Nanga Bulik (ANTARA) - Fenomena ikan mudik atau migrasi dari hilir sungai menuju hulu sungai menjadi berkah masyarakat dibeberapa desa termasuk bagi warga Desa Tapin Bini Kecamatan Lamandau Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah.
Migrasi berbagai jenis ikan tersebut terjadi setiap tahun ketika peralihan musim dari penghujan ke musim kemarau berlangsung, kata Bupati Lamandau, Hendra Lesmana di Nanga Bulik, Senin.
"Ikan air tawar jumlahnya ribuan yang bermigrasi, diantaranya jenis ikan seluang, ikan siba, ikan langguaran, serta berbagai jenis ikan kecil lainnya," tambahnya.
Menurutnya, saat bermigrasi ini ikan air tawar yang jumlahnya mencapai ribuan tersebut secara bergerombol menuju hulu sungai, kemudian warga di titik tertentu mengadang dan menangkap ikan tersebut dengan menggunakan jala, jaring serta tanggok atau tangguk.
Cara penangkapan ikan secara tradisional yang ramah lingkungan ini menjadi kearifan budaya lokal setempat, karena berbagai jenis ikan tersebut berukuran kecil, maka ikan yang datang secara bergerombol tersebut tidak seluruhnya tertangkap oleh masyarakat. Setibanya di hulu sungai, ikan yang selamat dari tangkapan akan terus tumbuh dan berkembang biak.
Ikan hasil tangkapan warga kemudian sebagian ada yang dijual serta ada juga yang dikonsumsi sendiri, dan diolah menjadi berbagai olahan ikan tradisional khas daerah setempat.
"Untuk yang dikonsumsi sendiri oleh masyarakat, kebanyakan mereka membuat olahan tradisional berbahan dasar ikan tersebut, diantaranya kompuh ikan, yaitu ikan tersebut dimasak dalam bambu dengan berbagai bumbu," terangnya.
Selain menjadi tambahan menu untuk kebutuhan sehari-hari, migrasi ikan ini juga menjadi berkah buat masyarakat karena hasil ikan tangkapan yang dijual dapat menjadi tambahan pendapatan keluarga.
Orang nomor satu di Bumi Bahaum Bakuba itu mengatakan, fenomena tahunan ini juga menjadi potensi destinasi wisata, terlebih lokasi bermigrasinya ikan-ikan ini sungainya masih asri dan terdiri dari riam-riam yang menakjubkan.
Epi warga Desa Bayat Kecamatan Belantikan Raya juga merasakan berkah tersebut. Bahkan ia bersama keluarganya mendapatkan ribuan ikan hasil menjaring ikan tersebut, hasil tangkapan mereka sebagian dijual dan sebagian dikonsumsi serta dibagikan kepada tetangganya.
"Sekali angkat jaring ribuan ikan yang nyangkut, puji Tuhan dapat menjadi tambahan pendapatan keluarga, karena ini sebagian akan saya jual," demikian Epi.
Migrasi berbagai jenis ikan tersebut terjadi setiap tahun ketika peralihan musim dari penghujan ke musim kemarau berlangsung, kata Bupati Lamandau, Hendra Lesmana di Nanga Bulik, Senin.
"Ikan air tawar jumlahnya ribuan yang bermigrasi, diantaranya jenis ikan seluang, ikan siba, ikan langguaran, serta berbagai jenis ikan kecil lainnya," tambahnya.
Menurutnya, saat bermigrasi ini ikan air tawar yang jumlahnya mencapai ribuan tersebut secara bergerombol menuju hulu sungai, kemudian warga di titik tertentu mengadang dan menangkap ikan tersebut dengan menggunakan jala, jaring serta tanggok atau tangguk.
Cara penangkapan ikan secara tradisional yang ramah lingkungan ini menjadi kearifan budaya lokal setempat, karena berbagai jenis ikan tersebut berukuran kecil, maka ikan yang datang secara bergerombol tersebut tidak seluruhnya tertangkap oleh masyarakat. Setibanya di hulu sungai, ikan yang selamat dari tangkapan akan terus tumbuh dan berkembang biak.
Ikan hasil tangkapan warga kemudian sebagian ada yang dijual serta ada juga yang dikonsumsi sendiri, dan diolah menjadi berbagai olahan ikan tradisional khas daerah setempat.
"Untuk yang dikonsumsi sendiri oleh masyarakat, kebanyakan mereka membuat olahan tradisional berbahan dasar ikan tersebut, diantaranya kompuh ikan, yaitu ikan tersebut dimasak dalam bambu dengan berbagai bumbu," terangnya.
Selain menjadi tambahan menu untuk kebutuhan sehari-hari, migrasi ikan ini juga menjadi berkah buat masyarakat karena hasil ikan tangkapan yang dijual dapat menjadi tambahan pendapatan keluarga.
Orang nomor satu di Bumi Bahaum Bakuba itu mengatakan, fenomena tahunan ini juga menjadi potensi destinasi wisata, terlebih lokasi bermigrasinya ikan-ikan ini sungainya masih asri dan terdiri dari riam-riam yang menakjubkan.
Epi warga Desa Bayat Kecamatan Belantikan Raya juga merasakan berkah tersebut. Bahkan ia bersama keluarganya mendapatkan ribuan ikan hasil menjaring ikan tersebut, hasil tangkapan mereka sebagian dijual dan sebagian dikonsumsi serta dibagikan kepada tetangganya.
"Sekali angkat jaring ribuan ikan yang nyangkut, puji Tuhan dapat menjadi tambahan pendapatan keluarga, karena ini sebagian akan saya jual," demikian Epi.