Sampit (ANTARA) - Wakil Ketua DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah, Rudianur langsung memberi masukan terkait penerapan protokol kesehatan dalam pelaksanaan Pasar Ramadhan di Taman Kota Sampit yang difasilitasi pemerintah daerah.
"Kalau saya lihat ini masih belum (penerapan protokol kesehatan). Tempat cuci tangan harus ada disiapkan. Sejak di pintu masuk sudah harus disediakan pemerintah daerah. Jadi begitu masuk dan menuju lokasi ini, masyarakat sudah mencuci tangan," kata Rudianur di lokasi Pasar Ramadhan, Selasa.
Rudianur sengaja memantau Pasar Ramadhan yang baru saja dibuka oleh Bupati Halikinnor didampingi Wakil Bupati Irawati. Dia menyoroti hal ini karena dia ingin protokol kesehatan benar-benar dijalankan secara ketat untuk mencegah penularan dan klaster baru COVID-19.
Rudianur mengapresiasi Bupati Halikinnor yang secara tegas memerintahkan jajarannya untuk melaksanakan protokol kesehatan secara ketat dalam pelaksanaan Pasar Ramadhan. Hal itu bentuk keseriusan bupati agar kegiatan itu bisa membantu pemulihan ekonomi masyarakat, namun sekaligus tetap mencegah penularan COVID-19.
Bupati mengarahkan agar pintu masuk dan keluar pengunjung diatur pada arah berbeda agar tidak terjadi kerumunan atau penumpukan penumpang. Petugas yang ada di lokasi seharusnya bukan hanya berdiri atau berkeliling, tetapi benar-benar menjalankan tugas seperti memeriksa suhu tubuh serta mewajibkan penggunaan masker setiap warga yang datang.
Baca juga: Bupati Kotim perintahkan perketat pengawasan bantuan sosial
Namun sayangnya, kata Rudianur, hal itu belum terlihat ketika dia menghadiri pembukaan Pasar Ramadhan tersebut. Dia berharap ini menjadi perhatian dan diperbaiki untuk mencegah terjadinya penularan COVID-19.
Meski para pedagang sudah menjalani pemeriksaan cepat deteksi COVID-19, namun jika pengunjung yang datang tidak dikendalikan, maka tetap saja rawan terjadi penularan jika ada pengunjung yang terpapar COVID-19 dan membuat pengunjung lainnya atau pedagang juga tertular.
"Petugas harus aktif. Sesuai dengan pidato bupati tadi agar protokol kesehatan wajib dijalankan secara ketat. Satuan Polisi Pamong Praja dibantu anggota Polri dan TNI untuk menegakkan disiplin protokol kesehatan," timpal Rudianur.
Rudianur menambahkan, perlu pertimbangan matang pemerintah daerah sehingga memutuskan menggelar Pasar Ramadhan, padahal tahun lalu ditiadakan. Untuk itu perlu kesadaran semua pihak menerapkan protokol kesehatan agar upaya tersebut menimbulkan hal tidak diinginkan.
"Kami justru mendorong Pasar Ramadhan digalakkan, baik di daerah mana saja seperti di Sampit, Samuda, Cempaka dan lainnya supaya perekonomian masyarakat bisa lebih hidup. Tapi, protokol kesehatan wajib dijalankan. Jangan diabaikan karena ini merupakan aturan yang harus kita patuhi untuk mencegah penularan COVID-19," demikian Rudianur.
Baca juga: Pasar Ramadhan akan dihentikan jika protokol kesehatan dilanggar
Baca juga: DPRD Kotim revisi Perda Kawasan Tanpa Rokok
"Kalau saya lihat ini masih belum (penerapan protokol kesehatan). Tempat cuci tangan harus ada disiapkan. Sejak di pintu masuk sudah harus disediakan pemerintah daerah. Jadi begitu masuk dan menuju lokasi ini, masyarakat sudah mencuci tangan," kata Rudianur di lokasi Pasar Ramadhan, Selasa.
Rudianur sengaja memantau Pasar Ramadhan yang baru saja dibuka oleh Bupati Halikinnor didampingi Wakil Bupati Irawati. Dia menyoroti hal ini karena dia ingin protokol kesehatan benar-benar dijalankan secara ketat untuk mencegah penularan dan klaster baru COVID-19.
Rudianur mengapresiasi Bupati Halikinnor yang secara tegas memerintahkan jajarannya untuk melaksanakan protokol kesehatan secara ketat dalam pelaksanaan Pasar Ramadhan. Hal itu bentuk keseriusan bupati agar kegiatan itu bisa membantu pemulihan ekonomi masyarakat, namun sekaligus tetap mencegah penularan COVID-19.
Bupati mengarahkan agar pintu masuk dan keluar pengunjung diatur pada arah berbeda agar tidak terjadi kerumunan atau penumpukan penumpang. Petugas yang ada di lokasi seharusnya bukan hanya berdiri atau berkeliling, tetapi benar-benar menjalankan tugas seperti memeriksa suhu tubuh serta mewajibkan penggunaan masker setiap warga yang datang.
Baca juga: Bupati Kotim perintahkan perketat pengawasan bantuan sosial
Namun sayangnya, kata Rudianur, hal itu belum terlihat ketika dia menghadiri pembukaan Pasar Ramadhan tersebut. Dia berharap ini menjadi perhatian dan diperbaiki untuk mencegah terjadinya penularan COVID-19.
Meski para pedagang sudah menjalani pemeriksaan cepat deteksi COVID-19, namun jika pengunjung yang datang tidak dikendalikan, maka tetap saja rawan terjadi penularan jika ada pengunjung yang terpapar COVID-19 dan membuat pengunjung lainnya atau pedagang juga tertular.
"Petugas harus aktif. Sesuai dengan pidato bupati tadi agar protokol kesehatan wajib dijalankan secara ketat. Satuan Polisi Pamong Praja dibantu anggota Polri dan TNI untuk menegakkan disiplin protokol kesehatan," timpal Rudianur.
Rudianur menambahkan, perlu pertimbangan matang pemerintah daerah sehingga memutuskan menggelar Pasar Ramadhan, padahal tahun lalu ditiadakan. Untuk itu perlu kesadaran semua pihak menerapkan protokol kesehatan agar upaya tersebut menimbulkan hal tidak diinginkan.
"Kami justru mendorong Pasar Ramadhan digalakkan, baik di daerah mana saja seperti di Sampit, Samuda, Cempaka dan lainnya supaya perekonomian masyarakat bisa lebih hidup. Tapi, protokol kesehatan wajib dijalankan. Jangan diabaikan karena ini merupakan aturan yang harus kita patuhi untuk mencegah penularan COVID-19," demikian Rudianur.
Baca juga: Pasar Ramadhan akan dihentikan jika protokol kesehatan dilanggar
Baca juga: DPRD Kotim revisi Perda Kawasan Tanpa Rokok