Palangka Raya (ANTARA) - Fitur Paylater kini dapat menjadi pilihan masyarakat sebagai salah satu alat transaksi berbasis daring atau online baru.

Namun sebelum menggunakannya, masyarakat sebaiknya mengenali terlebih dahulu tentang fitur ini, termasuk keuntungan maupun kerugian dari penggunaannya, kata Accountant of Wardah Cosmetics Windy Oktanaura.

"Selain itu masyarakat sebaiknya memahami cara aman dan bijak dalam penggunaannya," kata Windy saat menjadi narasumber webinar Indonesia makin cakap digital untuk wilayah Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Selasa.

Ia memaparkan, Paylater merupakan bentuk metode pembayaran yang ditawarkan pihak perusahaan digital dan start up untuk lebih memudahkan penggunanya dalam memenuhi setiap keperluan hidup.

Konsep ini sebenarnya hampir sama dengan kartu kredit, yakni perusahaan digital akan menalangi pembayaran pengguna pada awal pembelian produk. Barulah kemudian pengguna membayar sesuai dengan tanggal jatuh tempo, disesuaikan tenor atau durasi waktu yang dipilih.

"Paylater saat ini sudah hampir tersedia di berbagai platform e-commerce, seperti transportasi daring, pemesanan makanan, produk dompet digital serta market place belanja daring," terangnya.

Keuntungan fitur ini, diantaranya proses cepat dan lebih simpel, kesempatan banyak mendapatkan promo menarik, cicilan bervariasi tenor hingga setahun, serta mendorong peningkatan inklusi keuangan di Indonesia.

Namun demikian, menurutnya juga terdapat kerugian dalam penggunaan fitur ini, seperti mendorong perilaku konsumtif yang boros, memunculkan tumpukan utang tak terduga, pengaturan keuangan berantakan, hingga adanya ancaman keamanan identitas.

"Selain itu kerugian lainnya adalah tunggakan yang dapat menurunkan reputasi kredit nasabah," paparnya.

Untuk itu, Windy Oktanaura mengingatkan masyarakat yang ingin memanfaatkan fitur Paylater, agar bisa menggunakannya dengan aman dan bijak.

"Seperti memahami risiko, pilih platform legal dan terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan, kontrol diri sendiri, sebaiknya menggunakannya hanya dalam kondisi darurat dan bukan untuk perilaku konsumtif," jelasnya.

Selain itu melakukan pelunasan tagihan secara tepat waktu agar tak terkena denda, hingga membiasakan diri membuat budgeting bulanan untuk membantu mengontrol keuangan.

Adapun dalam webinar tersebut, selain materi yang disampaikan Windy, juga ada narasumber lainnya yakni Tim Virtual Police Polda Kalteng Shamsudin yang membahas tentang dampak penyebaran berita hoaks, serta Wali Kota Palangka Raya periode 2008-2018 Riban Satia yang membahas tentang wawasan kebudayaan dalam proses transformasi digital.

Pewarta : Muhammad Arif Hidayat
Uploader : Admin 4
Copyright © ANTARA 2024