Sampit (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 membantu kepulangan seorang bayi berusia dua bulan bersama ayah dan neneknya ke Padang, Sumatera Barat.
"Alhamdulillah prosesnya berjalan lancar. Hasil pemeriksaan dari KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan) juga sudah tidak ada masalah sehingga bayi bersama ayah dan neneknya bisa diberangkatkan," kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kotawaringin Timur, Multazam di Sampit, Jumat.
Bayi bernama Syaumil Ramadhan tersebut sebelumnya hendak pulang ke kampung halaman orangtuanya di Kabupaten Lima Puluh Kota Provinsi Sumatera Barat bersama ayah dan neneknya yaitu Ade Kurniawan dan Indriati.
Ibu bayi malang ini meninggal dunia usai melahirkannya saat dirawat di RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya. Saat itu belum sempat dilakukan pemeriksaan swab apakah terpapar COVID-19 atau tidak.
Baca juga: Dukungan swasta perlu ditingkatkan cegah karhutla di Kotim
Selama ini almarhum dan suaminya bekerja di sebuah perusahaan perkebunan di Kecamatan Parenggean. Usai musibah itu, Ade tetap hendak membawa anak dan ibunya pulang ke kampung halaman mereka.
Saat mereka hendak berangkat melalui Bandara Haji Asan Sampit, suhu tubuh Syaumil Ramadhan sangat tinggi sehingga petugas dari Kantor Kesehatan Pelabuhan memutuskan merujuk bayi tersebut untuk diperiksa intensif di rumah sakit untuk memastikan apakah terpapar COVID-19 atau tidak.
Selama pemeriksaan itu, bayi itu bersama ayah dan neneknya harus menunda kepulangan mereka. Hasil pemeriksaan swab, ternyata menunjukkan negatif.
Dengan alasan kemanusiaan karena melihat kemampuan orangtua bayi, pemerintah kabupaten melalui Gugus Tugas akhirnya membantu kepulangan bayi bersama ayah dan neneknya. Mereka diantar ke bandara dan terbang pada sore hari menuju Jakarta, kemudian besok melanjutkan perjalanan ke Padang.
"Kami berterima kasih atas bantuan perkumpulan warga Padang yang ada di Palangka Raya dan Kotawaringin Timur yang juga sudah membantu. Dari pemerintah daerah juga tadi ada bantuan melalui Dinas Sosial untuk keperluan mereka sampai tiba di kampung halaman," jelas Multazam.
Sementara itu Ade Kurniawan mengatakan, dirinya baru sekitar satu tahun bekerja di Parenggean, sedangkan almarhumah istrinya sudah bekerja sekitar dua tahun. Dia memutuskan pulang ke kampung halamannya bersama anak dan orangtuanya.
"Saya mundur dari perusahaan. Saya akan membesarkan anak saya di kampung halaman. Saya mengucapkan terima kasih banyak kepada pemerintah daerah dan semua pihak yang telah membantu kami," demikian Ade.
Baca juga: Bupati Kotim apresiasi perkebunan sawit bantu ketahanan pangan
Baca juga: Orangutan berkeliaran di pinggir jalan dan rusak kebun warga
"Alhamdulillah prosesnya berjalan lancar. Hasil pemeriksaan dari KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan) juga sudah tidak ada masalah sehingga bayi bersama ayah dan neneknya bisa diberangkatkan," kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kotawaringin Timur, Multazam di Sampit, Jumat.
Bayi bernama Syaumil Ramadhan tersebut sebelumnya hendak pulang ke kampung halaman orangtuanya di Kabupaten Lima Puluh Kota Provinsi Sumatera Barat bersama ayah dan neneknya yaitu Ade Kurniawan dan Indriati.
Ibu bayi malang ini meninggal dunia usai melahirkannya saat dirawat di RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya. Saat itu belum sempat dilakukan pemeriksaan swab apakah terpapar COVID-19 atau tidak.
Baca juga: Dukungan swasta perlu ditingkatkan cegah karhutla di Kotim
Selama ini almarhum dan suaminya bekerja di sebuah perusahaan perkebunan di Kecamatan Parenggean. Usai musibah itu, Ade tetap hendak membawa anak dan ibunya pulang ke kampung halaman mereka.
Saat mereka hendak berangkat melalui Bandara Haji Asan Sampit, suhu tubuh Syaumil Ramadhan sangat tinggi sehingga petugas dari Kantor Kesehatan Pelabuhan memutuskan merujuk bayi tersebut untuk diperiksa intensif di rumah sakit untuk memastikan apakah terpapar COVID-19 atau tidak.
Selama pemeriksaan itu, bayi itu bersama ayah dan neneknya harus menunda kepulangan mereka. Hasil pemeriksaan swab, ternyata menunjukkan negatif.
Dengan alasan kemanusiaan karena melihat kemampuan orangtua bayi, pemerintah kabupaten melalui Gugus Tugas akhirnya membantu kepulangan bayi bersama ayah dan neneknya. Mereka diantar ke bandara dan terbang pada sore hari menuju Jakarta, kemudian besok melanjutkan perjalanan ke Padang.
"Kami berterima kasih atas bantuan perkumpulan warga Padang yang ada di Palangka Raya dan Kotawaringin Timur yang juga sudah membantu. Dari pemerintah daerah juga tadi ada bantuan melalui Dinas Sosial untuk keperluan mereka sampai tiba di kampung halaman," jelas Multazam.
Sementara itu Ade Kurniawan mengatakan, dirinya baru sekitar satu tahun bekerja di Parenggean, sedangkan almarhumah istrinya sudah bekerja sekitar dua tahun. Dia memutuskan pulang ke kampung halamannya bersama anak dan orangtuanya.
"Saya mundur dari perusahaan. Saya akan membesarkan anak saya di kampung halaman. Saya mengucapkan terima kasih banyak kepada pemerintah daerah dan semua pihak yang telah membantu kami," demikian Ade.
Baca juga: Bupati Kotim apresiasi perkebunan sawit bantu ketahanan pangan
Baca juga: Orangutan berkeliaran di pinggir jalan dan rusak kebun warga