Jakarta (ANTARA) - Setelah meluncurkan Facebook Shop, Facebook melakukan uji coba fitur tersebut di dalam aplikasinya, sebuah tab di mana pengguna akan dapat menemukan produk dan kemudian membelinya langsung dalam aplikasi.
Uji coba yang dilakukan untuk pengguna AS tersebut tampaknya merupakan langkah Facebook memperluas bisnis e-commerce dan mencoba menjadikan belanja sebagai tujuan di aplikasi utamanya, serupa dengan yang sudah dilakukan di dalam Instagram.
Selain uji coba dalam aplikasi, Facebook juga memperluas fitur baru yang diluncurkan awal tahun ini dan memungkinkan orang menjual produk di Facebook dan Instagram ke semua bisnis yang memenuhi persyaratan secara global.
Kehadiran tab fitur baru dalam aplikasi juga bersamaan dengan opsi penyesuaian terbaru, perpesanan dan masukkan untuk hasil kinerja penjualan.
Baca juga: Facebook serahkan data terkait Myanmnar ke penyelidik PBB
Penjual akan dapat berkomunikasi dengan pelanggan mereka melalui Messenger, Instagram Direct dan juga WhatsApp.
Penjual juga dapat menggelar acara "Live Shopping" di mana mereka melakukan streaming langsung dan memamerkan produk yang dapat dibeli pelanggan secara langsung melalui streaming di Facebook atau Instagram.
Tidak hanya itu, fitur Checkout di Instagram, yang memungkinkan penyelesaian transaksi melalui aplikasi, kini juga diperluas ke semua penjual di AS yang memenuhi syarat.
Baca juga: Facebook akan perluas layanan berita
Biaya transaksi akan dibebaskan hingga akhir tahun karena pandemi. Sementara itu, Facebook memperbarui persyaratan bagi penjual untuk memastikan bisnis mereka benar-benar ada dan menjual produk yang otentik.
Semua pembaruan dan perluasan produk menunjukkan keseriusan Facebook terhadap fitur belanja sebagai lini bisnis.
Pada 2019, CEO Facebook Mark Zuckerberg berharap fitur perdagangan dan pembayaran dapat menjadi masa depan perusahaan.
Baca juga: Karyawan Facebook diizinkan bekerja dari rumah hingga Juli 2021
Baca juga: Saingi YouTube, Facebook hadirkan fitur video musik
Baca juga: Facebook hadirkan kampanye edukasi #NyamandiSosmed
Uji coba yang dilakukan untuk pengguna AS tersebut tampaknya merupakan langkah Facebook memperluas bisnis e-commerce dan mencoba menjadikan belanja sebagai tujuan di aplikasi utamanya, serupa dengan yang sudah dilakukan di dalam Instagram.
Selain uji coba dalam aplikasi, Facebook juga memperluas fitur baru yang diluncurkan awal tahun ini dan memungkinkan orang menjual produk di Facebook dan Instagram ke semua bisnis yang memenuhi persyaratan secara global.
Kehadiran tab fitur baru dalam aplikasi juga bersamaan dengan opsi penyesuaian terbaru, perpesanan dan masukkan untuk hasil kinerja penjualan.
Baca juga: Facebook serahkan data terkait Myanmnar ke penyelidik PBB
Penjual akan dapat berkomunikasi dengan pelanggan mereka melalui Messenger, Instagram Direct dan juga WhatsApp.
Penjual juga dapat menggelar acara "Live Shopping" di mana mereka melakukan streaming langsung dan memamerkan produk yang dapat dibeli pelanggan secara langsung melalui streaming di Facebook atau Instagram.
Tidak hanya itu, fitur Checkout di Instagram, yang memungkinkan penyelesaian transaksi melalui aplikasi, kini juga diperluas ke semua penjual di AS yang memenuhi syarat.
Baca juga: Facebook akan perluas layanan berita
Biaya transaksi akan dibebaskan hingga akhir tahun karena pandemi. Sementara itu, Facebook memperbarui persyaratan bagi penjual untuk memastikan bisnis mereka benar-benar ada dan menjual produk yang otentik.
Semua pembaruan dan perluasan produk menunjukkan keseriusan Facebook terhadap fitur belanja sebagai lini bisnis.
Pada 2019, CEO Facebook Mark Zuckerberg berharap fitur perdagangan dan pembayaran dapat menjadi masa depan perusahaan.
Baca juga: Karyawan Facebook diizinkan bekerja dari rumah hingga Juli 2021
Baca juga: Saingi YouTube, Facebook hadirkan fitur video musik
Baca juga: Facebook hadirkan kampanye edukasi #NyamandiSosmed