Tamiang Layang (ANTARA) - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tamiang Layang, Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah berupaya memaksimalkan penyembuhan pasien COVID-19.
“Dengan cara memaksimalkan perawatan dan pengobatan,” kata Direktur RSUD Tamiang Layang, dr Vinny Safari melalui Kasi Pelayanan Medik, dr Stepanus Eko Adi di Tamiang Layang, Senin.
Menurutnya, perawatan dan pengobatan maksimal didukung sarana dan prasarana yang cukup memadai, diantaranya memanfaatkan bantuan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pusat berupa alat medik.
“Ada dua ventilator dan 30 unit Oximeter SPO2 bantuan BNPB untuk memaksimalkan penanganan pasien COVID-19,” kata pria yang akrab disapa dr Eko itu.
Ventilator dan Oximeter memang sangat dibutuhkan bagi perawatan pasien COVID-19. Saat ini, ventilator ditempatkan diruang isolasi B RSUD Tamiang Layang dan Oximeter SPO2 dipergunakan untuk mengukur kadar oksigen dalam tubuh setiap pasien COVID-19.
Bantuan alat medik itu, kata dia, sangat membantu tenaga kesehatan dalam perawatan pasien COVID-19 dari bergejala ringan, sedang, hingga berat yang memang menjalani perawatan isolasi di RSUD Tamiang Layang.
Bantuan dua ventilator kini menambah jumlah aset medik RSUD Tamiang Layang yang semula lima menjadi tujuh unit ventilator. Dengan tujuh ventilator, manajemen RSUD Tamiang Layang optimistis bisa menyembuhkan pasien COVID-19 dengan maksimal.
Selain itu, dijelaskannya dengan semakin terakomodasi fasilitas yang dimiliki dalam penanganan pasien COVID-19 bisa memaksimalkan tenaga kesehatan bekerja, sehingga angka penyembuhan pasien COVID-19 bisa meningkat.
Dalam peningkatan sarana medik, terang dia, RSUD Tamiang Layang juga sudah memesan alat tes Polymerase Chain Reaction atau PCR, yakni alat pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi keberadaan material genetik dari sel, bakteri, atau virus.
“Mudah-mudahan tidak ada kendala dan dalam waktu dekat akan tiba dan bisa difungsionalkan,” ungkap dr Eko.
Sedangkan dalam pengobatan, kata dia, perawatan untuk pasien COVID-19 dibedakan menjadi dua, yaitu pasien tanpa gejala (OTG) dan pasien dengan gejala. Pasien tanpa gejala, jenis pengobatannya lebih fokus ke peningkatan sistem kekebalan tubuh.
Untuk pasien COVID-19 yang bergejala, obat yang diberikan disesuaikan dengan gejala yang dirasakan pasien.
“Kami juga mengharapkan pandemi COVID-19 cepat berlalu sehingga pelayanan rumah sakit bisa kembali normal,” demikian dr Stepanus Eko Adi.
“Dengan cara memaksimalkan perawatan dan pengobatan,” kata Direktur RSUD Tamiang Layang, dr Vinny Safari melalui Kasi Pelayanan Medik, dr Stepanus Eko Adi di Tamiang Layang, Senin.
Menurutnya, perawatan dan pengobatan maksimal didukung sarana dan prasarana yang cukup memadai, diantaranya memanfaatkan bantuan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pusat berupa alat medik.
“Ada dua ventilator dan 30 unit Oximeter SPO2 bantuan BNPB untuk memaksimalkan penanganan pasien COVID-19,” kata pria yang akrab disapa dr Eko itu.
Ventilator dan Oximeter memang sangat dibutuhkan bagi perawatan pasien COVID-19. Saat ini, ventilator ditempatkan diruang isolasi B RSUD Tamiang Layang dan Oximeter SPO2 dipergunakan untuk mengukur kadar oksigen dalam tubuh setiap pasien COVID-19.
Bantuan alat medik itu, kata dia, sangat membantu tenaga kesehatan dalam perawatan pasien COVID-19 dari bergejala ringan, sedang, hingga berat yang memang menjalani perawatan isolasi di RSUD Tamiang Layang.
Bantuan dua ventilator kini menambah jumlah aset medik RSUD Tamiang Layang yang semula lima menjadi tujuh unit ventilator. Dengan tujuh ventilator, manajemen RSUD Tamiang Layang optimistis bisa menyembuhkan pasien COVID-19 dengan maksimal.
Selain itu, dijelaskannya dengan semakin terakomodasi fasilitas yang dimiliki dalam penanganan pasien COVID-19 bisa memaksimalkan tenaga kesehatan bekerja, sehingga angka penyembuhan pasien COVID-19 bisa meningkat.
Dalam peningkatan sarana medik, terang dia, RSUD Tamiang Layang juga sudah memesan alat tes Polymerase Chain Reaction atau PCR, yakni alat pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi keberadaan material genetik dari sel, bakteri, atau virus.
“Mudah-mudahan tidak ada kendala dan dalam waktu dekat akan tiba dan bisa difungsionalkan,” ungkap dr Eko.
Sedangkan dalam pengobatan, kata dia, perawatan untuk pasien COVID-19 dibedakan menjadi dua, yaitu pasien tanpa gejala (OTG) dan pasien dengan gejala. Pasien tanpa gejala, jenis pengobatannya lebih fokus ke peningkatan sistem kekebalan tubuh.
Untuk pasien COVID-19 yang bergejala, obat yang diberikan disesuaikan dengan gejala yang dirasakan pasien.
“Kami juga mengharapkan pandemi COVID-19 cepat berlalu sehingga pelayanan rumah sakit bisa kembali normal,” demikian dr Stepanus Eko Adi.