Jakarta (ANTARA) - Ibu menyusui harus memerhatikan asupan gizi dan nutrisi untuk dapat memproduksi ASI, oleh karenanya tidak disarankan untuk melakukan diet ketat apalagi tanpa pengawasan dokter.
Dokter spesialis gizi, dr. Patricia Halim Puteri, Sp.GK mengatakan ibu menyusui perlu memperhatikan status gizi dan kecukupan asupan hariannya, karena sangat mempengaruhi kuantitas dan kualitas ASI.
Perlu diketahui untuk memproduksi 100 ml ASI (setara dengan 75 kkal) dibutuhkan energi sekitar 85 kkal. Pada 6 bulan pertama, ibu menyusui dapat menghasilkan ASI rata-rata 750 ml/hari.
Baca juga: Seberapa penting perawatan terpadu pasca melahirkan?
Menurut rekomendasi AKG 2019, pada 6 bulan pertama ibu menyusui membutuhkan tambahan energi sebanyak 330 kkal sampai 400 kkal dari kebutuhan energi harian perempuan dewasa (kebutuhan harian perempuan dewasa usia 19-29 tahun sebesar 2.250 kkal).
"Diet ketat dapat mengurangi produksi ASI, pemantauan penurunan berat badan harus yang terarah, sesuai dengan kebutuhan metabolisme ibu yang menyusui dan adanya penyembuhan luka operasi atau jahitan jalan lahir pasca melahirkan," kata dr. Partricia dalam acara Klinik Health360 Indonesia, Selasa.
Ibu menyusui harus memerhatikan asupan gizi dan nutrisinya dengan mengonsumsi aneka jenis pangan yang lebih beragam untuk memenuhi kebutuhan energi, protein dan zat gizi mikro (vitamin dan mineral), untuk pemeliharaan kesehatan ibu dan produksi ASI.
Ada beberapa zat gizi yang harus dipenuhi oleh ibu menyusui, seperti energi yang bisa didapatkan dari beras/nasi, jagung, gandum, umbi-umbian dan lainnya. Kemudian protein hewani/nabati yang berjumlah 15-25 persen dari total kalori.
Baca juga: Amankah vaksin COVID-19 untuk ibu hamil dan menyusui?
"Ibu menyusui juga membutuhkan tambahan lemak harian sebanyak 2,2 gram pada 6 bulan pertama dan pada 6 bulan selanjutnya. Sementara kebutuhan lemak harian perempuan dewasa adalah 60-70 gram, namun, yang perlu dikonsumsi adalah lemak baik atau lemak tak jenuh, seperti alpukat, salmon, kacang-kacangan, biji-bijian, dan minyak zaitun," kata dr. Patricia.
Serat juga sangat penting untuk ibu menyusui. Perempuan dewasa pada umumnya membutuhkan serat 20-30 gram per hari, sedangkan ibu menyusui membutuhkan tambahan serat sebanyak 5 gram pada 6 bulan pertama dan 6 gram per hari pada bulan-bulan selanjutnya.
Zat gizi lain yang juga diperlukan oleh ibu menyusui adalah kalsium. Perempuan dewasa per harinya memerlukan 1.000 mg kalsium, sedangkan ibu menyusui membutuhkan tambahan asupan kalsium sebanyak 200 mg per harinya.
Yang tidak kalah penting untuk dikonsumsi ibu menyusui adalah air mineral. Perempuan dewasa membutuhkan 2.300 ml air setiap harinya. Sedangkan, ibu menyusui membutuhkan tambahan cairan sebanyak 800 ml setiap harinya dari perempuan dewasa biasanya.
Baca juga: Dokter sarankan ibu menyusui dapat kuota data gratis
Baca juga: Bolehkah ibu positif COVID-19 tetap menyusui?
Baca juga: Saran dokter untuk ibu menyusui saat berpuasa
Baca juga: Ini dampak negatif main ponsel sambil menyusui
Dokter spesialis gizi, dr. Patricia Halim Puteri, Sp.GK mengatakan ibu menyusui perlu memperhatikan status gizi dan kecukupan asupan hariannya, karena sangat mempengaruhi kuantitas dan kualitas ASI.
Perlu diketahui untuk memproduksi 100 ml ASI (setara dengan 75 kkal) dibutuhkan energi sekitar 85 kkal. Pada 6 bulan pertama, ibu menyusui dapat menghasilkan ASI rata-rata 750 ml/hari.
Baca juga: Seberapa penting perawatan terpadu pasca melahirkan?
Menurut rekomendasi AKG 2019, pada 6 bulan pertama ibu menyusui membutuhkan tambahan energi sebanyak 330 kkal sampai 400 kkal dari kebutuhan energi harian perempuan dewasa (kebutuhan harian perempuan dewasa usia 19-29 tahun sebesar 2.250 kkal).
"Diet ketat dapat mengurangi produksi ASI, pemantauan penurunan berat badan harus yang terarah, sesuai dengan kebutuhan metabolisme ibu yang menyusui dan adanya penyembuhan luka operasi atau jahitan jalan lahir pasca melahirkan," kata dr. Partricia dalam acara Klinik Health360 Indonesia, Selasa.
Ibu menyusui harus memerhatikan asupan gizi dan nutrisinya dengan mengonsumsi aneka jenis pangan yang lebih beragam untuk memenuhi kebutuhan energi, protein dan zat gizi mikro (vitamin dan mineral), untuk pemeliharaan kesehatan ibu dan produksi ASI.
Ada beberapa zat gizi yang harus dipenuhi oleh ibu menyusui, seperti energi yang bisa didapatkan dari beras/nasi, jagung, gandum, umbi-umbian dan lainnya. Kemudian protein hewani/nabati yang berjumlah 15-25 persen dari total kalori.
Baca juga: Amankah vaksin COVID-19 untuk ibu hamil dan menyusui?
"Ibu menyusui juga membutuhkan tambahan lemak harian sebanyak 2,2 gram pada 6 bulan pertama dan pada 6 bulan selanjutnya. Sementara kebutuhan lemak harian perempuan dewasa adalah 60-70 gram, namun, yang perlu dikonsumsi adalah lemak baik atau lemak tak jenuh, seperti alpukat, salmon, kacang-kacangan, biji-bijian, dan minyak zaitun," kata dr. Patricia.
Serat juga sangat penting untuk ibu menyusui. Perempuan dewasa pada umumnya membutuhkan serat 20-30 gram per hari, sedangkan ibu menyusui membutuhkan tambahan serat sebanyak 5 gram pada 6 bulan pertama dan 6 gram per hari pada bulan-bulan selanjutnya.
Zat gizi lain yang juga diperlukan oleh ibu menyusui adalah kalsium. Perempuan dewasa per harinya memerlukan 1.000 mg kalsium, sedangkan ibu menyusui membutuhkan tambahan asupan kalsium sebanyak 200 mg per harinya.
Yang tidak kalah penting untuk dikonsumsi ibu menyusui adalah air mineral. Perempuan dewasa membutuhkan 2.300 ml air setiap harinya. Sedangkan, ibu menyusui membutuhkan tambahan cairan sebanyak 800 ml setiap harinya dari perempuan dewasa biasanya.
Baca juga: Dokter sarankan ibu menyusui dapat kuota data gratis
Baca juga: Bolehkah ibu positif COVID-19 tetap menyusui?
Baca juga: Saran dokter untuk ibu menyusui saat berpuasa
Baca juga: Ini dampak negatif main ponsel sambil menyusui