Kuala Pembuang (ANTARA) - Anggota DPRD Seruyan, Kalimantan Tengah Harry Darmawan meminta pemerintah kabupaten melalui Dinas Kesehatan menempatkan tenaga kesehatan minimal satu perawat dan bidan di setiap desa, khususnya di daerah pemilihan III, meliputi Kecamatan Seruyan Hulu, Seruyan Tengah dan Suling Tambun.
“Berdasarkan hasil reses kami, masih ada desa yang kekurangan tenaga kesehatan terutama perawat dan bidan,” kata Harry saat dihubungi dari Kuala Pembuang, Sabtu.
Lanjut dia menyampaikan, ada desa yang tenaga kesehatannya tidak ada yakni Desa Tumbang Sepan, sehingga masyarakat yang ingin berobat ataupun periksa kesehatan tidak bisa di desa tersebut dan mengharuskan pergi ke wilayah lain. Hal ini menyebabkan banyak biaya yang harus dikeluarkan.
“Jadi, bila warga Desa Tumbang Sepan ingin berobat, maka harus ke daerah lain seperti ke ibu kota kecamatan," jelasnya.
Menurutnya, kondisi ini sangat menguras tenaga karena perjalanan yang cukup jauh dan pastinya biaya yang dikeluarkan juga akan bertambah. Salah satu contohnya seperti suntik KB, masyarakat bisa mengeluarkan biaya Rp200-300 ribu.
Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu menyampaikan, keberadaan tenaga kesehatan di setiap desa sangat penting untuk masyarakat. Tujuannya untuk memudahkan mereka dalam mendapatkan pelayanan kesehatan yang maksimal.
“Sudah seharusnya masyarakat mendapatkan pelayanan yang maksimal, salah satunya di bidang kesehatan. Selain itu, kalau ada tenaga kesehatan seperti perawat dan bidan, maka penanganannya juga bisa cepat dilakukan,” ungkapnya.
Ia berharap agar Pemkab Seruyan bisa menempatkan tenaga kesehatan di setiap desa khususnya dapil III, minimal satu perawat dan bidan, guna memudahkan masyarakat, baik dari sisi keuangan maupun waktu.
“Kami sangat berharap agar hal tersebut menjadi salah satu prioritas daerah untuk meningkatkan kesejahteraan dan kenyamanan masyarakat kabupaten yang berjuluk Bumi Gawi Hantantiring ini,” demikian Harry.
“Berdasarkan hasil reses kami, masih ada desa yang kekurangan tenaga kesehatan terutama perawat dan bidan,” kata Harry saat dihubungi dari Kuala Pembuang, Sabtu.
Lanjut dia menyampaikan, ada desa yang tenaga kesehatannya tidak ada yakni Desa Tumbang Sepan, sehingga masyarakat yang ingin berobat ataupun periksa kesehatan tidak bisa di desa tersebut dan mengharuskan pergi ke wilayah lain. Hal ini menyebabkan banyak biaya yang harus dikeluarkan.
“Jadi, bila warga Desa Tumbang Sepan ingin berobat, maka harus ke daerah lain seperti ke ibu kota kecamatan," jelasnya.
Menurutnya, kondisi ini sangat menguras tenaga karena perjalanan yang cukup jauh dan pastinya biaya yang dikeluarkan juga akan bertambah. Salah satu contohnya seperti suntik KB, masyarakat bisa mengeluarkan biaya Rp200-300 ribu.
Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu menyampaikan, keberadaan tenaga kesehatan di setiap desa sangat penting untuk masyarakat. Tujuannya untuk memudahkan mereka dalam mendapatkan pelayanan kesehatan yang maksimal.
“Sudah seharusnya masyarakat mendapatkan pelayanan yang maksimal, salah satunya di bidang kesehatan. Selain itu, kalau ada tenaga kesehatan seperti perawat dan bidan, maka penanganannya juga bisa cepat dilakukan,” ungkapnya.
Ia berharap agar Pemkab Seruyan bisa menempatkan tenaga kesehatan di setiap desa khususnya dapil III, minimal satu perawat dan bidan, guna memudahkan masyarakat, baik dari sisi keuangan maupun waktu.
“Kami sangat berharap agar hal tersebut menjadi salah satu prioritas daerah untuk meningkatkan kesejahteraan dan kenyamanan masyarakat kabupaten yang berjuluk Bumi Gawi Hantantiring ini,” demikian Harry.