Jakarta (ANTARA) - Inisiator Liga Super Eropa yang masih bertahan dengan inisiatif tersebut, yakni Real Madrid, Juventus dan Barcelona menyebut UEFA melakukan pelanggaran terhadap perintah legal atas pernyataan rencana memulai penyelidikan disipliner terhadap ketika ketiga klub itu.
Dalam pernyataan bersama yang disiarkan di laman resmi ketiga klub itu pada Rabu malam, mereka menyatakan UEFA telah melakukan pemaksaan yang terus menerus kepada tiga institusi yang punya relevansi penting dalam sejarah sepak bola.
"Sikap mengkhawatirkan ini merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap keputusan pengadilan, yang sudah jelas memperingatkan UEFA untuk tidak mengambil tindakan apapun yang berupa hukuman terhadap klub-klub pendiri Liga Super Eropa selama proses hukum berlangsung," demikian pernyataan tersebut.
"Oleh karena itu dimulainya proses disipliner oleh UEFA tidak bisa dipahami dan merupakan serangan langsung terhadap supremasi yang kami, warga Uni Eropa, telah bangun secara demokratis, sekaligus bentuk sikap tidak hormat terhadap otoritas pengadilan," tulis pernyataan yang sama.
Pernyataan di atas jelas merujuk pada putusan awal dari pengadilan niaga Madrid, Spanyol, pada 20 April lalu, yang menyatakan FIFA, UEFA dan semua federasi sepak bola afiliasinya tidak boleh menempuh "tindakan apapun yang melarang, membatasi, ataupun mengkondisikan apapun" terhadap pembentukan Liga Super Eropa.
Masih dalam pernyataan jawaban atas dimulainya penyelidikan disipliner UEFA, trio Liga Super Eropa mengklaim kembali bahwa sejak awal mereka berusaha mencari cara memperbaiki situasi sepak bola Eropa, lewat dialog permanen bersama UEFA dengan tujuan meningkatkan ketertarikan terhadap olahraga itu dan memberikan sajian paling menarik bagi penggemar.
"Alih-alih mencari cara bersama memodernisasi sepak bola lewat dialog terbuka, UEFA malah mengharapkan kami mundur dari proses hukum yang berjalan terkait pertanyaan terhadap monopoli mereka atas sepak bola Eropa," tulis ketiga klub.
"Barcelona, Juventus dan Real Madrid, semuanya berusia lebih dari satu abad dan tidak akan menerima segala bentuk pemaksaan apapun. Entah kita mau bersama-sama mereformasi sepak bola atau hanya bisa menyaksikan keruntuhannya yang niscaya," tutup pernyataan itu.
Real Madrid, Barca dan Juve merupakan tiga klub tersisa dari 12 klub inisiator Liga Super Eropa.
Sementara sembilan klub lainnya mundur karena derasnya kritik dari suporter, otoritas sepak bola bahkan pemerintah sejumlah negara, trio klub-klub di atas malah bersikeras dengan pendirian mereka melanjutkan inisiatif Liga Super Eropa.
Dalam pernyataan bersama yang disiarkan di laman resmi ketiga klub itu pada Rabu malam, mereka menyatakan UEFA telah melakukan pemaksaan yang terus menerus kepada tiga institusi yang punya relevansi penting dalam sejarah sepak bola.
"Sikap mengkhawatirkan ini merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap keputusan pengadilan, yang sudah jelas memperingatkan UEFA untuk tidak mengambil tindakan apapun yang berupa hukuman terhadap klub-klub pendiri Liga Super Eropa selama proses hukum berlangsung," demikian pernyataan tersebut.
"Oleh karena itu dimulainya proses disipliner oleh UEFA tidak bisa dipahami dan merupakan serangan langsung terhadap supremasi yang kami, warga Uni Eropa, telah bangun secara demokratis, sekaligus bentuk sikap tidak hormat terhadap otoritas pengadilan," tulis pernyataan yang sama.
Pernyataan di atas jelas merujuk pada putusan awal dari pengadilan niaga Madrid, Spanyol, pada 20 April lalu, yang menyatakan FIFA, UEFA dan semua federasi sepak bola afiliasinya tidak boleh menempuh "tindakan apapun yang melarang, membatasi, ataupun mengkondisikan apapun" terhadap pembentukan Liga Super Eropa.
Masih dalam pernyataan jawaban atas dimulainya penyelidikan disipliner UEFA, trio Liga Super Eropa mengklaim kembali bahwa sejak awal mereka berusaha mencari cara memperbaiki situasi sepak bola Eropa, lewat dialog permanen bersama UEFA dengan tujuan meningkatkan ketertarikan terhadap olahraga itu dan memberikan sajian paling menarik bagi penggemar.
"Alih-alih mencari cara bersama memodernisasi sepak bola lewat dialog terbuka, UEFA malah mengharapkan kami mundur dari proses hukum yang berjalan terkait pertanyaan terhadap monopoli mereka atas sepak bola Eropa," tulis ketiga klub.
"Barcelona, Juventus dan Real Madrid, semuanya berusia lebih dari satu abad dan tidak akan menerima segala bentuk pemaksaan apapun. Entah kita mau bersama-sama mereformasi sepak bola atau hanya bisa menyaksikan keruntuhannya yang niscaya," tutup pernyataan itu.
Real Madrid, Barca dan Juve merupakan tiga klub tersisa dari 12 klub inisiator Liga Super Eropa.
Sementara sembilan klub lainnya mundur karena derasnya kritik dari suporter, otoritas sepak bola bahkan pemerintah sejumlah negara, trio klub-klub di atas malah bersikeras dengan pendirian mereka melanjutkan inisiatif Liga Super Eropa.