Palangka Raya (ANTARA) - Badan Pusat Statistik Kalimantan Tengah melihat adanya kebijakan larangan mudik pada saat lebaran tahun 2021, dan penyekatan di seluruh perbatasan provinsi ini, berdampak atau jadi pemicu terjadinya inflasi pada Mei 2021 di wilayah setempat.
Larangan mudik membuat para perantau tetap tinggal di provinsi ini dan berdampak pada meningkatnya permintaan terhadap komoditas bahan makanan dan minuman, kata Kepala BPS Kalteng Eko Marsoro di Palangka Raya, Rabu.
"Permintaan meningkat itu pun membuat stok yang disiapkan untuk Lebaran jadi kurang. Itu yang menyebabkan kenaikan harga sejumlah komoditas, sekaligus memberi andil terjadinya inflasi" beber dia.
Dikatakan, gejolak harga bahan pokok di provinsi ini sebelum dan sesudah lebaran, juga dipengaruhi oleh distribusi barang yang mulai diperketat oleh pemerintah. Di mana secara resmi dilakukan penyekatan keluar masuk orang di sejumlah wilayah telah dimulai pada 6 Mei 2021.
Eko mengatakan penyekatan itu juga mempengaruhi distribusi barang di Provinsi Kalimantan Tengah. Sebab, berbagai komoditas yang dibutuhkan masyarakat Kalteng, sebagian besar masih tergantung dengan distribusi barang dari provinsi lain, khususnya Kalimantan Selatan.
"Jadi, larangan mudik dan penyekatan itu benar-benar memberi pengaruh atau andil yang cukup besar terhadap terjadinya inflasi di provinsi ini," ucapnya.
Berdasarkan data BPS, indek harga konsumen (IHK) di Provinsi Kalimantan Tengah pada Mei 2021 inflasi 0,43 persen, dengan laju inflasi tahun kalender 0,98 persen, dan tingkat inflasi tahun ke tahun 1,50 persen.
Terjadinya inflasi itu gabungan dari dua kota yang menjadi acuan perhitungan IHK di Kalteng. Di mana dua kota itu yakni Kota Palangka Raya inflasi 0,45 persen dan Sampit inflasi 0,40 persen.
Baca juga: Desa Trahean terpilih program Desa Cinta Statistik dari 100 desa di Indonesia
Inflasi Palangka Raya di dipengaruhi oleh peningkatan indeks harga pada kelompok makanan, minuman dan tembakau (1,00 persen), kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya (0,88 persen), serta kelompok pakaian dan alas kaki (0,52 persen).
sementara inflasi di Sampit (0,40 persen) dipengaruhi oleh peningkatan indeks harga pada kelompok makanan, minuman dan tembakau (0,85 persen), kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya (0,50) dan kelompok pakaian dan alas kaki (0,34 persen).
"Komoditas terbesar penyumbang inflasi di Palangka Raya yakni Daging Ayam Ras, Angkita Udara, Semangka, Emas Perhiasan dan Kacang Panjang. Sedangkan di Sampit yakni Daging Ayam Ras, Semangka, Minyak Goreng, Tomat dan Mangga," demikian Eko.
Baca juga: Indeks harga konsumen Kalteng selama April 2021 alami inflasi
Baca juga: Kunjungan kapal laut di Pelabuhan Pulang Pisau alami peningkatan
Larangan mudik membuat para perantau tetap tinggal di provinsi ini dan berdampak pada meningkatnya permintaan terhadap komoditas bahan makanan dan minuman, kata Kepala BPS Kalteng Eko Marsoro di Palangka Raya, Rabu.
"Permintaan meningkat itu pun membuat stok yang disiapkan untuk Lebaran jadi kurang. Itu yang menyebabkan kenaikan harga sejumlah komoditas, sekaligus memberi andil terjadinya inflasi" beber dia.
Dikatakan, gejolak harga bahan pokok di provinsi ini sebelum dan sesudah lebaran, juga dipengaruhi oleh distribusi barang yang mulai diperketat oleh pemerintah. Di mana secara resmi dilakukan penyekatan keluar masuk orang di sejumlah wilayah telah dimulai pada 6 Mei 2021.
Eko mengatakan penyekatan itu juga mempengaruhi distribusi barang di Provinsi Kalimantan Tengah. Sebab, berbagai komoditas yang dibutuhkan masyarakat Kalteng, sebagian besar masih tergantung dengan distribusi barang dari provinsi lain, khususnya Kalimantan Selatan.
"Jadi, larangan mudik dan penyekatan itu benar-benar memberi pengaruh atau andil yang cukup besar terhadap terjadinya inflasi di provinsi ini," ucapnya.
Berdasarkan data BPS, indek harga konsumen (IHK) di Provinsi Kalimantan Tengah pada Mei 2021 inflasi 0,43 persen, dengan laju inflasi tahun kalender 0,98 persen, dan tingkat inflasi tahun ke tahun 1,50 persen.
Terjadinya inflasi itu gabungan dari dua kota yang menjadi acuan perhitungan IHK di Kalteng. Di mana dua kota itu yakni Kota Palangka Raya inflasi 0,45 persen dan Sampit inflasi 0,40 persen.
Baca juga: Desa Trahean terpilih program Desa Cinta Statistik dari 100 desa di Indonesia
Inflasi Palangka Raya di dipengaruhi oleh peningkatan indeks harga pada kelompok makanan, minuman dan tembakau (1,00 persen), kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya (0,88 persen), serta kelompok pakaian dan alas kaki (0,52 persen).
sementara inflasi di Sampit (0,40 persen) dipengaruhi oleh peningkatan indeks harga pada kelompok makanan, minuman dan tembakau (0,85 persen), kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya (0,50) dan kelompok pakaian dan alas kaki (0,34 persen).
"Komoditas terbesar penyumbang inflasi di Palangka Raya yakni Daging Ayam Ras, Angkita Udara, Semangka, Emas Perhiasan dan Kacang Panjang. Sedangkan di Sampit yakni Daging Ayam Ras, Semangka, Minyak Goreng, Tomat dan Mangga," demikian Eko.
Baca juga: Indeks harga konsumen Kalteng selama April 2021 alami inflasi
Baca juga: Kunjungan kapal laut di Pelabuhan Pulang Pisau alami peningkatan