Jakarta (ANTARA) - Direktur pelaksana Juventus Fabio Paratici menyebut timnya tidak pernah tertutup dan selalu bersikap gamblang sepanjang keterlibatan mereka dalam proyek Liga Super Eropa, yang gagal pekan lalu.
Juve merupakan satu dari tiga tim Italia, bersama AC Milan dan Inter Milan, yang menjadi 12 klub pendiri kompetisi tengah pekan tandingan Liga Champions tersebut yang diumumkan Minggu (18/4) pekan lalu.
Akan tetapi proyek itu tampak berakhir setelah sebagian besar klub pendiri mengundurkan diri lantaran derasnya kritik dari masyarakat sepak bola dan terutama suporter mereka sendiri.
Presiden Juventus Andrea Agnelli bahkan harus mengaku rencana itu sulit dilanjutkan dengan banyaknya tim-tim yang mundur.
Baca juga: Telaah - Ketika sepak bola dieksploitasi hanya demi laba
Buntut polemik itu, 11 klub Liga Italia sepakat meminta tim-tim kompatriot mereka yang terlibat dalam Liga Super Eropa untuk menerima konsekuensi dengan tuduhan mereka "bertindak dalam rahasia" dengan "daya rusak serius dan nyata" terhadap sepak bola Italia.
"Kami bersikap dengan penuh kegamblangan dan sangat tenang tentang semua yang terjadi," kata Paratici kepada Sky Italia dikutip dari Reuters, Minggu malam tadi.
"Saya bertemu presiden (Andrea Agnelli) setiap hari, ia sangat tenang, ia merencanakan masa depan dan secara personal saya tahu beliau sangat peduli akan kebaikan sepak bola dan Juventus," ujarnya menambahkan.
Baca juga: Inter dan Atletico resmi mundur dari Liga Super Eropa yang kontroversial
Di sisi lain, Paratici malah mengkritik respon yang diperlihatkan publik soal proyek Liga Super.
"Reaksi kekerasan yang bermunculan setelah pengumuman Liga Super mengalihkan perhatian dari penyebab dan alasan proyek ini dibentuk," katanya.
"Banyak hal tidak benar dikatakan sebab tak satu pun dari klub-klub ini akan mengabaikan liga domestik mereka dan formula kompetisi tidaklah tertutup," pungkas Paraciti.
Sejauh ini dari tim-tim pendiri hanya Juventus, Real Madrid dan Barcelona yang ngotot melanjutkan proyek Liga Super Eropa.
Baca juga: Saham Juventus dan MU anjlok seiring kecaman Liga Super Eropa
Juve merupakan satu dari tiga tim Italia, bersama AC Milan dan Inter Milan, yang menjadi 12 klub pendiri kompetisi tengah pekan tandingan Liga Champions tersebut yang diumumkan Minggu (18/4) pekan lalu.
Akan tetapi proyek itu tampak berakhir setelah sebagian besar klub pendiri mengundurkan diri lantaran derasnya kritik dari masyarakat sepak bola dan terutama suporter mereka sendiri.
Presiden Juventus Andrea Agnelli bahkan harus mengaku rencana itu sulit dilanjutkan dengan banyaknya tim-tim yang mundur.
Baca juga: Telaah - Ketika sepak bola dieksploitasi hanya demi laba
Buntut polemik itu, 11 klub Liga Italia sepakat meminta tim-tim kompatriot mereka yang terlibat dalam Liga Super Eropa untuk menerima konsekuensi dengan tuduhan mereka "bertindak dalam rahasia" dengan "daya rusak serius dan nyata" terhadap sepak bola Italia.
"Kami bersikap dengan penuh kegamblangan dan sangat tenang tentang semua yang terjadi," kata Paratici kepada Sky Italia dikutip dari Reuters, Minggu malam tadi.
"Saya bertemu presiden (Andrea Agnelli) setiap hari, ia sangat tenang, ia merencanakan masa depan dan secara personal saya tahu beliau sangat peduli akan kebaikan sepak bola dan Juventus," ujarnya menambahkan.
Baca juga: Inter dan Atletico resmi mundur dari Liga Super Eropa yang kontroversial
Di sisi lain, Paratici malah mengkritik respon yang diperlihatkan publik soal proyek Liga Super.
"Reaksi kekerasan yang bermunculan setelah pengumuman Liga Super mengalihkan perhatian dari penyebab dan alasan proyek ini dibentuk," katanya.
"Banyak hal tidak benar dikatakan sebab tak satu pun dari klub-klub ini akan mengabaikan liga domestik mereka dan formula kompetisi tidaklah tertutup," pungkas Paraciti.
Sejauh ini dari tim-tim pendiri hanya Juventus, Real Madrid dan Barcelona yang ngotot melanjutkan proyek Liga Super Eropa.
Baca juga: Saham Juventus dan MU anjlok seiring kecaman Liga Super Eropa