Palangka Raya (ANTARA) - Badan Pusat Statistik Kalimantan Tengah mencatat luas lahan panen padi di provinsi setempat, pada tahun 2020 sebesar 143,28 ribu hektar atau turun sekitar 2,87 ribu hektar dibandingkan tahun 2019 yang mencapai 146,16 ribu hektare.
Sekalipun luas lahan panen menurun tapi produksi padi tahun 2020 sebesar 457,95 ribu ton gabah kering giling (GKG) naik 14,39 ribu ton dibandingkan tahun 2019, kata Kepala BPS Kalteng Eko Marsoro di Palangka Raya, Senin.
"Produksi padi GKG Kalteng di tahun 2019 sekitar 443,56 ribu. Jadi, biarpun luas lahan panen turun, tapi hasil panen padi berdasarkan GKG tetap naik," tambahnya.
Dikatakan, produksi padi tertinggi di Kalteng terjadi pada bulan September 2020 dengan jumlah mencapai 112,40 ribu ton, dan terendah pada Januari 2020 yang hanya berkisar 7,31 ton.
Eko mengatakan jika dilihat berdasarkan kabupaten/kota se-Kalteng, kenaikan produksi padi tahun 2020 terjadi di Kabupaten Kapuas, Barito Selatan, Katingan, Pulang Pisau, Kotawaringin Timur dan Murung Raya.
"Tiga kabupaten/kota dengan total produksi GKG tertinggi tahun 2020 berada di Kapuas, Pulang Pisau dan Kotawaringin Timur. Sedangkan terrendah di Kota Palangka Raua, Kabupaten Kotawaringin Barat dan Gunung Mas," beber dia.
Sementara itu, produksi padi di Kalteng pada Januari 2021 sebesar 11,03 ribu ton GKG, dan potensi produksi sepanjang Februari hingga April 2021 mencapai 130,57 ton. Dengan demikian, total potensi produksi padi pada subround Januari-April 2021 diperkirakan sebesar 141,59 ribu ton GKG atau nauk sekitar 14,98 ribu ton dibandingkan periode sama tahun 2020 yang berkisar 126,62 ribu ton GKG.
Kepala BPS Kalteng mengatakan tiga kabupaten/kota di Kalteng dengan potensi produksi padi (GKG) tertinggi pada Januari hingga April 2021 adalah Kapuas, Kotawaringin Timur, dan Pulang Pisau.
Baca juga: Nilai tukar petani di Kalteng alami kenaikan selama Januari 2021
"Sedangkan untuk tiga kabupaten/kota terrendah diperkirakan masih tetap sama seperti tahun 2020 yakni Kota Palangka Raya, Kotawaringin Barat dan Gunung Mas," kata Eko.
Jika dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, produksi padi sepanjang Januari hingga Desember 2020 setara dengan 270,63 ton beras atau mengalami kenaikan sebesar 8,50 ribu ton (3,24 persen dibandingkan 2019 yang sebesar 262,12 ribu ton.
"Produksi beras tertinggi terjadi pada September 2020 sebesar 66,42 ribu ton. Sementara produksi beras terendah terjadi pada Januari 2020 yakni 4,32 ribu ton," demikian Eko.
Baca juga: Cabai dan rokok kretek filter jadi penyumbang inflasi di Kalteng
Baca juga: Penduduk Kalteng bertambah 0,46 juta jiwa per September 2020
Baca juga: BPS catat NTP Gabungan Kalteng selama Desember 2020 naik 2,03 persen
Sekalipun luas lahan panen menurun tapi produksi padi tahun 2020 sebesar 457,95 ribu ton gabah kering giling (GKG) naik 14,39 ribu ton dibandingkan tahun 2019, kata Kepala BPS Kalteng Eko Marsoro di Palangka Raya, Senin.
"Produksi padi GKG Kalteng di tahun 2019 sekitar 443,56 ribu. Jadi, biarpun luas lahan panen turun, tapi hasil panen padi berdasarkan GKG tetap naik," tambahnya.
Dikatakan, produksi padi tertinggi di Kalteng terjadi pada bulan September 2020 dengan jumlah mencapai 112,40 ribu ton, dan terendah pada Januari 2020 yang hanya berkisar 7,31 ton.
Eko mengatakan jika dilihat berdasarkan kabupaten/kota se-Kalteng, kenaikan produksi padi tahun 2020 terjadi di Kabupaten Kapuas, Barito Selatan, Katingan, Pulang Pisau, Kotawaringin Timur dan Murung Raya.
"Tiga kabupaten/kota dengan total produksi GKG tertinggi tahun 2020 berada di Kapuas, Pulang Pisau dan Kotawaringin Timur. Sedangkan terrendah di Kota Palangka Raua, Kabupaten Kotawaringin Barat dan Gunung Mas," beber dia.
Sementara itu, produksi padi di Kalteng pada Januari 2021 sebesar 11,03 ribu ton GKG, dan potensi produksi sepanjang Februari hingga April 2021 mencapai 130,57 ton. Dengan demikian, total potensi produksi padi pada subround Januari-April 2021 diperkirakan sebesar 141,59 ribu ton GKG atau nauk sekitar 14,98 ribu ton dibandingkan periode sama tahun 2020 yang berkisar 126,62 ribu ton GKG.
Kepala BPS Kalteng mengatakan tiga kabupaten/kota di Kalteng dengan potensi produksi padi (GKG) tertinggi pada Januari hingga April 2021 adalah Kapuas, Kotawaringin Timur, dan Pulang Pisau.
Baca juga: Nilai tukar petani di Kalteng alami kenaikan selama Januari 2021
"Sedangkan untuk tiga kabupaten/kota terrendah diperkirakan masih tetap sama seperti tahun 2020 yakni Kota Palangka Raya, Kotawaringin Barat dan Gunung Mas," kata Eko.
Jika dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, produksi padi sepanjang Januari hingga Desember 2020 setara dengan 270,63 ton beras atau mengalami kenaikan sebesar 8,50 ribu ton (3,24 persen dibandingkan 2019 yang sebesar 262,12 ribu ton.
"Produksi beras tertinggi terjadi pada September 2020 sebesar 66,42 ribu ton. Sementara produksi beras terendah terjadi pada Januari 2020 yakni 4,32 ribu ton," demikian Eko.
Baca juga: Cabai dan rokok kretek filter jadi penyumbang inflasi di Kalteng
Baca juga: Penduduk Kalteng bertambah 0,46 juta jiwa per September 2020
Baca juga: BPS catat NTP Gabungan Kalteng selama Desember 2020 naik 2,03 persen