Jakarta (ANTARA) - Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Letjen TNI Doni Monardo mengatakan peran ibu-ibu rumah tangga perlu dioptimalkan di tengah masyarakat dalam upaya mengatasi serta memutus mata rantai penyebaran COVID-19.
"Ini sesuai arahan Presiden memanfaatkan ibu-ibu PKK dalam memutus mata rantai penyebaran COVID-19," kata dia saat diskusi daring yang dipantau di Jakarta, Sabtu.
Pemanfaatan peran ibu-ibu tersebut dikarenakan selama ini mereka salah satu figur yang dihormati, dipatuhi oleh siapa saja.
Ia berpandangan kehadiran kaum ibu di tengah masyarakat dalam memutus mata rantai akan menjadi sebuah kekuatan yang luar biasa.
Ketika ibu-ibu atau orang tua menyampaikan pesan tentang bagaimana melindungi diri maupun lingkungan maka akan banyak pihak yang lebih mau mendengarkan.
Tidak hanya kaum ibu, Doni menilai pelibatan pemuka agama, budaya dan orang-orang yang memiliki pengaruh akan berdampak besar dalam mengatasi pandemi COVID-19.
"Kita harus menjaga masyarakat yang sehat agar tetap sehat, yang kurang sehat harus kita pulihkan dan yang sakit kita obati," katanya.
Ia mengatakan kasus COVID-19 masih terus naik bahkan sudah 130 ribu orang terpapar dan 6.000 lebih meninggal akibat virus tersebut. Maka seharusnya masyarakat lebih peduli lagi dengan disiplin kesehatan.
Oleh karena itu, Doni yang juga kepala BNPB tersebut mengajak semua pihak untuk menempatkan strategi dimana kekuatan masyarakat menjadi ujung tombak.
Sementara para tenaga medis merupakan benteng terakhir dalam upaya mengatasi virus tersebut. Maka dari itu masyarakat tidak boleh membiarkan rumah sakit penuh apalagi tenaga medis kehabisan tenaga bahkan harus kehilangan nyawa.
"Kita tidak ingin lagi kehilangan pahlawan kemanusiaan," ujar dia.
"Ini sesuai arahan Presiden memanfaatkan ibu-ibu PKK dalam memutus mata rantai penyebaran COVID-19," kata dia saat diskusi daring yang dipantau di Jakarta, Sabtu.
Pemanfaatan peran ibu-ibu tersebut dikarenakan selama ini mereka salah satu figur yang dihormati, dipatuhi oleh siapa saja.
Ia berpandangan kehadiran kaum ibu di tengah masyarakat dalam memutus mata rantai akan menjadi sebuah kekuatan yang luar biasa.
Ketika ibu-ibu atau orang tua menyampaikan pesan tentang bagaimana melindungi diri maupun lingkungan maka akan banyak pihak yang lebih mau mendengarkan.
Tidak hanya kaum ibu, Doni menilai pelibatan pemuka agama, budaya dan orang-orang yang memiliki pengaruh akan berdampak besar dalam mengatasi pandemi COVID-19.
"Kita harus menjaga masyarakat yang sehat agar tetap sehat, yang kurang sehat harus kita pulihkan dan yang sakit kita obati," katanya.
Ia mengatakan kasus COVID-19 masih terus naik bahkan sudah 130 ribu orang terpapar dan 6.000 lebih meninggal akibat virus tersebut. Maka seharusnya masyarakat lebih peduli lagi dengan disiplin kesehatan.
Oleh karena itu, Doni yang juga kepala BNPB tersebut mengajak semua pihak untuk menempatkan strategi dimana kekuatan masyarakat menjadi ujung tombak.
Sementara para tenaga medis merupakan benteng terakhir dalam upaya mengatasi virus tersebut. Maka dari itu masyarakat tidak boleh membiarkan rumah sakit penuh apalagi tenaga medis kehabisan tenaga bahkan harus kehilangan nyawa.
"Kita tidak ingin lagi kehilangan pahlawan kemanusiaan," ujar dia.