Jakarta (ANTARA) - Kevin Mayer telah mengundurkan diri sebagai CEO TikTok, hanya beberapa bulan setelah mengambil pekerjaan itu dan setelah tekanan baru-baru ini oleh Presiden Trump atas keamanan aplikasi, Variety melaporkan, Kamis.
Mayer mengirim surat kepada karyawan TikTok dan ByteDance pada Rabu (26/8) malam, mengumumkan keputusannya.
Baca juga: TikTok akan gugat kebijakan Donald Trump?
“Dalam beberapa minggu terakhir, karena lingkungan politik telah berubah dengan tajam, saya telah melakukan refleksi yang signifikan tentang apa yang diperlukan oleh perubahan struktural perusahaan, dan apa artinya bagi peran global yang saya daftarkan," kata Mayer.
"Dengan latar belakang ini, dan karena kami berharap untuk mencapai resolusi segera, dengan berat hati saya ingin memberi tahu Anda semua bahwa saya telah memutuskan untuk meninggalkan perusahaan," kata dia melanjutkan.
Ia mengatakan, dirinya memahami bahwa peran yang ia jalani, termasuk menjalankan TikTok secara global--akan terlihat sangat berbeda sebagai hasil dari tindakan pemerintah AS untuk mendorong penjualan bisnis negara tersebut.
Keluarnya Mayer terjadi hanya beberapa minggu setelah Presiden Trump menandatangani perintah eksekutif untuk melarang TikTok kecuali perusahaan induknya, ByteDance, menjual aset AS-nya ke perusahaan Amerika dalam waktu 90 hari.
Baca juga: Berikut 5 medsos paling populer di dunia di 2020
Microsoft sedang dalam pembicaraan untuk membeli aplikasi video bentuk pendek ini, sementara pembeli lainnya yang dilaporkan tertarik termasuk Twitter dan raksasa perangkat lunak Oracle.
Sebelum bergabung dengan TikTok pada bulan Mei, Mayer adalah ketua divisi direct-to-customer & international The Walt Disney Company.
Dia sebelumnya menjabat sebagai wakil presiden eksekutif senior dan kepala bagian strategi Disney.
Baca juga: Trump berikan pujian pada perusahaan yang ingin membeli TikTok
"Kami menghargai dinamika politik dalam beberapa bulan terakhir telah secara signifikan mengubah ruang lingkup peran Kevin ke depan, dan sepenuhnya menghormati keputusannya," kata TikTok kepada Variety.
"Kami berterima kasih atas waktunya di perusahaan dan berharap dia baik-baik saja," tutup perwakilan TikTok.
Meski demikian, Mayer optimistis bahwa TikTok akan terus berkembang dan komunitas di dalamnya juga terus memberikan konten dan kreativitas di dalam platform tersebut.
"Untuk pengguna kami, potensi perubahan struktural tidak boleh memengaruhi pengalaman mereka, dan saya sangat yakin bahwa komunitas kami akan lebih kreatif dan beragam dari sebelumnya," kata Mayer.
"Platform ini akan terus memberikan komunitas global kami pengalaman yang luar biasa dan terintegrasi seperti saat ini," ujarnya menambahkan.
Baca juga: Trump tekan ByteDance lepas aplikasi TikTok di AS
Baca juga: Benarkah TikTok mencuri data pengguna?
Baca juga: Kebijakan Trump membuat TikTok 'kaget'
Mayer mengirim surat kepada karyawan TikTok dan ByteDance pada Rabu (26/8) malam, mengumumkan keputusannya.
Baca juga: TikTok akan gugat kebijakan Donald Trump?
“Dalam beberapa minggu terakhir, karena lingkungan politik telah berubah dengan tajam, saya telah melakukan refleksi yang signifikan tentang apa yang diperlukan oleh perubahan struktural perusahaan, dan apa artinya bagi peran global yang saya daftarkan," kata Mayer.
"Dengan latar belakang ini, dan karena kami berharap untuk mencapai resolusi segera, dengan berat hati saya ingin memberi tahu Anda semua bahwa saya telah memutuskan untuk meninggalkan perusahaan," kata dia melanjutkan.
Ia mengatakan, dirinya memahami bahwa peran yang ia jalani, termasuk menjalankan TikTok secara global--akan terlihat sangat berbeda sebagai hasil dari tindakan pemerintah AS untuk mendorong penjualan bisnis negara tersebut.
Keluarnya Mayer terjadi hanya beberapa minggu setelah Presiden Trump menandatangani perintah eksekutif untuk melarang TikTok kecuali perusahaan induknya, ByteDance, menjual aset AS-nya ke perusahaan Amerika dalam waktu 90 hari.
Baca juga: Berikut 5 medsos paling populer di dunia di 2020
Microsoft sedang dalam pembicaraan untuk membeli aplikasi video bentuk pendek ini, sementara pembeli lainnya yang dilaporkan tertarik termasuk Twitter dan raksasa perangkat lunak Oracle.
Sebelum bergabung dengan TikTok pada bulan Mei, Mayer adalah ketua divisi direct-to-customer & international The Walt Disney Company.
Dia sebelumnya menjabat sebagai wakil presiden eksekutif senior dan kepala bagian strategi Disney.
Baca juga: Trump berikan pujian pada perusahaan yang ingin membeli TikTok
"Kami menghargai dinamika politik dalam beberapa bulan terakhir telah secara signifikan mengubah ruang lingkup peran Kevin ke depan, dan sepenuhnya menghormati keputusannya," kata TikTok kepada Variety.
"Kami berterima kasih atas waktunya di perusahaan dan berharap dia baik-baik saja," tutup perwakilan TikTok.
Meski demikian, Mayer optimistis bahwa TikTok akan terus berkembang dan komunitas di dalamnya juga terus memberikan konten dan kreativitas di dalam platform tersebut.
"Untuk pengguna kami, potensi perubahan struktural tidak boleh memengaruhi pengalaman mereka, dan saya sangat yakin bahwa komunitas kami akan lebih kreatif dan beragam dari sebelumnya," kata Mayer.
"Platform ini akan terus memberikan komunitas global kami pengalaman yang luar biasa dan terintegrasi seperti saat ini," ujarnya menambahkan.
Baca juga: Trump tekan ByteDance lepas aplikasi TikTok di AS
Baca juga: Benarkah TikTok mencuri data pengguna?
Baca juga: Kebijakan Trump membuat TikTok 'kaget'