Sampit (ANTARA) - Anggota DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah Riskon Fabiansyah menyambut antusias program padat karya tunai (PKT) atau "cash for work" (CFW) yang dilaksanakan pemerintah pusat karena berdampak positif terhadap pemilihan ekonomi masyarakat.
"Ini sesuatu hal yang baru dan mungkin bisa proyek percontohan ke depannya untuk kegiatan-kegiatan serupa karena ini lebih memberdayakan masyarakat sekitar," kata Riskon di Sampit, Kamis.
Program bantuan untuk masyarakat melalui kegiatan Cash For Work (CFW) - Padat Karya Tunai yang merupakan bagian dari program Kota Tanpa Kumuh atau Kotaku resmi dimulai di Kotawaringin Timur.
Alokasi dana program ini di Kabupaten Kotawaringin Timur sebesar Rp900 juta yang tersebar di Kelurahan Ketapang, Mentawa Baru Hilir dan Mentawa Baru Hulu Kecamatan Mentawa Baru Ketapang. Masing-masing kelurahan mendapatkan bantuan Rp300 juta.
Dana tersebut digunakan untuk pemeliharaan ringan sampai sedang kegiatan infrastruktur berbasis masyarakat (IBM). Pengerjaannya melibatkan masyarakat dengan membiayai para tenaga kerja yang diikutkan dalam pekerjaan perbaikan ringan infrastruktur berbasis masyarakat.
Kebijakan tersebut berdampak terhadap penghidupan masyarakat, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Upah kerja yang didapat masyarakat diharapkan bisa meningkatkan ekonomi keluarga dan daya beli masyarakat.
Baca juga: Legislator Kotim gamang bahas kelanjutan proyek tahun jamak
Diakui, pandemi COVID-19 yang melanda daerah ini sejak Maret 2020 lalu, membawa dampak besar hampir di semua sektor. Perekonomian terganggu, bahkan banyak pekerja yang dirumahkan karena perusahaan mereka gulung tikar maupun melakukan perampingan agar bisa bertahan.
Program ini diharapkan mampu memulihkan perekonomian masyarakat untuk mempercepat pemulihan kondisi sosial dan ekonomi pasca COVID-19, khususnya di perkotaan. Selain itu juga membantu pemerintah dalam upaya pemulihan ekonomi nasional dan meningkatkan daya beli masyarakat terdampak COVID-19.
Riskon berharap semakin banyak program-program serupa yang mampu menyerap banyak tenaga kerja. Kegiatan ini membawa banyak keuntungan karena program pembangunan tetap berjalan dan masyarakat juga terbantu karena mendapatkan penghasilan sebagai pekerja kegiatan tersebut.
"Kalau ini bisa menjadi proyek percontohan maka akan sangat baik. Manfaat lainnya, masyarakat juga diharapkan bisa lebih bertanggung jawab dengan program yang diadakan oleh pemerintah daerah karena mereka terlibat dalam pelaksanaannya sehingga ada rasa memiliki untuk turut memeliharanya," demikian Riskon.
Baca juga: Program padat karya tunai mulai dijalankan bantu pemulihan ekonomi Kotim
"Ini sesuatu hal yang baru dan mungkin bisa proyek percontohan ke depannya untuk kegiatan-kegiatan serupa karena ini lebih memberdayakan masyarakat sekitar," kata Riskon di Sampit, Kamis.
Program bantuan untuk masyarakat melalui kegiatan Cash For Work (CFW) - Padat Karya Tunai yang merupakan bagian dari program Kota Tanpa Kumuh atau Kotaku resmi dimulai di Kotawaringin Timur.
Alokasi dana program ini di Kabupaten Kotawaringin Timur sebesar Rp900 juta yang tersebar di Kelurahan Ketapang, Mentawa Baru Hilir dan Mentawa Baru Hulu Kecamatan Mentawa Baru Ketapang. Masing-masing kelurahan mendapatkan bantuan Rp300 juta.
Dana tersebut digunakan untuk pemeliharaan ringan sampai sedang kegiatan infrastruktur berbasis masyarakat (IBM). Pengerjaannya melibatkan masyarakat dengan membiayai para tenaga kerja yang diikutkan dalam pekerjaan perbaikan ringan infrastruktur berbasis masyarakat.
Kebijakan tersebut berdampak terhadap penghidupan masyarakat, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Upah kerja yang didapat masyarakat diharapkan bisa meningkatkan ekonomi keluarga dan daya beli masyarakat.
Baca juga: Legislator Kotim gamang bahas kelanjutan proyek tahun jamak
Diakui, pandemi COVID-19 yang melanda daerah ini sejak Maret 2020 lalu, membawa dampak besar hampir di semua sektor. Perekonomian terganggu, bahkan banyak pekerja yang dirumahkan karena perusahaan mereka gulung tikar maupun melakukan perampingan agar bisa bertahan.
Program ini diharapkan mampu memulihkan perekonomian masyarakat untuk mempercepat pemulihan kondisi sosial dan ekonomi pasca COVID-19, khususnya di perkotaan. Selain itu juga membantu pemerintah dalam upaya pemulihan ekonomi nasional dan meningkatkan daya beli masyarakat terdampak COVID-19.
Riskon berharap semakin banyak program-program serupa yang mampu menyerap banyak tenaga kerja. Kegiatan ini membawa banyak keuntungan karena program pembangunan tetap berjalan dan masyarakat juga terbantu karena mendapatkan penghasilan sebagai pekerja kegiatan tersebut.
"Kalau ini bisa menjadi proyek percontohan maka akan sangat baik. Manfaat lainnya, masyarakat juga diharapkan bisa lebih bertanggung jawab dengan program yang diadakan oleh pemerintah daerah karena mereka terlibat dalam pelaksanaannya sehingga ada rasa memiliki untuk turut memeliharanya," demikian Riskon.
Baca juga: Program padat karya tunai mulai dijalankan bantu pemulihan ekonomi Kotim