Peneliti temukan vaksin COVID-19 dijual bebas di 'Darknet'

Senin, 8 Maret 2021 12:24 WIB

Jakarta (ANTARA) - Peneliti Kaspersky memeriksa 15 pasar berbeda di Darknet dan menemukan iklan untuk tiga merek vaksin COVID-19 yaitu Pfizer/BioNTech, AstraZeneca, dan Moderna, serta terdapat juga penjual yang mengiklankan vaksin COVID-19 yang tidak terverifikasi.

"Anda dapat menemukan apa saja di Darknet, jadi tidak mengherankan jika penjual di sana mencoba memanfaatkan proses vaksinasi yang sedang dilaksanakan hampir di seluruh penjuru dunia. Selama setahun terakhir, ada banyak penipuan yang mengeksploitasi topik COVID, dan banyak di antaranya berhasil," ujar pakar keamanan Kaspersky Dmitry Galov dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin.

Dijelaskan bahwa mayoritas penjual berasal dari Prancis, Jerman, Inggris, dan Amerika Serikat. Harga per dosis berkisar antara 250 dollar AS hingga 1.200 dollar AS, dengan biaya rata-rata sekitar 500 dollar AS.

Baca juga: Lansia perlu rentang 28 hari untuk vaksinasi COVID-19 kedua

Komunikasi dilakukan melalui aplikasi perpesanan terenkripsi seperti Wickr dan Telegram, sementara pembayaran diminta dalam bentuk mata uang kripto, terutama bitcoin.

Mayoritas penjual "bawah tanah" ini sudah melakukan sekitar 100 hingga 500 transaksi, yang menunjukkan bahwa mereka telah menyelesaikan penjualan sedangkan kejelasan barang tersebut masih belum diketahui efektivitasnya.

Dari informasi yang tersedia untuk para ahli Kaspersky, tidak dimungkinkan untuk mengetahui berapa banyak dari iklan tersebut yang merupakan dosis vaksin yang tepat dan berapa banyak iklan yang merupakan penipuan.

Baca juga: Amankah vaksin COVID-19 untuk ibu hamil dan menyusui?

Untuk terhindar dari penipuan, ahli Kaspersky mengimbau publik untuk tidak membeli produk, termasuk vaksin di Darknet.

Jika melihat iklan tentang sesuatu yang berhubungan dengan COVID, perhatikan baik-baik URL situs yang dikunjungi. Jika hanya satu huruf yang terlihat tidak pada tempatnya, atau jika .com yang biasa telah diganti dengan .com.tk atau sesuatu yang serupa dengan itu, dapat dicurigai itu adalah phising.

Perhatikan juga tata bahasa dan tata letak di situs yang dikunjungi dan email yang diterima. Jika terlihat mencurigakan, jangan pernah untuk melanjutkan akses lebih jauh.

"Penting bagi pengguna untuk terus berhati-hati terhadap setiap kesepakatan yang terkait dengan pandemi, dan tentu saja, membeli vaksin dari forum Darknet bukan ide yang baik," kata Galov.

Baca juga: Lansia perlu tingkatkan imunitas sebelum divaksin COVID-19

Baca juga: Sertifikat vaksin sebaiknya tidak diunggah ke media sosial

Baca juga: Benarkah vaksin COVID-19 sebabkan wanita mandul?
 

Pewarta : Fathur Rochman
Uploader : Admin Kalteng
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

Ternyata begini cara phisher curi aset kripto

04 July 2023 10:17 Wib, 2023

Kaspersky ungkap pencurian data pribadi dari smart pet feeder

23 June 2023 10:43 Wib, 2023

Waspada! Skema penipuan online dengan tren sosial hingga penawaran menarik

09 June 2023 20:02 Wib, 2023

Waspada! Penjahat siber lakukan penipuan melalui serial 'Stranger Things'

23 July 2022 15:41 Wib, 2022

Kaspersky catat Indonesia dapat 11 juta serangan siber

27 April 2022 0:19 Wib, 2022
Terpopuler

APBN 2025 terbanyak di Pusat, Teras Narang sebut kepala daerah dituntut inovatif

Kabar Daerah - 14 December 2024 18:23 Wib

Disarpustaka Kapuas sambut siswa SD Islam Azza dalam kegiatan literasi

Kabar Daerah - 17 December 2024 10:52 Wib

Waket DPRD Bartim jadi dewan pakar Pemuda Katolik Pusat

Kabar Daerah - 17 jam lalu

DPUPR Perkim: Proyek peningkatan jalan lingkar timur berlanjut 2025

Kabar Daerah - 15 December 2024 6:52 Wib

DPRD Palangka Raya sepakat bahas raperda Penyelenggaraan Ketenagakerjaan

Kabar Daerah - 17 December 2024 11:56 Wib