Sampit (ANTARA) - Kebudayaan lokal Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah harus dilestarikan agar tidak sampai punah, untuk itu diperlukan langkah-langkah nyata dalam melestarikannya.
"Akulturasi budaya itu memang tidak bisa dihindari karena daerah kita ini dihuni penduduk yang heterogen dengan beragam budaya. Tapi, kebudayaan lokal tentu harus dipertahankan karena itu bagian dari jati diri masyarakat suatu daerah," kata calon Bupati Kotawaringin Timur, Halikinnor di Sampit, Jumat.
Halikinnor mencontohkan, saat ini sebagian kesenian lokal seperti batirik dan bamanda, mulai jarang ditemukan. Hal ini terjadi karena seniman yang menguasai dua jenis kesenian itu rata-rata sudah berusia lanjut, sementara generasi muda kurang tertarik untuk mempelajarinya.
Ini menjadi gambaran memprihatinkan dari ancaman punahnya bagian dari kebudayaan lokal. Untuk itu perlu ada langkah nyata secara serius untuk mempertahankannya.
Calon bupati yang berpasangan dengan calon Wakil Bupati Irawati atau dengan sebutan pasangan HARATI ini berkomitmen melestarikan budaya setempat. Jika mendapat kepercayaan masyarakat memimpin daerah ini, Halikinnor akan menjalankan berbagai rencana yang sudah disiapkannya untuk mendukung pelestarian budaya.
Pria yang menyudahi kariernya sebagai aparatur sipil negara (ASN) pada puncak jabatan yaitu sebagai Sekretaris Daerah Kotawaringin Timur ini mengaku sudah menelusuri dan telah menemui pelaku-pelaku seni batirik dan bamanda yang tersisa.
Dia mempunyai ide agar seniman-seniman senior itu kembali difasilitasi untuk tampil sehingga banyak masyarakat yang kembali mengetahui kesenian batirik, bamanda maupun lainnya. Hal yang sama juga akan dilakukan terhadap jenis kesenian lainnya. Halikinnor mengaku sedih karena banyak generasi muda saat ini yang tidak mengetahui kesenian-kesenian lokal tersebut.
Ini hanya bagian kecil kesenian yang sangat mendesak untuk dilestarikan dan kembali diperkenalkan. Harapannya, dengan difasilitasi pemerintah daerah maka akan banyak pemuda yang tertarik mempelajarinya sehingga misi pelestarian budaya berjalan dengan baik.
Baca juga: Halikinnor dukung penuntasan jalan membuka keterisolasian Seranau dan Pulau Hanaut
Hasil kunjungan dan diskusinya dengan sejumlah seniman dan budayawan, Halikinnor mengaku sangat sepakat dan siap mendukung pelestarian budaya. Dia mempunyai ide untuk menyiapkan wadah agar para seniman bisa tampil secara rutin untuk menampilkan tarian, musik dan lainnya.
Selain wadah untuk unjuk bakat dan eksistensi, ini juga sejalan dengan tekad pemerintah daerah dalam menjadikan kabupaten ini sebagai daerah tujuan wisata. Harapannya pementasan kesenian yang terjadwal itu akan menjadi hiburan bagi masyarakat, wujud pelestarian budaya, sekaligus mampu menarik minat wisatawan untuk berkunjung.
"Dengan diwadahi seperti itu, manfaatnya akan sangat luas bagi masyarakat, daerah, seniman dan pelestarian budaya itu sendiri. Saya juga ingin kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata nanti dipindah dan dibangun di tengah kota karena mereka harus menjadi etalase promosi daerah kita ini," kata Halikinnor.
Terkait kendala klasik masalah pendanaan, Halikinnor yakin itu bisa dicarikan solusinya. Pengalamannya sebagai Ketua Tim Anggaran Pemerintah Daerah, membuatnya sudah mempunyai gambaran tentang solusi tersebut.
