Jakarta (ANTARA) - Pebulu tangkis tunggal putra Indonesia Jonatan Christie mengaku sempat gugup saat mengamankan laga pertamanya dalam ajang All England 2021 dan menyingkirkan Kunlavut Vitidsarn dari Thailand, Rabu malam waktu Birmingham.
"Saya sangat senang bisa kembali ke lapangan bulu tangkis dan di All England. Saya sedikit gugup pada pertandingan pertama karena tahun lalu, saya kalah dari Lee Zii Jia di lapangan yang sama. Saya senang bisa lolos ke babak kedua," kata Jonatan dalam laman BWF, Kamis.
Dalam pertandingan perdana keduanya selama 53 menit itu, Jonatan menang dua gim langsung 21-13, 24-22 meski sempat tertinggal pada gim kedua.
Pada gim pertama, Jonatan bermain tanpa hambatan dan bisa mengendalikan jalannya pertandingan. Kendali yang dia ciptakan sejak awal mampu dia pertahankan hingga gim berakhir.
Baca juga: Indonesia mundur dari All England, ada apa?
Namun kedudukan mengetat saat Vitidsarn mengubah pola menjadi lebih agresif pada gim kedua. Jonatan harus berjuang keras menjaga keunggulan poin meski selisih tipis.
Menjelang akhir interval kedua, Jonatan justru tersusul dan sempat kesulitan mengembalikan keunggulan. Bahkan memasuki match point masih terjadi kejar-mengejar skor yang akhirnya bisa dimenangkan Jonatan.
Unggulan kelima ini menuturkan bahwa setelah berlaga pada Thailand Open bulan Januari, dia menjalani masa latihan yang tidak mudah.
Namun dalam proses latihannya itu dia merasa mengalami perkembangan dan siap berlaga maksimal dalam ajang BWF Super 1000 ini meski sempat ditimpa musibah saat kakaknya meninggal dunia.
"Persiapan tidak mudah setelah leg Asia. Saya merasa luar biasa dalam tiga minggu kami harus berlatih dan mencoba untuk fokus pada turnamen ini. Kemenangan ini saya persembahkan untuk saudara saya yang baru saja meninggal dunia. Saya ingin menunjukkan yang terbaik di turnamen ini untuk saudara saya," tutup Jonatan.
Baca juga: Minions atasi ganda putra tuan rumah di babak pertama All England 2021
Baca Juga: Momota akui gugup lewati putaran pertama All England 2021
"Saya sangat senang bisa kembali ke lapangan bulu tangkis dan di All England. Saya sedikit gugup pada pertandingan pertama karena tahun lalu, saya kalah dari Lee Zii Jia di lapangan yang sama. Saya senang bisa lolos ke babak kedua," kata Jonatan dalam laman BWF, Kamis.
Dalam pertandingan perdana keduanya selama 53 menit itu, Jonatan menang dua gim langsung 21-13, 24-22 meski sempat tertinggal pada gim kedua.
Pada gim pertama, Jonatan bermain tanpa hambatan dan bisa mengendalikan jalannya pertandingan. Kendali yang dia ciptakan sejak awal mampu dia pertahankan hingga gim berakhir.
Baca juga: Indonesia mundur dari All England, ada apa?
Namun kedudukan mengetat saat Vitidsarn mengubah pola menjadi lebih agresif pada gim kedua. Jonatan harus berjuang keras menjaga keunggulan poin meski selisih tipis.
Menjelang akhir interval kedua, Jonatan justru tersusul dan sempat kesulitan mengembalikan keunggulan. Bahkan memasuki match point masih terjadi kejar-mengejar skor yang akhirnya bisa dimenangkan Jonatan.
Unggulan kelima ini menuturkan bahwa setelah berlaga pada Thailand Open bulan Januari, dia menjalani masa latihan yang tidak mudah.
Namun dalam proses latihannya itu dia merasa mengalami perkembangan dan siap berlaga maksimal dalam ajang BWF Super 1000 ini meski sempat ditimpa musibah saat kakaknya meninggal dunia.
"Persiapan tidak mudah setelah leg Asia. Saya merasa luar biasa dalam tiga minggu kami harus berlatih dan mencoba untuk fokus pada turnamen ini. Kemenangan ini saya persembahkan untuk saudara saya yang baru saja meninggal dunia. Saya ingin menunjukkan yang terbaik di turnamen ini untuk saudara saya," tutup Jonatan.
Baca juga: Minions atasi ganda putra tuan rumah di babak pertama All England 2021
Baca Juga: Momota akui gugup lewati putaran pertama All England 2021