maupun kesengajaan.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan sebagai langkah pencegahan karhutla diantaranya, seperti pemetaan wilayah hutan dan lahan yang memiliki titik api besar, simulasi dan latihan pemadaman api menggunakan alat sederhana, penyuluhan kepada masyarakat dan juga patroli rutin di berbagai titik yang rawan terjadi kebakaran.
“Dalam pencegahan karhutla di Kabupaten Kapuas, kita telah membangun posko-posko mulai dari tingkat desa, kecamatan sampai dengan kabupaten yang melibatkan masyarakat sekitar. Jadi masing-masing wilayah sudah memiliki tanggung jawabnya dalam mencegah karhulta tersebut,” katanya.
Berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), mulai periode Januari 2020 sampai saat ini terdapat 104 titik hot spot di 12 kecamatan dengan luasan lahan yang terbakar seluas 0.5 hektare. Untuk itu diperlukan komitmen bersama agar Kabupaten Kapuas terhindar dari bencana karhutla tersebut.
“Pada tahun 2019, titik api yang ada di Kabupaten Kapuas telah berkurang sebanyak 60 persen dari tahun 2018. Hal itu merupakan sesuatu yang bagus sebab telah mengurangi bencana kebakaran lahan yang ada di Kabupaten Kapuas,” tuturnya.
Ben berpesan, bagi petugas yang menjaga posko karhutla di tingkat desa, kecamatan maupun kabupaten, agar selalu semangat dalam bekerja serta melaksanakan tugas dan fungsinya masing-masing sesuai apa yang telah diberikan oleh pimpinan.
“Saya instruksikan kepada camat dan seluruh jajarannya untuk membentuk posko-posko karhutla yang berfungsi juga sebagai Posko COVID-19, mulai dari desa sampai kecamatan, untuk bersama-sama melakukan edukasi dan pemahaman kepada masyarakat mengenai bahaya karhutla,” demikian Ben Brahim S Bahat.
Baca juga: Kasus positif COVID-19 di Kapuas melonjak
Baca juga: Oknum ASN Pulang Pisau dan Kapuas diduga terlibat perjudian
“Mari kita menyamakan langkah dan menyatukan tekad untuk saling bahu membahu dalam kesiapsiagaan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Kapuas,” ajak Bupati Ben Brahim S Bahat, di Kuala Kapuas, Rabu.
Hal tersebut disampaikan orang nomor satu di Kabupaten Kapuas ini, saat menjadi inspektur pada Apel Gabungan Gelar Pasukan dan Peralatan dalam rangka kesiapsiagaan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan tahun 2020 di Kabupaten Kapuas.
Apel gabungan yang digelar di Stadion Olah Raga Panunjung Tarung Jalan Maluku Kuala Kapuas itu bertujuan untuk menyamakan langkah dan menyatukan tekad untuk bersama-sama dalam kesiapsiagaan peralatan dan sarana prasarana.
Menurut Ben Brahim, tahun 2019 lalu Provinsi Kalimantan Tengah mengalami kebakaran lahan yang sangat besar. Penyebab kebakaran hutan dan lahan dapat terjadi karena dua faktor yakni faktor alam mulai dari musim kering hingga kondisi tanaman yang mudah terbakar dan juga faktor manusia yang disebabkan kelalaian maupun kesengajaan.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan sebagai langkah pencegahan karhutla diantaranya, seperti pemetaan wilayah hutan dan lahan yang memiliki titik api besar, simulasi dan latihan pemadaman api menggunakan alat sederhana, penyuluhan kepada masyarakat dan juga patroli rutin di berbagai titik yang rawan terjadi kebakaran.
“Dalam pencegahan karhutla di Kabupaten Kapuas, kita telah membangun posko-posko mulai dari tingkat desa, kecamatan sampai dengan kabupaten yang melibatkan masyarakat sekitar. Jadi masing-masing wilayah sudah memiliki tanggung jawabnya dalam mencegah karhulta tersebut,” katanya.
Berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), mulai periode Januari 2020 sampai saat ini terdapat 104 titik hot spot di 12 kecamatan dengan luasan lahan yang terbakar seluas 0.5 hektare. Untuk itu diperlukan komitmen bersama agar Kabupaten Kapuas terhindar dari bencana karhutla tersebut.
“Pada tahun 2019, titik api yang ada di Kabupaten Kapuas telah berkurang sebanyak 60 persen dari tahun 2018. Hal itu merupakan sesuatu yang bagus sebab telah mengurangi bencana kebakaran lahan yang ada di Kabupaten Kapuas,” tuturnya.
Ben berpesan, bagi petugas yang menjaga posko karhutla di tingkat desa, kecamatan maupun kabupaten, agar selalu semangat dalam bekerja serta melaksanakan tugas dan fungsinya masing-masing sesuai apa yang telah diberikan oleh pimpinan.
“Saya instruksikan kepada camat dan seluruh jajarannya untuk membentuk posko-posko karhutla yang berfungsi juga sebagai Posko COVID-19, mulai dari desa sampai kecamatan, untuk bersama-sama melakukan edukasi dan pemahaman kepada masyarakat mengenai bahaya karhutla,” demikian Ben Brahim S Bahat.
Baca juga: Kasus positif COVID-19 di Kapuas melonjak
Baca juga: Oknum ASN Pulang Pisau dan Kapuas diduga terlibat perjudian