Baca juga: HARATI siapkan pola efektif percepatan pembangunan infrastruktur Kotim
Baca juga: Cuaca ekstrem, dahan pohon ancam kelangsungan pasokan listrik
"Akulturasi budaya itu memang tidak bisa dihindari karena daerah kita ini dihuni penduduk yang heterogen dengan beragam budaya. Tapi, kebudayaan lokal tentu harus dipertahankan karena itu bagian dari jati diri masyarakat suatu daerah," kata calon Bupati Kotawaringin Timur, Halikinnor di Sampit, Jumat.
Halikinnor mencontohkan, saat ini sebagian kesenian lokal seperti batirik dan bamanda, mulai jarang ditemukan. Hal ini terjadi karena seniman yang menguasai dua jenis kesenian itu rata-rata sudah berusia lanjut, sementara generasi muda kurang tertarik untuk mempelajarinya.
Ini menjadi gambaran memprihatinkan dari ancaman punahnya bagian dari kebudayaan lokal. Untuk itu perlu ada langkah nyata secara serius untuk mempertahankannya.
Calon bupati yang berpasangan dengan calon Wakil Bupati Irawati atau dengan sebutan pasangan HARATI ini berkomitmen melestarikan budaya setempat. Jika mendapat kepercayaan masyarakat memimpin daerah ini, Halikinnor akan menjalankan berbagai rencana yang sudah disiapkannya untuk mendukung pelestarian budaya.
Pria yang menyudahi kariernya sebagai aparatur sipil negara (ASN) pada puncak jabatan yaitu sebagai Sekretaris Daerah Kotawaringin Timur ini mengaku sudah menelusuri dan telah menemui pelaku-pelaku seni batirik dan bamanda yang tersisa.
Dia mempunyai ide agar seniman-seniman senior itu kembali difasilitasi untuk tampil sehingga banyak masyarakat yang kembali mengetahui kesenian batirik, bamanda maupun lainnya. Hal yang sama juga akan dilakukan terhadap jenis kesenian lainnya. Halikinnor mengaku sedih karena banyak generasi muda saat ini yang tidak mengetahui kesenian-kesenian lokal tersebut.
Ini hanya bagian kecil kesenian yang sangat mendesak untuk dilestarikan dan kembali diperkenalkan. Harapannya, dengan difasilitasi pemerintah daerah maka akan banyak pemuda yang tertarik mempelajarinya sehingga misi pelestarian budaya berjalan dengan baik.
Baca juga: Halikinnor dukung penuntasan jalan membuka keterisolasian Seranau dan Pulau Hanaut
Hasil kunjungan dan diskusinya dengan sejumlah seniman dan budayawan, Halikinnor mengaku sangat sepakat dan siap mendukung pelestarian budaya. Dia mempunyai ide untuk menyiapkan wadah agar para seniman bisa tampil secara rutin untuk menampilkan tarian, musik dan lainnya.
Selain wadah untuk unjuk bakat dan eksistensi, ini juga sejalan dengan tekad pemerintah daerah dalam menjadikan kabupaten ini sebagai daerah tujuan wisata. Harapannya pementasan kesenian yang terjadwal itu akan menjadi hiburan bagi masyarakat, wujud pelestarian budaya, sekaligus mampu menarik minat wisatawan untuk berkunjung.
"Dengan diwadahi seperti itu, manfaatnya akan sangat luas bagi masyarakat, daerah, seniman dan pelestarian budaya itu sendiri. Saya juga ingin kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata nanti dipindah dan dibangun di tengah kota karena mereka harus menjadi etalase promosi daerah kita ini," kata Halikinnor.
Terkait kendala klasik masalah pendanaan, Halikinnor yakin itu bisa dicarikan solusinya. Pengalamannya sebagai Ketua Tim Anggaran Pemerintah Daerah, membuatnya sudah mempunyai gambaran tentang solusi tersebut.
Baca juga: HARATI siapkan pola efektif percepatan pembangunan infrastruktur Kotim
Baca juga: Cuaca ekstrem, dahan pohon ancam kelangsungan pasokan listrik