Sampit (ANTARA) - Seorang pasien penderita COVID-19 yang dirawat di ruang isolasi RSUD dr Murjani Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, menjebol kamar perawatan, diduga karena jenuh sehingga berupaya keluar dari ruang isolasi.
"Itu memang terjadi, tapi sudah ditenangkan. Pasien tidak ke mana-mana. Sudah dikembalikan ke ruang perawatan," kata Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kotawaringin Timur, Multazam di Sampit, Minggu.
Peristiwa itu terjadi siang hari dan ramai menjadi perbincangan lantaran beredar video singkat yang menayangkan kondisi ruangan yang dirusak pasien tersebut. Tampak kerusakan pada dinding di atas pintu.
Dinding bagian atas tersebut diduga awalnya merupakan ventilasi ruang perawatan biasa, namun kemudian dilepas dan ditutup dengan kalsiboard karena dijadikan ruang isolasi. Tidak heran jika penutup itu dengan mudah dijebol pasien.
Dari tayangan video beredar, terlihat serpihan kalsiboard berserakan. Tidak disebutkan identitas pasien tersebut, namun di dalam kamar perawatan itu terlihat ada dua sarung dengan motif kotak-kotak.
Untungnya aksi itu diketahui oleh petugas sehingga pasien tersebut tidak sampai kabur dari bangunan yang digunakan untuk isolasi pasien COVID-19. Setelah ditenangkan dan diberi pemahaman, pasien akhirnya bersedia kembali masuk ruang perawatan.
"Ini menjadi perhatian serius. Besok dikonsolidasikan lagi. Akan dicari solusi agar kejadian seperti ini tidak terulang," ujar Multazam.
Baca juga: Pilkada terancam ditunda jika penularan COVID-19 di Kotim tidak terkendali
Sementara itu Pelaksana Tugas Direktur RSUD dr Murjani Sampit, dr Febby Yudha Herlambang juga tidak menampik kejadian itu. Pihaknya juga melakukan evaluasi untuk mencegah kejadian serupa.
Dirawat di ruang berukuran sekitar 3x3 meter, tidak menutup kemungkinan membuat pasien menjadi jenuh dan suntuk sehingga muncul pikiran melakukan tindakan-tindakan negatif yang menimbulkan risiko bagi diri sendiri maupun orang lain.
"Berada di ruang isolasi itu tidak mudah. Protokol kesehatan wajib diterapkan. Makanya kami mengimbau masyarakat mencegah penularan COVID-19 dengan patuh dalam menjalankan protokol kesehatan," ujar Yudha.
Sementara itu, jumlah warga Kotawaringin Timur yang terjangkit COVID-19 mencapai 229 orang, terdiri dari pasien yang dalam perawatan ada 101 orang, sembuh 123 orang dan meninggal dunia 5 orang.
Baca juga: Begini rasanya diwisuda secara daring
Baca juga: Penyelenggara Pilkada Kotim harus tingkatkan kepercayaan publik
"Itu memang terjadi, tapi sudah ditenangkan. Pasien tidak ke mana-mana. Sudah dikembalikan ke ruang perawatan," kata Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kotawaringin Timur, Multazam di Sampit, Minggu.
Peristiwa itu terjadi siang hari dan ramai menjadi perbincangan lantaran beredar video singkat yang menayangkan kondisi ruangan yang dirusak pasien tersebut. Tampak kerusakan pada dinding di atas pintu.
Dinding bagian atas tersebut diduga awalnya merupakan ventilasi ruang perawatan biasa, namun kemudian dilepas dan ditutup dengan kalsiboard karena dijadikan ruang isolasi. Tidak heran jika penutup itu dengan mudah dijebol pasien.
Dari tayangan video beredar, terlihat serpihan kalsiboard berserakan. Tidak disebutkan identitas pasien tersebut, namun di dalam kamar perawatan itu terlihat ada dua sarung dengan motif kotak-kotak.
Untungnya aksi itu diketahui oleh petugas sehingga pasien tersebut tidak sampai kabur dari bangunan yang digunakan untuk isolasi pasien COVID-19. Setelah ditenangkan dan diberi pemahaman, pasien akhirnya bersedia kembali masuk ruang perawatan.
"Ini menjadi perhatian serius. Besok dikonsolidasikan lagi. Akan dicari solusi agar kejadian seperti ini tidak terulang," ujar Multazam.
Baca juga: Pilkada terancam ditunda jika penularan COVID-19 di Kotim tidak terkendali
Sementara itu Pelaksana Tugas Direktur RSUD dr Murjani Sampit, dr Febby Yudha Herlambang juga tidak menampik kejadian itu. Pihaknya juga melakukan evaluasi untuk mencegah kejadian serupa.
Dirawat di ruang berukuran sekitar 3x3 meter, tidak menutup kemungkinan membuat pasien menjadi jenuh dan suntuk sehingga muncul pikiran melakukan tindakan-tindakan negatif yang menimbulkan risiko bagi diri sendiri maupun orang lain.
"Berada di ruang isolasi itu tidak mudah. Protokol kesehatan wajib diterapkan. Makanya kami mengimbau masyarakat mencegah penularan COVID-19 dengan patuh dalam menjalankan protokol kesehatan," ujar Yudha.
Sementara itu, jumlah warga Kotawaringin Timur yang terjangkit COVID-19 mencapai 229 orang, terdiri dari pasien yang dalam perawatan ada 101 orang, sembuh 123 orang dan meninggal dunia 5 orang.
Baca juga: Begini rasanya diwisuda secara daring
Baca juga: Penyelenggara Pilkada Kotim harus tingkatkan kepercayaan publik