Kuala Kurun (ANTARA) - Kapolres Gunung Mas, Kalimantan Tengah AKBP Rudi Asriman mengatakan pihaknya siap mengamankan pelaksanaan ibadah Jumat Agung dan Paskah yang akan dilakukan oleh umat Nasrani.
“Kita sudah menyiapkan personel untuk mengamankan ibadah Jumat Agung dan Paskah. Beberapa gereja yang akan melaksanakan ibadah juga sudah kita data,” kata Rudi di Kuala Kurun, Selasa malam.
Dia menyebut bahwa berdasarkan pendataan yang telah dilakukan oleh Polres Gumas, sejumlah gereja di wilayah setempat rencananya akan melaksanakan ibadah secara live streaming dan offline.
Baca juga: Pemeliharaan jalan dalam Kota Kuala Kurun telah dimulai
Gereja yang melaksanakan ibadah secara offline telah menyatakan akan menerapkan protokol kesehatan saat ibadah nanti, seperti membatasi jumlah jemaat yang hadir, menjaga jarak, dan lainnya.
Secara khusus, umat Nasrani di kabupaten bermotto Habangkalan Penyang Karuhei Tatau biasanya melakukan kunjungan ke pemakaman keluarga menjelang Paskah, untuk menyalakan lilin di tiap kubur keluarga.
“Nantinya polsek juga akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan pihak terkait untuk mendata pemakaman-pemakaman yang biasanya dikunjungi warga menjelang Paskah, supaya tidak terjadi kerumunan,” papar dia.
Baca juga: Legislator Gumas: Tetap taati prokes walau sudah dua kali vaksin
Menurut dia, pandemi COVID-19 membuat berbagai kegiatan masyarakat harus dibatasi, demi mencegah penyebaran dan penularan virus yang pertama kali muncul di Negeri Tirai Bambu China tersebut.
Dia menegaskan, pembatasan tersebut bukan berarti Polres Gumas melarang umat Kristiani melakukan penyalaan lilin di kuburan. Hanya saja, penyalaan lilin di kuburan harus diatur sedemikian rupa, demi kebaikan bersama.
Kalau memang warga ingin mengunjungi pemakaman untuk menyalakan lilin, maka sebaiknya dilakukan pembagian waktu. Pembagian waktu dilakukan supaya tidak terjadi keramaian dan kerumunan di pemakaman.
“Polsek akan berkoordinasi dengan pemerintah dan pihak terkait lainnya untuk mengatur. Jadi misalnya diatur beberapa keluarga berkunjung selama beberapa menit, supaya tidak terjadi keramaian dan kerumunan,” jelas Rudi.
Baca juga: Penyuluh dan petani Gumas gotong royong kendalikan hama tikus
Baca juga: Distan Gumas obati ternak milik warga yang sakit
Baca juga: Ketua DPRD Gumas imbau masyarakat tetap tenang terkait teror bom
“Kita sudah menyiapkan personel untuk mengamankan ibadah Jumat Agung dan Paskah. Beberapa gereja yang akan melaksanakan ibadah juga sudah kita data,” kata Rudi di Kuala Kurun, Selasa malam.
Dia menyebut bahwa berdasarkan pendataan yang telah dilakukan oleh Polres Gumas, sejumlah gereja di wilayah setempat rencananya akan melaksanakan ibadah secara live streaming dan offline.
Baca juga: Pemeliharaan jalan dalam Kota Kuala Kurun telah dimulai
Gereja yang melaksanakan ibadah secara offline telah menyatakan akan menerapkan protokol kesehatan saat ibadah nanti, seperti membatasi jumlah jemaat yang hadir, menjaga jarak, dan lainnya.
Secara khusus, umat Nasrani di kabupaten bermotto Habangkalan Penyang Karuhei Tatau biasanya melakukan kunjungan ke pemakaman keluarga menjelang Paskah, untuk menyalakan lilin di tiap kubur keluarga.
“Nantinya polsek juga akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan pihak terkait untuk mendata pemakaman-pemakaman yang biasanya dikunjungi warga menjelang Paskah, supaya tidak terjadi kerumunan,” papar dia.
Baca juga: Legislator Gumas: Tetap taati prokes walau sudah dua kali vaksin
Menurut dia, pandemi COVID-19 membuat berbagai kegiatan masyarakat harus dibatasi, demi mencegah penyebaran dan penularan virus yang pertama kali muncul di Negeri Tirai Bambu China tersebut.
Dia menegaskan, pembatasan tersebut bukan berarti Polres Gumas melarang umat Kristiani melakukan penyalaan lilin di kuburan. Hanya saja, penyalaan lilin di kuburan harus diatur sedemikian rupa, demi kebaikan bersama.
Kalau memang warga ingin mengunjungi pemakaman untuk menyalakan lilin, maka sebaiknya dilakukan pembagian waktu. Pembagian waktu dilakukan supaya tidak terjadi keramaian dan kerumunan di pemakaman.
“Polsek akan berkoordinasi dengan pemerintah dan pihak terkait lainnya untuk mengatur. Jadi misalnya diatur beberapa keluarga berkunjung selama beberapa menit, supaya tidak terjadi keramaian dan kerumunan,” jelas Rudi.
Baca juga: Penyuluh dan petani Gumas gotong royong kendalikan hama tikus
Baca juga: Distan Gumas obati ternak milik warga yang sakit
Baca juga: Ketua DPRD Gumas imbau masyarakat tetap tenang terkait teror bom