Jakarta (ANTARA) - YouTube mengalami gangguan, Kamis pagi, yang membuat paltform video milik Google tersebut dikeluhkan tidak dapat memutar video.
Dari pantauan ANTARA, YouTube masih dapat diakses melalui web dan aplikasi mobile pada platform Android, namun saat video dicoba diputar, maka muncul tulisan "error." Sementara, aplikasi YouTube pada platform iOS tidak dapat memunculkan pilihan video sama sekali.
Baca juga: Rajai YouTube, video 'Baby Shark' capai 7 miliar penayangan
Sementara itu, pantauan ANTARA dari laman Down Detector, laporan gangguan muncul sekitar pukul 07.04WIB dengan jumlah 799 laporan.
Kurva laporan meningkat drastis, dan mencapai puncaknya pada pukul 07.34WIB dengan jumlah 2.767 laporan. Dari peta Down Detector, gangguan terpantau terjadi di hampir seluruh wilayah di dunia, dengan Amerika Serikat dan Australia menjadi wilayah paling terdampak.
Sementara, untuk Indonesia, Jakarta dan Surabaya menjadi wilayah dengan jumlah laporan gangguan YouTube paling banyak.
Laman Down Detector juga menyebutkan bahwa masalah terbanyak dilaporkan terjadi saat menonton video sebesar 97 persen, pada website sebanyak 2 persen, dan sisanya saat log-in.
Gangguan kali ini merupakan gangguan ketiga kalinya. Sebelumnya, Down Detector mencatat pemadaman terjadi di Youtube pada 16 Juli, 25 September dan 7 Oktober.
Gangguan yang dialami YouTube kali ini juga banyak dibicarakan warganet. Tanda pagar #YouTubeDOWN terpantau menjadi trending topic pertama di Twitter.
Baca juga: Video misinformasi terkait vaksin COVID-19 di YouTube akan dihapus
Baca juga: Play Music ditutup, pengguna Google disarankan pakai Youtube Music
Baca juga: Ini artis dengan pelanggan kedua terbanyak di YouTube
Dari pantauan ANTARA, YouTube masih dapat diakses melalui web dan aplikasi mobile pada platform Android, namun saat video dicoba diputar, maka muncul tulisan "error." Sementara, aplikasi YouTube pada platform iOS tidak dapat memunculkan pilihan video sama sekali.
Baca juga: Rajai YouTube, video 'Baby Shark' capai 7 miliar penayangan
Sementara itu, pantauan ANTARA dari laman Down Detector, laporan gangguan muncul sekitar pukul 07.04WIB dengan jumlah 799 laporan.
Kurva laporan meningkat drastis, dan mencapai puncaknya pada pukul 07.34WIB dengan jumlah 2.767 laporan. Dari peta Down Detector, gangguan terpantau terjadi di hampir seluruh wilayah di dunia, dengan Amerika Serikat dan Australia menjadi wilayah paling terdampak.
Sementara, untuk Indonesia, Jakarta dan Surabaya menjadi wilayah dengan jumlah laporan gangguan YouTube paling banyak.
Laman Down Detector juga menyebutkan bahwa masalah terbanyak dilaporkan terjadi saat menonton video sebesar 97 persen, pada website sebanyak 2 persen, dan sisanya saat log-in.
Gangguan kali ini merupakan gangguan ketiga kalinya. Sebelumnya, Down Detector mencatat pemadaman terjadi di Youtube pada 16 Juli, 25 September dan 7 Oktober.
Gangguan yang dialami YouTube kali ini juga banyak dibicarakan warganet. Tanda pagar #YouTubeDOWN terpantau menjadi trending topic pertama di Twitter.
Baca juga: Video misinformasi terkait vaksin COVID-19 di YouTube akan dihapus
Baca juga: Play Music ditutup, pengguna Google disarankan pakai Youtube Music
Baca juga: Ini artis dengan pelanggan kedua terbanyak di YouTube