Sampit (ANTARA) - Debat publik perdana calon Bupati dan Wakil Bupati Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah tahun 2020 berjalan lancar, bahkan tanpa ada perdebatan atau adu argumen sengit seperti lazimnya dalam sebuah debat kandidat.

"Harapan kami dalam acara ini, masing-masing pasangan calon memberikan gambaran tentang apa dan bagaimana solusi mereka terhadap berbagai permasalahan yang dihadapi masyarakat jika mereka terpilih nanti," kata Ketua Komisi Pemilihan Umum Kotawaringin Timur, Siti Fathonah Purnaningsih di Sampit, Senin malam.

Debat yang berlangsung di Gedung Serbaguna Sampit ini dipandu oleh seorang akademisi dari Palangka Raya, Jairi. Debat dibagi dalam lima segmen dengan durasi bertanya satu menit dan menjawab 1,5 menit.

Debat mengangkat tema meningkatkan kesejahteraan dan pelayanan kepada masyarakat dalam menyelesaikan persoalan daerah Kabupaten Kotawaringin Timur di masa pandemi COVID-19.

Dari empat pasangan calon, calon bupati nomor urut 3 yaitu Muhammad Taufiq Mukri tidak hadir karena sakit, sehingga yang hadir hanya calon Wakil Bupati Supriadi. Sementara itu pasangan calon lainnya tampil lengkap yaitu nomor urut 1 yaitu Halikinnor-Irawati, nomor urut 2 yaitu Suprianti Rambat-Muhammad Arsyad dan nomor urut 4 yaitu Muhammad Rudini Darwan Ali-Samsudin.

Pantauan sepanjang debat berlangsung, hanya ada satu situasi yang sedikit meningkat ketika calon wakil bupati nomor urut 2 yaitu Muhammad Arsyad menanyakan kepada calon bupati nomor urut 1 yaitu Halikinnor terkait distribusi anggaran daerah yang menurutnya tidak merata sehingga pembangunan di pelosok jauh tertinggal.

Pertanyaan itu ditujukan lantaran latar belakang Halikinnor yang merupakan Sekretaris Daerah sekaligus Ketua Tim Anggaran Pemerintah Daerah Kabupaten Kotawaringin Timur sehingga dinilai punya andil dalam membuat kebijakan.

Menjawab itu, Halikinnor mengatakan, meski sebagai Sekretaris Daerah sekaligus Ketua Tim Anggaran Pemerintah Daerah, namun dia tidak memiliki kewenangan penuh dalam mengambil keputusan.

Selain itu, Halikinnor menjelaskan bahwa banyak program pembangunan infrastruktur yang sudah siap dilaksanakan namun terpaksa ditunda lantaran terimbas pandemi COVID-19. Sebanyak 50 persen anggaran pembangunan daerah dipangkas dan harus dialihkan untuk penanganan COVID-19.

Sementara itu di bagian lain, jalannya debat diwarnai salah jawaban atau jawaban tidak sesuai yang ditanyakan antar beberapa pasangan calon. Ada pula pasangan calon yang justru menyatakan kesamaan pendapat atau jawaban dengan pasangan calon lainnya yang menjawab pertanyaan mereka.

Jalannya debat publik perdana yang dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat ini juga terlihat masih sedikit kaku. Tidak hanya pasangan calon yang gugup dan grogi, moderator pun terlihat merasakan hal serupa bahkan sempat lupa memberi kesempatan berbicara kepada pasangan nomor urut 3 yaitu Supriadi untuk paparan dan pasangan nomor urut 2 yaitu Suprianti Rambat-Muhammad Arsyad untuk menanggapi jawaban pasangan calon lain.

Beberapa isu yang diangkat panelis melalui pertanyaan kepada keempat pasangan calon di antaranya terkait penanganan pandemi COVID-19, kebakaran hutan dan lahan, kerusakan hutan, pencemaran sungai, peningkatan pelayanan kesehatan dan pendidikan, peningkatan infrastruktur, pemulihan dan peningkatan ekonomi serta penyediaan lapangan pekerjaan.

Beberapa isu-isu menonjol disampaikan masing-masing pasangan calon melalui paparan maupun jawaban-jawaban mereka terhadap pasangan calon lain.

Pasangan nomor urut 1 yaitu Halikinnor-Irawati mengedepankan kemampuan mereka dalam mengelola anggaran karena memiliki pengalaman di birokrasi. Mereka juga menyampaikan program-program yang menurut mereka realistis sesuai dengan kemampuan anggaran daerah, bukan program muluk-muluk.

Halikinnor juga berulang kali menyampaikan pentingnya pengadaan alat berat di setiap kecamatan karena sangat dibutuhkan masyarakat dalam merawat jalan, normalisasi drainase mencegah banjir serta membuka lahan pertanian sehingga tidak perlu ada pembakaran lahan.

Baca juga: Perlu intervensi Pemkab Kotim menjaga stabilitas harga karet dan rotan

Pasangan nomor urut 2 yaitu Suprianti Rambat-Muhammad Arsyad banyak memaparkan strategi mereka untuk memulihkan dan meningkatkan perekonomian masyarakat, seperti melalui pelatihan dan bantuan permodalan usaha.

Pasangan berlatar belakang pengusaha dan politisi ini optimistis mampu meningkatkan pendapatan daerah dengan menggali sumber-sumber yang selama ini belum dioptimalkan.

Sementara itu pasangan nomor urut 3 yaitu Supriadi memaparkan sejumlah program seperti 1.000 beasiswa, serta layanan kesehatan terbalik yakni mendahulukan pelayanan, baru pengurusan administrasi.

Supriadi juga mendorong hadirnya rumah sakit swasta supaya pelayanan kesehatan makin lengkap serta terjadi persaingan sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

Pasangan calon nomor urut 4 yaitu Muhammad Rudini Darwan Ali-Samsudin memaparkan program mereka menggratiskan pendidikan di semua tingkatan. Sumber daya manusia tenaga pendidik juga akan terus ditingkatkan. Untuk membantu masyarakat desa, akan ada pendampingan melalui program satu desa satu sarjana.

Duet politisi dan birokrat ini juga menyampaikan tentang pentingnya profesionalitas penempatan pegawai karena akan sangat berpengaruh terhadap kinerja pemerintahan. Mereka juga berulang kali menekankan komitmen mereka memberantas peredaran dan penyalahgunaan narkoba dengan menggandeng semua pihak.

Sementara itu, keempat pasangan calon diingatkan untuk mempersiapkan diri menghadapi debat publik berikutnya yang rencananya akan dilaksanakan di studio salah satu stasiun televisi swasta di Jakarta.

Baca juga: Debat publik Pilkada Kotim salurkan aspirasi masyarakat

Baca juga: MTQ Kotim tetap utamakan kualitas meski di tengah pandemi COVID-19

Pewarta : Norjani
Uploader : Admin 2
Copyright © ANTARA 2024