Kuala Kapuas (ANTARA) - Naiknya harga kedelai yang terjadi secara nasional, berdampak pada usaha pembuatan tahu dan tempe di Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, sehingga mereka menyiasatinya agar bisa bertahan dan tidak sampai merugi.
"Volume timbangannya kita kurangi, soalnya kalau menaikkan harga tidak mungkin karena di pasaran banyak yang komplain kalau harga tempenya naik," kata Asep Usman salah satu pembuat tempe di Kota Kuala Kapuas, Selasa.
Menurutnya, di tengah kondisi sulit akibat dampak pandemi COVID-19 sekarang, tidak mungkin baginya untuk ikut menaikkan harga jual. Dia khawatir nantinya dagangannya tidak laku karena daya beli masyarakat belum stabil. Solusinya, terpaksa harus mengurangi volume timbangan bahan baku tempe dan tahu yang diolah.
Dikatakannya, harga kedelai yang sedikit demi sedikit merangkak naik ini terjadi sejak tiga bulan terakhir. Bahan baku berupa kedelai ini dibelinya di Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan dengan harga terakhir Rp9.400 perkilogram, padahal sebelumnya harganya masih Rp7.600 perkilogram.
"Namun saat ini, kami masih menggunakan kedelai stok lama dan dalam beberapa waktu terakhir belum melakukan pembelian kedelai. Sehingga kami tidak mengetahui apakah harga terakhir naik lagi atau tidak," ujarnya.
Asep menambahkan, harga jual tempe kepada pedagang pasar masih pada harga semula yaitu satu potong tempe ukuran besar Rp4.000 dan ukuran kecil Rp2.000.
Asep berharap pemerintah bisa menurunkan harga kedelai ini, sehingga produksi tempe dapat berjalan lancar seperti semula.
Sementara itu Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disdagprinkop dan UKM) Kabupaten Kapuas, Batu Panahan mengatakan, saat ini harga tahu tempe di pasaran masih stabil.
"Kami telah melakukan pemantauan harga tahu dan tempe di pasar induk Kapuas, masih relatif stabil atau tidak mengalami kenaikan. Masih stabilnya harga tahu dan tempe di pasaran, karena untuk bahan baku kedelainya para perajin sebagian besar masih menggunakan stok lama," katanya.
Namun demikian, Batu Panahan mengungkapkan pihaknya akan terus melakukan pemantauan terkait harga kedelai yang biasa dipasok dari Banjarmasin tersebut.
Baca juga: Harga cabai rawit di pasar induk Kapuas meroket
"Volume timbangannya kita kurangi, soalnya kalau menaikkan harga tidak mungkin karena di pasaran banyak yang komplain kalau harga tempenya naik," kata Asep Usman salah satu pembuat tempe di Kota Kuala Kapuas, Selasa.
Menurutnya, di tengah kondisi sulit akibat dampak pandemi COVID-19 sekarang, tidak mungkin baginya untuk ikut menaikkan harga jual. Dia khawatir nantinya dagangannya tidak laku karena daya beli masyarakat belum stabil. Solusinya, terpaksa harus mengurangi volume timbangan bahan baku tempe dan tahu yang diolah.
Dikatakannya, harga kedelai yang sedikit demi sedikit merangkak naik ini terjadi sejak tiga bulan terakhir. Bahan baku berupa kedelai ini dibelinya di Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan dengan harga terakhir Rp9.400 perkilogram, padahal sebelumnya harganya masih Rp7.600 perkilogram.
"Namun saat ini, kami masih menggunakan kedelai stok lama dan dalam beberapa waktu terakhir belum melakukan pembelian kedelai. Sehingga kami tidak mengetahui apakah harga terakhir naik lagi atau tidak," ujarnya.
Asep menambahkan, harga jual tempe kepada pedagang pasar masih pada harga semula yaitu satu potong tempe ukuran besar Rp4.000 dan ukuran kecil Rp2.000.
Asep berharap pemerintah bisa menurunkan harga kedelai ini, sehingga produksi tempe dapat berjalan lancar seperti semula.
Sementara itu Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disdagprinkop dan UKM) Kabupaten Kapuas, Batu Panahan mengatakan, saat ini harga tahu tempe di pasaran masih stabil.
"Kami telah melakukan pemantauan harga tahu dan tempe di pasar induk Kapuas, masih relatif stabil atau tidak mengalami kenaikan. Masih stabilnya harga tahu dan tempe di pasaran, karena untuk bahan baku kedelainya para perajin sebagian besar masih menggunakan stok lama," katanya.
Namun demikian, Batu Panahan mengungkapkan pihaknya akan terus melakukan pemantauan terkait harga kedelai yang biasa dipasok dari Banjarmasin tersebut.
Baca juga: Harga cabai rawit di pasar induk Kapuas meroket