Jakarta (ANTARA) - Perusahaan keamanan siber Kaspersky menemukan penjahat siber menayalahgunakan momen "Stranger Things" untuk menguras rekening bank korban.
Para penjahat siber acap kali memanfaatkan momen yang sedang populer untuk mencari celah, jika tidak waspada, pengguna internet bisa menjadi korban penipuan di dunia maya, seperti tertulis dalam siaran pers yang diterima di Jakarta pada Sabtu.
Serial "Stranger Things" musim terbaru baru saja dirilis awal bulan ini, setelah sekitar tiga tahun absen akibat pandemi virus corona. Kaspersky menemukan cukup banyak surat elektronik berisi laman phishing untuk mencuri uang dan informasi pribadi pada penggemar "Stranger Things".
Temuan para peneliti keamanan siber di Kasperky, kejahatan ini menargetkan orang-orang yang tidak ingin membayar langganan layanan streaming dan memilih menonton di situs yang tidak sah.
Penjahat biasanya mengiming-imingi menonton episode terbaru "Stranger Things" hanya dengan 1 dolar Amerika Serikat, sekitar Rp14.978. Penawaran ini seringkali hadir melalui email.
Untuk menonton, korban diminta mengklik tautan dan membuat akun di situs phishing tersebut. Saat mendaftar, mereka biasanya diminta memasukkan informasi perbankan, misalnya nomor kartu kredit, dan alamat.
Setelah mengisi data, rekening bank korban akan dikuras dan mereka tidak mendapatkan akses untuk menonton "Stranger Things".
Selain penipuan menonton episode terbaru, Kaspersky juga menemukan metode penipuan berkedok membeli pernak-pernik "Stranger Things", biasanya kaus edisi terbatas.
Metode ini tidak melulu phishing, namun, menimbulkan kecurigaan soal keamanan transaksi karena iklan ini biasanya berupa spam dan domain situs baru dibuat.
Supaya tidak menjadi korban penipuan, Kaspersky menyarankan hanya menonton serial "Stranger Things" di layanan resmi, hindari tautan yang menjanjikan penayangan awal serial atau film apa pun.
Sebelum memasukkan data, periksa keasilan situs yaitu dengan mengecek URL dan ejaan nama layanan menonton. Jika harus mengunduh, perhatikan ekstensi berkas tersebut.
Berkas video tidak pernah memiliki ekstensi .exe atau .msi. Selain itu, lindungi perangkat dengan aplikasi keamanan supaya bisa mengidentifikasi lampiran berbahaya dan memblokir situs phishing.
Berita Terkait
Pemkab Lamandau terus tingkatkan keamanan sistem daerah
Jumat, 8 November 2024 12:58 Wib
300 ribu data di Denpasar dibeli pelaku sindikat kejahatan siber dari dark web
Kamis, 17 Oktober 2024 14:47 Wib
TNI harus semakin tangguh dan punya kemampuan pertahanan siber, kata Teras Narang
Sabtu, 5 Oktober 2024 16:24 Wib
SMSI Barsel bagikan paket sembako kepada warga kurang mampu
Sabtu, 28 September 2024 5:57 Wib
Kapolri tunjuk 8 Pamen jadi Direktur Reserse Siber
Minggu, 22 September 2024 12:22 Wib
Bank Mandiri terima 1 juta serangan siber per hari
Jumat, 20 September 2024 13:35 Wib
Panglima TNI akui sudah terima perintah Presiden bentuk Angkatan Siber
Selasa, 3 September 2024 21:47 Wib
SMSI Barito Selatan laksanakan pelatihan jurnalistik di SMK-3 Buntok
Rabu, 31 Juli 2024 16:24 Wib