Jakarta (ANTARA) - Ekonom dan Peneliti Institute of Economic and Development (INDEF), Bhima Yudhistira Adhinegara mengungkapkan beberapa hal yang menjadi faktor mengapa generasi muda yang mencakup milenial dan generasi Z enggan membeli kendaraan pribadi.
Bhima menyebutkan, generasi yang sudah sangat akrab dengan teknologi itu mampu memanfaatkan gawai dan teknologi di dalamnya untuk beraktivitas, termasuk dalam lingkup transportasi yang sudah didukung dengan adanya layanan transportasi daring.
"Generasi milenial cenderung beralih dari memiliki mobil pribadi ke pemanfaatan transportasi online seperti Gojek dan Grab," kata Bhima melalui seminar daring, Rabu (4/11).
Baca juga: Garasi.id hadirkan fitur 'Kredit Kilat' guna dorong penjualan mobil bekas
"Menurut mereka, ini lebih masuk akal dibandingkan harus membeli mobil, dengan adanya biaya-biaya tambahan seperti harus membayar parkir, hingga melakukan perawatan dan membeli spareparts kendaraan (ketika diperlukan)," ujarnya menambahkan.
Lebih lanjut, ia menyebutkan bahwa generasi milenial yang didominasi dengan pekerja muda juga lebih memilih untuk tinggal di kontrakan atau kos yang dekat dengan kantor untuk menghemat pengeluaran transportasi.
Mengutip data dari GAIKINDO, Bhima mengatakan bahwa penjualan mobil kian melambat saat pandemi. Hingga September 2020, tercatat hanya 372.046 unit kendaraan pribadi dan niaga yang terjual. Angka ini jauh dari tahun sebelumnya yang membukukan sebanyak 755.094 unit terjual.
Penjualan kendaraan pribadi (personal vehichle/PV) pada periode Januari-September 2020 adalah sebanyak 278.240 unit saja, turun 51 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya dengan angka 579.031 unit.
Baca juga: Ini calon mobil listrik termurah di Eropa
Sementara, penjualan kendaraan niaga (commercial vehicle/CV) mengalami penurunan sebanyak 46 persen dari periode Januari-September 2020 dengan angka 93.806 unit. Di periode yang sama pada 2019, penjualan segmen kendaraan ini mencapai 176.063 unit.
Selain perubahan tren dari generasi muda yang mencapai sepertiga dari jumlah penduduk Indonesia, Bhima mengatakan bahwa ada faktor umum yang mempengaruhi anjloknya penjualan mobil di tahun ini.
"Penjualan kendaraan pribadi masih terkontraksi seiring mobilitas kelas menengah dan atas yang rendah selama pandemi," ujar dia.
Ditambah dengan masih belum jelasnya kapan pandemi berakhir, Bhima berharap sektor otomotif, layaknya dengan sektor industri lain bisa beradaptasi agar mampu bertahan dan pulih dalam waktu dekat.
Baca juga: Berikut 10 mobil terlaris hingga kuartal III 2020
Baca juga: Mobil mungil untuk 'generasi TikTok'
Baca juga: Kendaraan listrik bisa jadi solusi di tengah polusi udara
Bhima menyebutkan, generasi yang sudah sangat akrab dengan teknologi itu mampu memanfaatkan gawai dan teknologi di dalamnya untuk beraktivitas, termasuk dalam lingkup transportasi yang sudah didukung dengan adanya layanan transportasi daring.
"Generasi milenial cenderung beralih dari memiliki mobil pribadi ke pemanfaatan transportasi online seperti Gojek dan Grab," kata Bhima melalui seminar daring, Rabu (4/11).
Baca juga: Garasi.id hadirkan fitur 'Kredit Kilat' guna dorong penjualan mobil bekas
"Menurut mereka, ini lebih masuk akal dibandingkan harus membeli mobil, dengan adanya biaya-biaya tambahan seperti harus membayar parkir, hingga melakukan perawatan dan membeli spareparts kendaraan (ketika diperlukan)," ujarnya menambahkan.
Lebih lanjut, ia menyebutkan bahwa generasi milenial yang didominasi dengan pekerja muda juga lebih memilih untuk tinggal di kontrakan atau kos yang dekat dengan kantor untuk menghemat pengeluaran transportasi.
Mengutip data dari GAIKINDO, Bhima mengatakan bahwa penjualan mobil kian melambat saat pandemi. Hingga September 2020, tercatat hanya 372.046 unit kendaraan pribadi dan niaga yang terjual. Angka ini jauh dari tahun sebelumnya yang membukukan sebanyak 755.094 unit terjual.
Penjualan kendaraan pribadi (personal vehichle/PV) pada periode Januari-September 2020 adalah sebanyak 278.240 unit saja, turun 51 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya dengan angka 579.031 unit.
Baca juga: Ini calon mobil listrik termurah di Eropa
Sementara, penjualan kendaraan niaga (commercial vehicle/CV) mengalami penurunan sebanyak 46 persen dari periode Januari-September 2020 dengan angka 93.806 unit. Di periode yang sama pada 2019, penjualan segmen kendaraan ini mencapai 176.063 unit.
Selain perubahan tren dari generasi muda yang mencapai sepertiga dari jumlah penduduk Indonesia, Bhima mengatakan bahwa ada faktor umum yang mempengaruhi anjloknya penjualan mobil di tahun ini.
"Penjualan kendaraan pribadi masih terkontraksi seiring mobilitas kelas menengah dan atas yang rendah selama pandemi," ujar dia.
Ditambah dengan masih belum jelasnya kapan pandemi berakhir, Bhima berharap sektor otomotif, layaknya dengan sektor industri lain bisa beradaptasi agar mampu bertahan dan pulih dalam waktu dekat.
Baca juga: Berikut 10 mobil terlaris hingga kuartal III 2020
Baca juga: Mobil mungil untuk 'generasi TikTok'
Baca juga: Kendaraan listrik bisa jadi solusi di tengah polusi udara