Muara Teweh (ANTARA) - Warga Muara Teweh Kabupaten Barito Utara bernama Syaufi (44) ini merasa terbantu saat menjalani operasi pasang ring jantung dengan cuma-cuma atau gratis karena telah dijamin, sebagai peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS).
"Sangat terbantulah pastinya, sudah sejak tahun 2014 punya kartu ini (KIS) dan beberapa kali dari perawatan, operasi hingga sampai sekarang masih rutin kontrol kesehatan dan pengobatan tidak terbebani biaya alias gratis," kata Syaufi di Muara Teweh, Kamis.
Dia yang sebagai kepala keluarga tentu memiliki kewajiban untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari anggota keluarganya.
Ia yang menghidupi keluarganya dari hasil berjualan (warung) di depan rumahnya. Dengan bangga, menunjukkan Kartu Indonesia Sehat sebagai tanda kepesertaan Program JKN-KIS.
"Saya bersyukur memiliki jaminan kesehatan dari segmen Penerima Bantuan Iuran dan merasa sangat terbantu dari iuran yang telah dibayarkan oleh pemerintah dapat mengurangi beban dan risiko akan biaya kesehatan saat sakit," kata dia.
Mengawali ceritanya, pada Maret 2018, Ia tiba-tiba terkena serangan jantung dan dibawa ke IGD RSUD Muara Teweh kemudian setelah mendapat perawatan dirujuk ke RSUD Doris Sylvanus Palangka Raya hingga rawat inap beberapa hari.
“Dari hasil pemeriksaan harus segera dilakukan operasi pemasangan ring di bagian jantung saya, padahal pada saat itu saya masih bekerja sebagai buruh bangunan dan entah dari mana saya harus bayar biaya operasi kalau tidak punya kartu KIS ini,” cerita dia.
Setelah menjalani operasi, Syaufi secara rutin harus menjalani pengobatan dan mengkonsumsi obat sakit jantungnya, terhitung dari 2018 hingga saat ini melalui program Rujuk Balik (PRB) dia mengakses layanan kesehatan tanpa biaya.
“Dari sejak 2 tahun lalu, karena sakit yang saya derita maka pekerjaan berat pun tidak bisa dijalani karena tidak bisa terlalu lelah dan kini dengan berjualan di depan rumah menjadi penghasilan utama. Kalau harus membayar biaya obat setiap bulannya tentu akan terasa sangat berat, dengan KIS inilah sebagai harapan saya untuk tetap terus bertahan," ucap Syaufi.
Ia pun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pemerintah dan peserta JKN-KIS lainnya yang telah bergotong royong dalam program JKN-KIS.
“Terima kasih kepedulian dari pemerintah dan peserta JKN-KIS lainnya, harapannya program ini selalu ada untuk membantu masyarakat yang membutuhkan,” tutur dia.
"Sangat terbantulah pastinya, sudah sejak tahun 2014 punya kartu ini (KIS) dan beberapa kali dari perawatan, operasi hingga sampai sekarang masih rutin kontrol kesehatan dan pengobatan tidak terbebani biaya alias gratis," kata Syaufi di Muara Teweh, Kamis.
Dia yang sebagai kepala keluarga tentu memiliki kewajiban untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari anggota keluarganya.
Ia yang menghidupi keluarganya dari hasil berjualan (warung) di depan rumahnya. Dengan bangga, menunjukkan Kartu Indonesia Sehat sebagai tanda kepesertaan Program JKN-KIS.
"Saya bersyukur memiliki jaminan kesehatan dari segmen Penerima Bantuan Iuran dan merasa sangat terbantu dari iuran yang telah dibayarkan oleh pemerintah dapat mengurangi beban dan risiko akan biaya kesehatan saat sakit," kata dia.
Mengawali ceritanya, pada Maret 2018, Ia tiba-tiba terkena serangan jantung dan dibawa ke IGD RSUD Muara Teweh kemudian setelah mendapat perawatan dirujuk ke RSUD Doris Sylvanus Palangka Raya hingga rawat inap beberapa hari.
“Dari hasil pemeriksaan harus segera dilakukan operasi pemasangan ring di bagian jantung saya, padahal pada saat itu saya masih bekerja sebagai buruh bangunan dan entah dari mana saya harus bayar biaya operasi kalau tidak punya kartu KIS ini,” cerita dia.
Setelah menjalani operasi, Syaufi secara rutin harus menjalani pengobatan dan mengkonsumsi obat sakit jantungnya, terhitung dari 2018 hingga saat ini melalui program Rujuk Balik (PRB) dia mengakses layanan kesehatan tanpa biaya.
“Dari sejak 2 tahun lalu, karena sakit yang saya derita maka pekerjaan berat pun tidak bisa dijalani karena tidak bisa terlalu lelah dan kini dengan berjualan di depan rumah menjadi penghasilan utama. Kalau harus membayar biaya obat setiap bulannya tentu akan terasa sangat berat, dengan KIS inilah sebagai harapan saya untuk tetap terus bertahan," ucap Syaufi.
Ia pun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pemerintah dan peserta JKN-KIS lainnya yang telah bergotong royong dalam program JKN-KIS.
“Terima kasih kepedulian dari pemerintah dan peserta JKN-KIS lainnya, harapannya program ini selalu ada untuk membantu masyarakat yang membutuhkan,” tutur dia.