Jakarta (ANTARA) - Sama seperti di Indonesia, banyak pengguna kerudung di Negeri Jiran Malaysia. Sekilas tampak mirip, tapi sebetulnya tren kerudung yang digemari di dua negara sedikit berbeda.

Linda Anggrea, Creative Director brand Buttonscarves, menuturkan bahwa konsumen di Malaysia cenderung menyukai kerudung berbentuk pashmina, sementara di Indonesia kerudung bentuk segi empat lebih diminati.

Baca juga: Warna bumi jadi favorit untuk tren kerudung

Tren ini juga mempengaruhi pemilihan produk yang dijual Buttonscarves di Indonesia dan Malaysia.

"Dari awal, kami mengenali ada perbedaan cara orang Malaysia memakai hijab, makanya kita memang mengubah sedikit assortment produk (di toko Malaysia)," kata Linda dalam konferensi pers daring pembukaan toko pertama di Kuala Lumpur, Malaysia, Jumat.

Di toko-toko Indonesia, proporsi kerudung pashmina yang dijual jauh lebih sedikit dibandingkan di toko Malaysia.

Selain soal bentuk, pengguna kerudung di Malaysia lebih menyukai bahan licin dan berkilau seperti satin sutra yang memberi kesan elegan.

Di Indonesia, bahan katun voal yang adem dan tidak licin menjadi idola pengguna kerudung. Namun, bahan seperti ini tak terlalu populer di Negeri Jiran.

Baca juga: Tampilan jilbab khusus perempuan berjiwa petualang

Buttonscarves ingin memperkenalkan model dan bahan kerudung yang populer di Indonesia ke negara tetangga. Linda berharap tren kerudung Indonesia juga akan digemari di Malaysia.

Buttonscarves meresmikan toko internasional pertama di Avenue K Mall, Kuala Lumpur, Malaysia.

Nantinya, akan ada produk-produk ekslusif yang hanya bisa ditemui di toko Malaysia.

Pada akhir 2020, Buttonscarves akan membuka toko baru di Setia City Mall, Malaysia.

Baca juga: Helm khusus pengguna hijab dari Cargless

Baca juga: Hijab sederhana dengan satu jarum untuk ragam busana

Baca juga: Pilihan hijab yang nyaman digunakan saat cuaca panas
 

Pewarta : Nanien Yuniar
Uploader : Admin Kalteng
Copyright © ANTARA 2024