Sampit (ANTARA) - Bupati Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah H Supian Hadi mengapresiasi sejumlah perusahaan perkebunan kelapa sawit yang berupaya membantu ketahanan pangan dengan mengembangkan tanaman pangan di areal perkebunan mereka.
"Beberapa perusahaan sudah mengirim data realisasi tanaman pangan dan perikanan mereka. Saya sangat mengapresiasi perusahaan yang sudah mendukung pemerintah dalam upaya kita menjaga ketahanan pangan daerah," kata Bupati H Supian Hadi di Sampit, Jumat.
Akhir Maret lalu Supian mengeluarkan surat edaran berisi imbauan agar setiap perusahaan perkebunan kelapa sawit menyiapkan lahan minimal lima hektare untuk ditanami tanaman pangan seperti jagung, ubi, sayuran serta budidaya ikan.
Ini sebagai upaya pemerintah daerah menjaga ketahanan pangan daerah karena belum bisa dipastikan kapan pandemi COVID-19 akan berakhir. Untuk itu perlu diantisipasi, khususnya dalam hal ketahanan pangan karena merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi setiap orang.
Menurut Supian, tidak sulit bagi perkebunan besar swasta perkebunan kelapa sawit menyediakan lahan minimal lima hektare. Apalagi, luasan lima hektare tersebut tidak harus satu hamparan, sehingga bisa memanfaatkan lahan-lahan kosong seperti pekarangan perumahan karyawan dan lainnya.
Selain tanaman pangan, perusahaan perkebunan juga didorong untuk membudidayakan ikan. Hasil semua itu setidaknya bisa untuk mencukupi kebutuhan di lingkungan perusahaan sendiri, sangat bagus lagi jika sampai bisa membantu masyarakat sekitar perusahaan.
Baca juga: Orangutan berkeliaran di pinggir jalan dan rusak kebun warga
"Kita memang tidak bicara sanksi tapi kami terus memantau. Mereka yang menjalankan imbauan ini tentu akan menjadi perhatian pemerintah daerah. Ini sebagai antisipasi kita kalau pandemi COVID-19 ini berkepanjangan, tapi mudah-mudahan tidak sampai terjadi," ujar Supian.
Disinggung terkait kondisi ketahanan pangan daerah, Supian menyebutkan saat ini kondisinya masih aman. Apalagi dengan dukungan perusahaan dan masyarakat, dia yakin ketahanan pangan daerah akan semakin kuat.
"Setahun ke depan saya yakin kita masih aman, apalagi tanam dan panen terus. Tapi sekali lagi, antisipasi harus kita lakukan karena tidak tahu pandemi COVID-19 ini sampai kapan," demikian Supian Hadi.
Sementara itu, salah satu perusahaan yang sudah menjalankan program ketahanan pangan adalah PT Sukajadi Sawit Mekar. Perusahaan ini bahkan baru saja memanen jagung seluas 0,5 hektare, ubi satu hektare dan sayur mayur dua hektare.
Program penanaman ketahanan pangan ini sudah lama mereka jalankan melalui program CAP atau "community awardness program". Tidak hanya menanam dengan sistem konvensional, perusahaan ini juga mengembangkan sayuran sistem hidroponik dan budidaya ikan air tawar.
Baca juga: Jumlah penderita COVID-19 di Kotim bertambah dua orang
Baca juga: Sudah 2.906 warga Kotim jalani tes cepat COVID-19, ini hasilnya
"Beberapa perusahaan sudah mengirim data realisasi tanaman pangan dan perikanan mereka. Saya sangat mengapresiasi perusahaan yang sudah mendukung pemerintah dalam upaya kita menjaga ketahanan pangan daerah," kata Bupati H Supian Hadi di Sampit, Jumat.
Akhir Maret lalu Supian mengeluarkan surat edaran berisi imbauan agar setiap perusahaan perkebunan kelapa sawit menyiapkan lahan minimal lima hektare untuk ditanami tanaman pangan seperti jagung, ubi, sayuran serta budidaya ikan.
Ini sebagai upaya pemerintah daerah menjaga ketahanan pangan daerah karena belum bisa dipastikan kapan pandemi COVID-19 akan berakhir. Untuk itu perlu diantisipasi, khususnya dalam hal ketahanan pangan karena merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi setiap orang.
Menurut Supian, tidak sulit bagi perkebunan besar swasta perkebunan kelapa sawit menyediakan lahan minimal lima hektare. Apalagi, luasan lima hektare tersebut tidak harus satu hamparan, sehingga bisa memanfaatkan lahan-lahan kosong seperti pekarangan perumahan karyawan dan lainnya.
Selain tanaman pangan, perusahaan perkebunan juga didorong untuk membudidayakan ikan. Hasil semua itu setidaknya bisa untuk mencukupi kebutuhan di lingkungan perusahaan sendiri, sangat bagus lagi jika sampai bisa membantu masyarakat sekitar perusahaan.
Baca juga: Orangutan berkeliaran di pinggir jalan dan rusak kebun warga
"Kita memang tidak bicara sanksi tapi kami terus memantau. Mereka yang menjalankan imbauan ini tentu akan menjadi perhatian pemerintah daerah. Ini sebagai antisipasi kita kalau pandemi COVID-19 ini berkepanjangan, tapi mudah-mudahan tidak sampai terjadi," ujar Supian.
Disinggung terkait kondisi ketahanan pangan daerah, Supian menyebutkan saat ini kondisinya masih aman. Apalagi dengan dukungan perusahaan dan masyarakat, dia yakin ketahanan pangan daerah akan semakin kuat.
"Setahun ke depan saya yakin kita masih aman, apalagi tanam dan panen terus. Tapi sekali lagi, antisipasi harus kita lakukan karena tidak tahu pandemi COVID-19 ini sampai kapan," demikian Supian Hadi.
Sementara itu, salah satu perusahaan yang sudah menjalankan program ketahanan pangan adalah PT Sukajadi Sawit Mekar. Perusahaan ini bahkan baru saja memanen jagung seluas 0,5 hektare, ubi satu hektare dan sayur mayur dua hektare.
Program penanaman ketahanan pangan ini sudah lama mereka jalankan melalui program CAP atau "community awardness program". Tidak hanya menanam dengan sistem konvensional, perusahaan ini juga mengembangkan sayuran sistem hidroponik dan budidaya ikan air tawar.
Baca juga: Jumlah penderita COVID-19 di Kotim bertambah dua orang
Baca juga: Sudah 2.906 warga Kotim jalani tes cepat COVID-19, ini hasilnya