Sampit (ANTARA) - Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah Handoyo J Wibowo mendukung pemerintah daerah merealisasikan pemindahan aktivitas bongkar muat barang dari Pelabuhan Sampit ke Pelabuhan Bagendang agar jalan dalam kota tidak semakin rusak.
"Sudah saatnya bongkar muat barang dipindah ke Pelabuhan Bagendang. Kalau ini tetap dibiarkan, maka jalan di dalam kota, khususnya Jalan S Parman akan terus-menerus sering rusak,” kata Handoyo J Wibowo di Sampit, Senin.
Handoyo menyoroti kondisi Jalan S Parman yang sering rusak. Jalan yang membelah pusat kota ini menjadi akses kendaraan-kendaraan berat menuju Pelabuhan Sampit.
Selain sering rusak, saat ini kondisi jalan tersebut bergelombang. Menurut Handoyo, kondisi itu tidak bisa lagi diperbaiki hanya dengan sistem tambal sulam, tetapi harus dilakukan peningkatan secara menyeluruh.
Politisi Partai Demokrat ini menilai, sudah sangat tidak layak lagi kendaraan berat hilir mudik di tengah kota. Selain jalan sering rusak, aktivitas itu juga rawan memicu kecelakaan lalu lintas. Belum lagi, sudah cukup sering truk besar yang ambles sehingga merusak jalan.
Baca juga: DPRD Kotim minta perusahaan kepelabuhanan perhatikan kesejahteraan pekerja
Pemerintah daerah harus berpikir jangka panjang. Jika aktivitas bongkar muat barang masih diizinkan di Pelabuhan Sampit sehingga truk-truk besar dan alat berat tetap melintas maka jalan yang dilalui akan sering rusak.
Untuk itulah Handoyo mendukung rencana pemerintah memindah aktivitas bongkar muat ke Pelabuhan Bagendang yang memang sudah lama dikhususkan untuk bongkar muat petikemas dan barang lainnya.
Rencana pemindahan tersebut harus segera direalisasikan, bukan sekadar wacana. Dengan begitu jalan tidak lagi rusak, sementara Pelabuhan Sampit hanya untuk aktivitas turun-naik penumpang.
Dia meminta perusahaan juga memahami kondisi ini dan berlapang dada memahami keinginan masyarakat. Memindah aktivitas bongkar muat barang ke Pelabuhan Bagendang semata-mata demi kepentingan masyarakat luas.
"Ini juga atas pertimbangan faktor keselamatan. Kondisi saat ini sudah tidak layak karena aktivitas masyarakat semakin tinggi dan lalu lintas bertambah padat. Saya yakin perusahaan juga terbuka hatinya memahami kondisi ini. Pemindahan aktivitas bongkar muat barang ini harus segera dilaksanakan," demikian Handoyo.
Baca juga: Karyawan ini diduga gelapkan Rp1,9 miliar uang pengurusan STNK
Baca juga: KPU Kotim gandeng BNNP Kalteng periksa peserta pilkada
"Sudah saatnya bongkar muat barang dipindah ke Pelabuhan Bagendang. Kalau ini tetap dibiarkan, maka jalan di dalam kota, khususnya Jalan S Parman akan terus-menerus sering rusak,” kata Handoyo J Wibowo di Sampit, Senin.
Handoyo menyoroti kondisi Jalan S Parman yang sering rusak. Jalan yang membelah pusat kota ini menjadi akses kendaraan-kendaraan berat menuju Pelabuhan Sampit.
Selain sering rusak, saat ini kondisi jalan tersebut bergelombang. Menurut Handoyo, kondisi itu tidak bisa lagi diperbaiki hanya dengan sistem tambal sulam, tetapi harus dilakukan peningkatan secara menyeluruh.
Politisi Partai Demokrat ini menilai, sudah sangat tidak layak lagi kendaraan berat hilir mudik di tengah kota. Selain jalan sering rusak, aktivitas itu juga rawan memicu kecelakaan lalu lintas. Belum lagi, sudah cukup sering truk besar yang ambles sehingga merusak jalan.
Baca juga: DPRD Kotim minta perusahaan kepelabuhanan perhatikan kesejahteraan pekerja
Pemerintah daerah harus berpikir jangka panjang. Jika aktivitas bongkar muat barang masih diizinkan di Pelabuhan Sampit sehingga truk-truk besar dan alat berat tetap melintas maka jalan yang dilalui akan sering rusak.
Untuk itulah Handoyo mendukung rencana pemerintah memindah aktivitas bongkar muat ke Pelabuhan Bagendang yang memang sudah lama dikhususkan untuk bongkar muat petikemas dan barang lainnya.
Rencana pemindahan tersebut harus segera direalisasikan, bukan sekadar wacana. Dengan begitu jalan tidak lagi rusak, sementara Pelabuhan Sampit hanya untuk aktivitas turun-naik penumpang.
Dia meminta perusahaan juga memahami kondisi ini dan berlapang dada memahami keinginan masyarakat. Memindah aktivitas bongkar muat barang ke Pelabuhan Bagendang semata-mata demi kepentingan masyarakat luas.
"Ini juga atas pertimbangan faktor keselamatan. Kondisi saat ini sudah tidak layak karena aktivitas masyarakat semakin tinggi dan lalu lintas bertambah padat. Saya yakin perusahaan juga terbuka hatinya memahami kondisi ini. Pemindahan aktivitas bongkar muat barang ini harus segera dilaksanakan," demikian Handoyo.
Baca juga: Karyawan ini diduga gelapkan Rp1,9 miliar uang pengurusan STNK
Baca juga: KPU Kotim gandeng BNNP Kalteng periksa peserta pilkada