Sampit (ANTARA) - Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah, menyebutkan hingga saat ini belum ada laporan tenaga kesehatan yang mengalami keluhan berat usai menjalani vaksinasi COVID-19.

"Alhamdulillah sampai saat ini tidak ada gejala yang berat. Beberapa hanya mengalami demam dan ada pula yang merasakan mengantuk berat, tapi besok harusnya setelah mereka beristirahat, mereka kembali segar," kata Pelaksana Harian Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kotawaringin Timur, Multazam di Sampit, Rabu.

Kemungkinan munculnya kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) usai divaksin COVID-19, memang sudah diantisipasi. Setiap orang yang usai disuntik vaksin COVID-19, diobservasi selama 30 menit untuk memastikan kondisi mereka tidak ada masalah usai divaksin.

Reaksi usai divaksin mungkin saja muncul, seperti demam dan lainnya. Namun sejauh ini belum ada laporan peserta yang divaksin mengalami keluhan berat usai disuntik vaksin.

Vaksinasi COVID-19 di Kotawaringin Timur dimulai Rabu (27/1) lalu dengan pencanangan oleh Bupati Supian Hadi di Puskesmas Baamang II. Supian Hadi menjadi orang pertama di Kotawaringin Timur yang diberikan vaksin COVID-19 dengan disuntikkan di bagi kiri.

Berdasarkan data perkembangan vaksinasi COVID-19 hingga Rabu pukul 15.00 WIB, terdapat 2.194 orang sasaran vaksin dengan jumlah peserta yang sudah berstatus registrasi ulang sebanyak 2.181 orang.

Baca juga: Kotim berharap percepatan pembangunan tanggul selamatkan Pantai Ujung Pandaran

Dari jumlah tersebut, untuk peserta yang sudah masuk vaksinasi tahap I sebanyak 1.353 orang, terdiri dari 1.150 orang atau 52,73 persen sudah divaksin, 85 orang ditunda dan 118 orang batal.

Multazam menjelaskan, mereka yang ditunda vaksinasinya umumnya karena hasil skrining pemeriksaan kesehatan belum memenuhi 16 poin yang ditetapkan. Terhadap mereka, sistem akan melakukan penjadwalan ulang, sembari dilakukan pendampingan agar nantinya mereka kembali pulih sehingga bisa memenuhi semua syarat untuk divaksin.

Sementara itu terkait peserta yang batal divaksin, penyebab utamanya adalah sedang menyusui dan ada yang hamil. Semua yang ditunda maupun batal, nantinya diharapkan bisa memenuhi syarat sehingga bisa segera diusulkan untuk masuk daftar calon penerima vaksin COVID-19.

"Mudah-mudahan enam hari kedepan kita sudah bisa mencapai 100 persen untuk vaksinasi tenaga kesehatan. Semoga 18 Februari sudah selesai. Kendalanya memang adalah rumitnya geografis dan berbagai keterbatasan," ujar Multazam.

Tenaga kesehatan menjadi prioritas vaksinasi COVID-19 karena mereka sangat berisiko terpapar virus mematikan tersebut. Program vaksinasi yang nantinya juga menyasar masyarakat umum ini diharapkan bisa memutus mata rantai penularan COVID-19 hingga virus ini bisa terkendali

Baca juga: Ini alasan KPU Kotim tetap optimistis menang di MK

Baca juga: Rapat DPRD Kotim hasilkan solusi masalah jalan desa dilintasi truk sawit

Baca juga: Rapat DPRD Kotim hasilkan solusi masalah jalan desa dilintasi truk sawit

Pewarta : Norjani
Uploader : Admin 2
Copyright © ANTARA 2024