Mengenal persiapan, risiko hingga tingkat keberhasilan program bayi tabung

Kamis, 8 Juli 2021 11:43 WIB

Jakarta (ANTARA) - Pasangan yang berhubungan seksual secara teratur tanpa alat kontrasepsi selama setahun tapi tidak kunjung hamil harus mengevaluasi penyebab gangguan kesuburan. Ada berbagai macam metodologi reproduksi, salah satu teknologi reproduksi berbantu yang dapat mendapatkan keturunan adalah program bayi tabung atau in-vitro fertilization (IVF). Spesialis kebidanan dan kandungan dr. Shanty Olivia Jasirwan, Sp.OG-KFER dari Universitas Indonesia memaparkan persiapan, risiko hingga tingkat keberhasilan dari program bayi tabung.

Dia mengatakan, indikasi program bayi tabung di antaranya ketika kedua saluran telur tersumbat, kualitas sel telur yang kurang baik seperti pada endometriosis, usia perempuan sudah lanjut, kualitas sperma yang buruk, serta disfungsi seksual. Terkadang, program bayi tabung juga dibutuhkan pada kondisi gangguan pematangan sel telur yang tidak juga berhasil dengan hanya pemberian obat-obat pembesar telur.

"Apabila Anda dan pasangan memiliki masalah ini, maka segeralah berkonsultasi dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan konsultan fertilitas, endokrinologi, dan reproduksi. Kondisi organ reproduksi yang kurang baik dapat menghambat terjadinya kehamilan dan merupakan alasan yang cukup kuat bagi Anda dan pasangan melakukan program bayi tabung (IVF)," kata dia dalam keterangan resmi, Kamis.

Persiapan 

Beberapa persiapan yang dilakukan sebelum proses bayi tabung berjalan salah satunya fit and proper test Anda dan pasangan. Tes ini dilakukan dengan melakukan wawancara awal untuk mengetahui riwayat pernikahan, berapa lama pernikahan, siklus haid, riwayat penyakit dan operasi, riwayat pekerjaan, riwayat pengobatan sebelumnya, dan lainnya.

Syarat yang harus dipenuhi diantaranya Anda dan pasangan adalah suami istri yang sah, tidak menggunakan donor sperma atau telur dari bukan pasangan. Selain itu calon ibu belum menopause dan tidak punya penyakit yang bisa diperberat oleh kehamilan seperti penyakit jantung. Kondisi rongga rahim juga harus sehat, tidak ada mioma, polip dan perlekatan yang bisa mengganggu rongga rahim. Sebab, rongga rahim penting untuk penempelan embrio. Jika ada kelainan rongga rahim, harus ada tindakan operatif sebelum embrio ditanamkan ke dalam rahim.

Baca juga: Ingin punya bayi kembar, Paris Hilton mulai proses bayi tabung

Syarat lainnya adalah tidak ada cairan pada salah satu atau kedua saluran telur (hidrosalping). Apabila ini terjadi, maka harus dilakukan tindakan berupa laparoskopi operatif untuk mengangkat saluran telur yang terkait untuk mencegah leakage cairan dari saluran telur ke dalam rongga rahim yang nantinya dapat mengganggu penempelan embrio.

Syarat lain yang tak kalah penting adalah siap secara mental dan finansial.

Pasangan yang sudah memenuhi syarat bisa melanjutkan dengan serangkaian pemeriksaan, mulai dari pemeriksaan dasar infertilitas berupa analisis semen sperma, histerosalpingografi (HSG) untuk mengevaluasi saluran telur, USG transvaginal, dan konfirmasi ovulasi dengan melihat siklus haid wanita atau dengan pemeriksaan hormon. Kemudian calon ibu akan diberikan suntikan hormon setiap harinya untuk memperbesar ukuran beberapa cangkang telur (folikel), sehingga dapat dilakukan panen telur (ovum pick up). Nantinya, akan dipilih telur yang paling baik untuk digabungkan bersama sperma agar terjadi pembuahan.

"Apabila persiapan dan syarat-syarat sudah terpenuhi, maka dokter spesialis kebidanan dan kandungan konsultan fertilitas, endokrinologi, dan reproduksi akan memulai program bayi tabung," jelas konsultan fertilitas, endokrinologi & reproduksi yang berpraktik di RS Pondok Indah IVF Centre.

