Jakarta (ANTARA) - Perubahan gaya hidup dan bertambahnya usia dapat meningkatkan risiko penyakit tidak menular seperti diabetes, penyakit jantung dan pembuluh darah hingga kanker, oleh karenanya pemeriksaan kesehatan secara wajib untuk dilakukan.
Pemeriksaan kesehatan biasanya meliputi pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan organ-organ penting seperti jantung, otak, paru, ginjal, pemeriksaan tulang, komposisi tubuh, mata, gigi, dan lainnya. Sebab tidak semua masalah kesehatan menunjukkan gejala pada tahap awal.
Dokter spesialis penyakit dalam dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dr. Imelda Maria Loho, Sp.PD mengatakan pemeriksaan berkala penting dilakukan untuk mengetahui berbagai risiko penyakit baik yang bergejala maupun tidak.
Baca juga: Pentingnya periksa kesehatan secara menyeluruh saat pandemi
"Kolesterol tinggi enggak ada gejala kayak sakit-sakit leher, sakit leher itu karena posisi duduk yang tidak benar. Darah tinggi juga sering tidak bergejala tapi tiba-tiba tekanannya bisa sampai 200, terus tiba-tiba datang ke rumah sakit sudah dengan penyakit komplikasinya, yang bergejala justru yang komplikasi bukan penyakit utamanya," kata dr. Imelda dalam webinar "Pemeriksaan Kesehatan Berkala, Apa yang Harus Diperhatikan", Kamis.
dr. Imelda menyebutkan beberapa pemeriksaan yang wajib untuk dilakukan secara berkala yakni indeks massa tubuh, tekanan darah, lingkar perut, penglihatan, pendengaran, fungsi jantung dan fungsi paru.
Ada juga beberapa pemeriksaan tambahan yakni cek kadar lemak (4-6 tahun sekali), cek gula (3 tahun sekali untuk 45 tahun ke atas), cek urin (ibu hamil trimester pertama/kedua), pemeriksaan payudara, foto dada (setiap tahun khususnya perokok berat), rekam jantung (setiap tahun), cek feses (1-2 tahun untuk usia 50-70 tahun) dan IVA & Pap Smear (3 tahun sekali untuk 25-69 tahun).
"Pemeriksaan itu enggak bisa dipukul rata pada setiap orang tergantung, tergantung usia dan pemeriksaan apa yang dilakukan. Yang terpenting tidak perlu menunggu gejala muncul," ujar dr. Imelda.
Baca juga: Usia 20 tahun jadi waktu yang tepat untuk periksa kesehatan jantung
Untuk laki-laki usia produktif jenis pemeriksaan yang perlu dilakukan adalah tekanan darah, IMT, lingkar perut, mata, jantung, paru. Pada laki-laki usia menjelang lansia adalah gula darah, kadar lemak, tekanan darah, IMT, lingkar perut, pemeriksaan fisik rutin, cek feses darah samar dan foto dada.
Sedangkan laki-laki usia lansia adalah gula darah, kadar lemak, tekanan darah, IMT, lingkar perut, mata, jantung dan paru.
Sementara pada wanita usia produktif, pemeriksaan yang harus dilakukan adalah tekanan darah, IMT, lingkar perut, mata, jantung, paru, IVA/Pap Smear.
Pada wanita usia menjelang lansia pemeriksaan yang perlu dilakukan adalah gula darah, kadar lemak, tekanan darah, IMT, lingkar perut, mata, jantung, paru, cek feses, foto dada, IVA & Pap Smear dan payudara.
Untuk wanita lansia pemeriksaan yang wajib dilakukan adalah gula darah, kadar lemak, tekanan darah, IMT, lingkar perut, mata, jantung dan paru.
Baca juga: Perlukah laki-laki periksa kesehatan reproduksi?
Baca juga: Ini alasan nakes vaksinator COVID-19 perlu pelatihan khusus
Baca juga: Ketahui tips jantung sehat bagi para pesepeda lewat buku saku
Pemeriksaan kesehatan biasanya meliputi pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan organ-organ penting seperti jantung, otak, paru, ginjal, pemeriksaan tulang, komposisi tubuh, mata, gigi, dan lainnya. Sebab tidak semua masalah kesehatan menunjukkan gejala pada tahap awal.
Dokter spesialis penyakit dalam dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dr. Imelda Maria Loho, Sp.PD mengatakan pemeriksaan berkala penting dilakukan untuk mengetahui berbagai risiko penyakit baik yang bergejala maupun tidak.
Baca juga: Pentingnya periksa kesehatan secara menyeluruh saat pandemi
"Kolesterol tinggi enggak ada gejala kayak sakit-sakit leher, sakit leher itu karena posisi duduk yang tidak benar. Darah tinggi juga sering tidak bergejala tapi tiba-tiba tekanannya bisa sampai 200, terus tiba-tiba datang ke rumah sakit sudah dengan penyakit komplikasinya, yang bergejala justru yang komplikasi bukan penyakit utamanya," kata dr. Imelda dalam webinar "Pemeriksaan Kesehatan Berkala, Apa yang Harus Diperhatikan", Kamis.
dr. Imelda menyebutkan beberapa pemeriksaan yang wajib untuk dilakukan secara berkala yakni indeks massa tubuh, tekanan darah, lingkar perut, penglihatan, pendengaran, fungsi jantung dan fungsi paru.
Ada juga beberapa pemeriksaan tambahan yakni cek kadar lemak (4-6 tahun sekali), cek gula (3 tahun sekali untuk 45 tahun ke atas), cek urin (ibu hamil trimester pertama/kedua), pemeriksaan payudara, foto dada (setiap tahun khususnya perokok berat), rekam jantung (setiap tahun), cek feses (1-2 tahun untuk usia 50-70 tahun) dan IVA & Pap Smear (3 tahun sekali untuk 25-69 tahun).
"Pemeriksaan itu enggak bisa dipukul rata pada setiap orang tergantung, tergantung usia dan pemeriksaan apa yang dilakukan. Yang terpenting tidak perlu menunggu gejala muncul," ujar dr. Imelda.
Baca juga: Usia 20 tahun jadi waktu yang tepat untuk periksa kesehatan jantung
Untuk laki-laki usia produktif jenis pemeriksaan yang perlu dilakukan adalah tekanan darah, IMT, lingkar perut, mata, jantung, paru. Pada laki-laki usia menjelang lansia adalah gula darah, kadar lemak, tekanan darah, IMT, lingkar perut, pemeriksaan fisik rutin, cek feses darah samar dan foto dada.
Sedangkan laki-laki usia lansia adalah gula darah, kadar lemak, tekanan darah, IMT, lingkar perut, mata, jantung dan paru.
Sementara pada wanita usia produktif, pemeriksaan yang harus dilakukan adalah tekanan darah, IMT, lingkar perut, mata, jantung, paru, IVA/Pap Smear.
Pada wanita usia menjelang lansia pemeriksaan yang perlu dilakukan adalah gula darah, kadar lemak, tekanan darah, IMT, lingkar perut, mata, jantung, paru, cek feses, foto dada, IVA & Pap Smear dan payudara.
Untuk wanita lansia pemeriksaan yang wajib dilakukan adalah gula darah, kadar lemak, tekanan darah, IMT, lingkar perut, mata, jantung dan paru.
Baca juga: Perlukah laki-laki periksa kesehatan reproduksi?
Baca juga: Ini alasan nakes vaksinator COVID-19 perlu pelatihan khusus
Baca juga: Ketahui tips jantung sehat bagi para pesepeda lewat buku saku