Kuala Pembuang, Seruyan (ANTARA) - Legislator Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah, Masfuatun menilai jumlah tenaga pendidik atau guru di pedalaman, khususnya di bagian hulu wilayah setempat, masih sangat kurang dalam melayani peserta didik saat pandemi COVID-19 atau virus corona seperti sekarang ini.
Adanya pandemi COVID-19 ini membuat jumlah tenaga pendidik di pedalaman menjadi sangat kurang karena proses belajar mengajar menggunakan daring (dalam jaringan), kata Masfuatun di Kuala Pembuang, Senin.
"Akibat kekurangan tenaga pendidik itu, mau tidak mau ada orang tua yang ke sekolah untuk mengambil tugas anaknya. Bisa juga guru yang mendatangi murid," tambahnya.
Menurut dia, untuk tenaga pendidik di daerah yang bagian hulu Seruyan masih kurang pada saat pandemi ini dibandingkan daerah bagian hilir, apabila untuk mendatangi siswa tentu akan terkendala dengan jumlah.
Masfuatun mengatakan dibandingkan dengan daerah hilir, selain tempat peserta didiknya tersebar juga tenaga pendidiknya sangat minim, oleh karena itu, sekolah online pada saat pandemi COVID-19 di daerah hulu masih kurang efektif karena ada beberapa kendala,” ungkapnya.
"Selain jumlah SDM yang kurang, di daerah hulu Seruyan juga permasalahan jaringan yang tidak baik, karena ada beberapa daerah yang tidak terdapat jaringan," ucapnya.
Baca juga: Legislator Seruyan berharap HPH dipertahankan dan tidak dialifungsikan
Mengatasi masalah tersebut, Pimpinan dan anggota DPRD Seruyan pun sedang melakukan pembicaraan dengan Dinas Pendidikan Seruyan. Ditambah lagi, sudah adanya surat edaran Bupati pada 3 Agustus, bahwa sekolah tatap muka, bisa dilakukan di daerah yang zona hijau.
Ia menambahkan, memang sekolah tatap muka tersebut sangat beresiko dalam penularan COVID-19. Tapi karena ada beberapa kendala di kabupaten yang berjuluk Bumi Gawi Hantantiring ini, maka perlu diambil keberpihakan, sehingga pendidikan di Seruyan bisa berjalan lancar.
"Kalau bisa sekolah tatap muka seperti kelasnya dibagi dua untuk mengurangi perkumpulan, karena kita tahu bahwa anak-anak sulit untuk di atur, jangankan anak bahkan orang tua sekali pun sulit untuk diatur seperti menggunakan masker sekarang masih ada yang tidak menggunakan," demikian Masfuatun.
Baca juga: DPRD Seruyan kawal penggunaan anggaran COVID-19
Baca juga: Anang Maskur terpilih secara aklamasi pimpin Golkar Seruyan
Baca juga: Sebanyak 99 pegawai DPRD Barsel jalani tes cepat COVID-19
Adanya pandemi COVID-19 ini membuat jumlah tenaga pendidik di pedalaman menjadi sangat kurang karena proses belajar mengajar menggunakan daring (dalam jaringan), kata Masfuatun di Kuala Pembuang, Senin.
"Akibat kekurangan tenaga pendidik itu, mau tidak mau ada orang tua yang ke sekolah untuk mengambil tugas anaknya. Bisa juga guru yang mendatangi murid," tambahnya.
Menurut dia, untuk tenaga pendidik di daerah yang bagian hulu Seruyan masih kurang pada saat pandemi ini dibandingkan daerah bagian hilir, apabila untuk mendatangi siswa tentu akan terkendala dengan jumlah.
Masfuatun mengatakan dibandingkan dengan daerah hilir, selain tempat peserta didiknya tersebar juga tenaga pendidiknya sangat minim, oleh karena itu, sekolah online pada saat pandemi COVID-19 di daerah hulu masih kurang efektif karena ada beberapa kendala,” ungkapnya.
"Selain jumlah SDM yang kurang, di daerah hulu Seruyan juga permasalahan jaringan yang tidak baik, karena ada beberapa daerah yang tidak terdapat jaringan," ucapnya.
Baca juga: Legislator Seruyan berharap HPH dipertahankan dan tidak dialifungsikan
Mengatasi masalah tersebut, Pimpinan dan anggota DPRD Seruyan pun sedang melakukan pembicaraan dengan Dinas Pendidikan Seruyan. Ditambah lagi, sudah adanya surat edaran Bupati pada 3 Agustus, bahwa sekolah tatap muka, bisa dilakukan di daerah yang zona hijau.
Ia menambahkan, memang sekolah tatap muka tersebut sangat beresiko dalam penularan COVID-19. Tapi karena ada beberapa kendala di kabupaten yang berjuluk Bumi Gawi Hantantiring ini, maka perlu diambil keberpihakan, sehingga pendidikan di Seruyan bisa berjalan lancar.
"Kalau bisa sekolah tatap muka seperti kelasnya dibagi dua untuk mengurangi perkumpulan, karena kita tahu bahwa anak-anak sulit untuk di atur, jangankan anak bahkan orang tua sekali pun sulit untuk diatur seperti menggunakan masker sekarang masih ada yang tidak menggunakan," demikian Masfuatun.
Baca juga: DPRD Seruyan kawal penggunaan anggaran COVID-19
Baca juga: Anang Maskur terpilih secara aklamasi pimpin Golkar Seruyan
Baca juga: Sebanyak 99 pegawai DPRD Barsel jalani tes cepat COVID-19