Risiko

Semua tindakan medis punya risiko, termasuk program bayi tabung. Risiko yang mungkin bisa terjadi ketika menjalani program bayi tabung di antaranya adalah Sindroma hiperstimulasi ovarium (ovarian hyperstimulation syndrome/OHSS), sekitar 2 persen. Ada juga risiko kehamilan multipel alias kembar, kehamilan ektopik serta perdarahan atau cedera pembuluh darah dalam rongga perut saat tindakan panen telur, juga risiko infeksi.

Dia menyarankan pasangan untuk memilih klinik bayi tabung (IVF) yang memiliki teknologi medis terdepan yang peluang suksesnya lebih besar.

"Cek juga bagaimana kompetensi tim dokter yang menangani program bayi tabung, tim perawat, embriologis, bahkan andrologisnya. Beberapa klinik bayi tabung bahkan memiliki maternity counsellor yang secara personal mendampingi pasien dan program bayi tabung dibuat sesuai kebutuhan pasien."

Tingkat keberhasilan

Angka keberhasilan bayi tabung tergantung dari usia calon ibu dan penyebab infertilitas pasangan. Pada umumnya, angka keberhasilan dapat mencapai 40-50 persen pada pasangan dengan usia calon ibu berusia kurang dari 35 tahun. Sementara, pada pasangan dengan usia calon ibu berusia 35-40 tahun, tingkat keberhasilannya sekitar 25-35 persen. Sedangkan keberhasilan program IVF yang diikuti oleh calon ibu berusia di atas 40 tahun, angka keberhasilannya sekitar 10 persen.

Tingkat keberhasilan program bayi tabung juga ditentukan oleh dukungan pasangan dan orang-orang terdekat. Dia menegaskan program bayi tabung tidak dapat berjalan tanpa peran pihak suami karena pada proses bayi tabung tetap dibutuhkan sperma dalam proses pembuahan sel telur.

"Justru faktor sperma ini menjadi hal penting dalam menciptakan embrio yang berkualitas, sehingga seorang suami harus disiapkan betul kualitas spermanya dengan selalu menerapkan gaya hidup yang sehat."

Shanty menambahkan, peran suami juga meliputi dukungan untuk istri, dukungan finansial dan ikut serta menjalani beberapa pemeriksaan dasar, sampai ikut pada proses bayi tabungnya itu sendiri.

"Program bayi tabung (IVF) merupakan harapan baru bagi Anda dan pasangan yang ingin memiliki keturunan tetapi memiliki gangguan kesuburan. Persiapan yang matang sangat diperlukan demi memastikan kelancaran program bayi tabung ini," tutup dia.

Baca juga: Yang harus disiapkan sebelum ikut program bayi tabung

Baca juga: Astrid Tiar 'ogah' coba bayi tabung

Baca juga: Ilmuwan pelopor bayi tabung wafat

Pewarta : Nanien Yuniar
Uploader : Admin Kalteng
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

Benarkah bayi baru lahir bisa kenali pola bunyi kompleks?

28 October 2024 17:54 Wib

Polisi amankan 'babysitter' cekoki bayi dengan obat penggemuk badan

15 October 2024 16:29 Wib

Kasus temuan mayat bayi di Kotim libatkan anak di bawah umur

14 October 2024 19:55 Wib

Kemensos pindahkan seorang bayi kasus dugaan pelecehan di panti asuhan

08 October 2024 12:51 Wib

Mengenal kista duktus koledokus yang jadi penyebab bayi lahir kuning

14 August 2024 16:34 Wib
Terpopuler

1.358 lulusan UMPR siap terjun langsung dalam pembangunan daerah

Dunia Pendidikan - 02 November 2024 16:15 Wib

Pastikan pelayanan prima, Polda Kalteng hadirkan Ade Rai edukasi kebugaran tubuh

Kabar Daerah - 04 November 2024 14:35 Wib

Boyamin ajukan judicial review ke MK terkait pansel KPK

Nasional - 05 November 2024 16:49 Wib

DPMD Kapuas dukung simpul layanan pemetaan partisipatif

Kabar Daerah - 06 November 2024 19:21 Wib

Tinjau TPA, DPRD Kotim dapati kekurangan sarpras jadi kendala

DPRD Kotawaringin Timur - 08 November 2024 6:30 Wib