Banjarmasin (ANTARA) - Universitas Lambung Mangkurat (ULM) membuka kesempatan bagi anak Suku Dayak Pegunungan Meratus untuk melanjutkan pendidikan tinggi melalui jalur khusus.
"Jadi anak-anak Suku Dayak Meratus dapat akses khusus kuliah di ULM. Mereka kami masukan dalam kebijakan afirmasi agar peluang diterima lebih terbuka," kata Rektor ULM Prof Dr H Sutarto Hadi di Banjarmasin, Sabtu.
Menurut dia, program tersebut merupakan bagian dari kewajiban ULM untuk membangun Sumber Daya Manusia (SDM) berpendidikan tinggi dimana secara khusus memberikan kesempatan kepada anak-anak Pegunungan Meratus.
Dia berharap kebijakan itu bakal semakin banyak anak-anak Pegunungan Meratus yang bisa kuliah di ULM.
Saat ini Perguruan Tinggi Negeri (PTN) terbaik di Kalimantan Selatan dengan akreditasi A itu, telah menerima rekomendasi sekitar 10 orang anak Suku Dayak Pegunungan Meratus yang berkuliah tahun ini. Ke depan, ditargetkan bisa lebih dari 20 orang setiap tahun.
"Kami ingin setelah selesai kuliah, mereka dapat kembali ke kampung halamannya membangun masyarakat dan kampung halamannya di kawasan Pegunungan Meratus yang merupakan aset berharga kehidupan alam kita di Pulau Kalimantan," kata Sutarto.
Sementara Ketua Perkumpulan Masyarakat Dayak Meratus (Kumdatus) Bunyamin Uhil mengaku berterima kasih atas kebijakan ULM memberikan kesempatan kuliah bagi warga pedalaman Suku Dayak Meratus.
Kumdatus sendiri saat ini telah mengusulkan sepuluh orang warga lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat asal Pegunungan Meratus untuk dapat diterima sebagai mahasiswa ULM.
"Kerja sama ini sangat membantu agar nantinya SDM masyarakat adat atau pegunungan dapat lebih baik. Kami ingin generasi muda Suku Dayak mampu berperan dalam pembangunan," ujarnya.
Diakuinya selama ini angka putus sekolah anak Pegunungan Meratus sangat tinggi dan hanya segelintir mereka yang bisa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
Sejumlah faktor jadi penyebabnya. Antara lain faktor ekonomi, kemampuan akademik, budaya seperti ikut orang tua bertani atau berladang serta banyak juga yang memilih menikah atau juga tidak bisa hidup merantau.
Kawasan Pegunungan Meratus tersebar di tiga provinsi di Kalimantan yaitu Kalsel, Kalteng dan Kaltim. Di Kalsel pegunungan ini membelah sembilan kabupaten. Warga Suku Dayak Meratus hidup dalam wilayah yang disebut Balai Adat yang jumlahnya puluhan tersebar di Pegunungan Meratus.
"Jadi anak-anak Suku Dayak Meratus dapat akses khusus kuliah di ULM. Mereka kami masukan dalam kebijakan afirmasi agar peluang diterima lebih terbuka," kata Rektor ULM Prof Dr H Sutarto Hadi di Banjarmasin, Sabtu.
Menurut dia, program tersebut merupakan bagian dari kewajiban ULM untuk membangun Sumber Daya Manusia (SDM) berpendidikan tinggi dimana secara khusus memberikan kesempatan kepada anak-anak Pegunungan Meratus.
Dia berharap kebijakan itu bakal semakin banyak anak-anak Pegunungan Meratus yang bisa kuliah di ULM.
Saat ini Perguruan Tinggi Negeri (PTN) terbaik di Kalimantan Selatan dengan akreditasi A itu, telah menerima rekomendasi sekitar 10 orang anak Suku Dayak Pegunungan Meratus yang berkuliah tahun ini. Ke depan, ditargetkan bisa lebih dari 20 orang setiap tahun.
"Kami ingin setelah selesai kuliah, mereka dapat kembali ke kampung halamannya membangun masyarakat dan kampung halamannya di kawasan Pegunungan Meratus yang merupakan aset berharga kehidupan alam kita di Pulau Kalimantan," kata Sutarto.
Sementara Ketua Perkumpulan Masyarakat Dayak Meratus (Kumdatus) Bunyamin Uhil mengaku berterima kasih atas kebijakan ULM memberikan kesempatan kuliah bagi warga pedalaman Suku Dayak Meratus.
Kumdatus sendiri saat ini telah mengusulkan sepuluh orang warga lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat asal Pegunungan Meratus untuk dapat diterima sebagai mahasiswa ULM.
"Kerja sama ini sangat membantu agar nantinya SDM masyarakat adat atau pegunungan dapat lebih baik. Kami ingin generasi muda Suku Dayak mampu berperan dalam pembangunan," ujarnya.
Diakuinya selama ini angka putus sekolah anak Pegunungan Meratus sangat tinggi dan hanya segelintir mereka yang bisa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
Sejumlah faktor jadi penyebabnya. Antara lain faktor ekonomi, kemampuan akademik, budaya seperti ikut orang tua bertani atau berladang serta banyak juga yang memilih menikah atau juga tidak bisa hidup merantau.
Kawasan Pegunungan Meratus tersebar di tiga provinsi di Kalimantan yaitu Kalsel, Kalteng dan Kaltim. Di Kalsel pegunungan ini membelah sembilan kabupaten. Warga Suku Dayak Meratus hidup dalam wilayah yang disebut Balai Adat yang jumlahnya puluhan tersebar di Pegunungan Meratus.