Jakarta (ANTARA) - Twitter pada Senin (12/10) menandai cuitan Donald Trump yang mengklaim "kebal virus corona" karena hal itu melanggar aturan platform tentang informasi menyesatkan terkait COVID-19.
"Tanda tangan total dan lengkap dari Dokter Gedung Putih kemarin. Itu artinya saya tidak bisa kena (kebal), dan tidak bisa menularkannya. Sangat senang mengetahuinya," kata Trump dalam cuitan tersebut.
Postingan itu ditandai oleh Twitter dengan disertai sangkalan.
"Tweet ini melanggar Peraturan Twitter tentang penyebaran informasi yang menyesatkan dan berpotensi berbahaya terkait dengan COVID-19," bunyi penolakan dari Twitter.
Juru bicara Twitter kepada Reuters, dikutip Selasa, mengatakan bahwa tweet tersebut membuat "klaim kesehatan yang menyesatkan" tentang COVID-19 dan bahwa keterlibatan dengan postingan tersebut akan "dibatasi secara signifikan."
Baca juga: Twitter tambah lebih banyak label peringatan jelang pemilu AS
Baca juga: Warganet manfaatkan Twitter untuk gali informasi belanja "online"
Trump mengatakan pada Minggu (11/10), bahwa dia telah pulih sepenuhnya dari COVID-19 dan tidak akan berisiko menularkan kepada orang lain, sehingga dia dapat kembali mengadakan kampanye besar-besaran selama pekan terakhir menuju Gedung Putih.
Presiden AS itu pertama kali mengumumkan bahwa dia positif virus corona pada 2 Oktober. Dokter mengatakan pada Sabtu (10/10), bahwa Trump telah mengambil tes yang menunjukkan dia tidak lagi menular.
Sementara, saat ini belum ada bukti ilmiah mengenai berapa lama orang yang telah pulih dari COVID-19 terlindungi dari infeksi kedua.
Trump, yang berada di belakang kandidat presiden dari partai Demokrat Joe Biden dalam jajak pendapat menjelang pemilihan 3 November, sangat ingin kembali berkampanye setelah absen lebih dari satu pekan.
Dia berencana untuk melakukan perjalanan ke sejumlah negara bagian, termasuk Florida, Pennsylvania dan Iowa.
"Tanda tangan total dan lengkap dari Dokter Gedung Putih kemarin. Itu artinya saya tidak bisa kena (kebal), dan tidak bisa menularkannya. Sangat senang mengetahuinya," kata Trump dalam cuitan tersebut.
Postingan itu ditandai oleh Twitter dengan disertai sangkalan.
"Tweet ini melanggar Peraturan Twitter tentang penyebaran informasi yang menyesatkan dan berpotensi berbahaya terkait dengan COVID-19," bunyi penolakan dari Twitter.
Juru bicara Twitter kepada Reuters, dikutip Selasa, mengatakan bahwa tweet tersebut membuat "klaim kesehatan yang menyesatkan" tentang COVID-19 dan bahwa keterlibatan dengan postingan tersebut akan "dibatasi secara signifikan."
Baca juga: Twitter tambah lebih banyak label peringatan jelang pemilu AS
Baca juga: Warganet manfaatkan Twitter untuk gali informasi belanja "online"
Trump mengatakan pada Minggu (11/10), bahwa dia telah pulih sepenuhnya dari COVID-19 dan tidak akan berisiko menularkan kepada orang lain, sehingga dia dapat kembali mengadakan kampanye besar-besaran selama pekan terakhir menuju Gedung Putih.
Presiden AS itu pertama kali mengumumkan bahwa dia positif virus corona pada 2 Oktober. Dokter mengatakan pada Sabtu (10/10), bahwa Trump telah mengambil tes yang menunjukkan dia tidak lagi menular.
Sementara, saat ini belum ada bukti ilmiah mengenai berapa lama orang yang telah pulih dari COVID-19 terlindungi dari infeksi kedua.
Trump, yang berada di belakang kandidat presiden dari partai Demokrat Joe Biden dalam jajak pendapat menjelang pemilihan 3 November, sangat ingin kembali berkampanye setelah absen lebih dari satu pekan.
Dia berencana untuk melakukan perjalanan ke sejumlah negara bagian, termasuk Florida, Pennsylvania dan Iowa.