Jakarta (ANTARA) - Pecatur Polandia GM Jan-Krzysztof Duda (2738) sukses meraih gelar juara Piala Dunia FIDE 2021 setelah mengalahkan GM Sergey Karjakin (2757) dari Rusia dalam partai kedua final turnamen yang berlangsung di Sochi, Rusia, Kamis waktu setempat.
Dengan kemenangan di partai kedua itu, Duda unggul agregat 1,5 - 0,5 atas Karjakin setelah di partai pertama kedua pecatur bermain remis. Kemenangan meyakinkan Duda lewat permainan buah putihnya itu sekaligus menghindari babak tie-break catur cepat.
Pada partai kedua yang disiarkan secara live-streaming di laman resmi turnamen, Duda yang memegang buah putih memulai pembukaan dengan gambit menteri, tetapi ditolak Karjakin yang memajukan kuda ke f6 dan permainan pun mengarah ke varian Semi-Tarrasch.
Momentum yang membawa Duda unggul terjadi pada langkah ke-9 saat Duda memilih menggeser Benteng ke d1 bukan gajah ke d3 seperti yang ia lakukan di pertandingan sebelumnya.
"Yang penting jangan main 9.Bd3, jurus yang sudah saya mainkan belasan kali dan itu urutan jurus yang paling bodoh!" kata Duda.
Setelah itu, posisi bidak putih yang dimainkan Duda semakin berkembang dan perlahan mengurung pertahanan hitam. Hanya dalam 30 langkah, akhirnya Karjakin harus mengakui keunggulan si jenius asal Polandia itu.
Duda memang tampil gemilang sepanjang salah satu turnamen paling bergengsi di dunia ini. Datang ke turnamen dengan hanya menduduki kursi unggulan ke-12, Grandmaster Polandia berusia 23 tahun ini menyelesaikan turnamen tanpa terkalahkan dan membawa pulang hadiah $88.000 (sekitar Rp1,3 miliar). Adapun sebagai runner-up, Karjakin menggondol $64.000 (sekitar Rp920 juta). Kedua pecatur ini juga memastikan diri lolos ke Turnamen Kandidat FIDE 2022 tanpa harus melalui babak kualifikasi.
Puncak kegemilangan Duda sebenarnya terjadi di semifinal saat ia secara mengejutkan mengalahkan pecatur terbaik dunia GM Magnus Carlsen (2847) yang sangat difavoritkan menjuarai turnamen ini.
GM Magnus Carlsen akhirnya harus puas berada di posisi ketiga setelah memenangi pertandingan keduanya melawan GM Vladimir Fedoseev (2700) untuk mencetak skor 2-0 dan berhak atas hadiah $48.000 (sekitar Rp690 juta). Fedoseev yang berada di posisi keempat berhak atas hadiah sebesar $40.000 (Rp574 juta).
"Saya tidak pernah benar-benar mengalami hal seperti ini sebelumnya, setidaknya dalam catur klasik," kata Duda dalam wawancara yang disiarkan laman Federasi Catur Internasional (FIDE) setelah memenangi Piala Dunia.
Dengan mencapai final dan memastikan diri ke turnamen kandidat pun sebenarnya Duda sudah membuat sejarah bagi catur Polandia pada dua hari lalu. Terakhir kali pemain Polandia lolos ke turnamen Kandidat adalah Miguel Najdorf pada tahun 1953.
"Saya sangat senang catur menjadi populer di Polandia baru-baru ini. Saya senang bermain catur, mempromosikannya di negara saya dan di seluruh dunia. Saya sangat senang," kata Duda yang meraih gelar grandmaster pada usia 15 tahun, 21 hari itu.
Dengan kemenangan di partai kedua itu, Duda unggul agregat 1,5 - 0,5 atas Karjakin setelah di partai pertama kedua pecatur bermain remis. Kemenangan meyakinkan Duda lewat permainan buah putihnya itu sekaligus menghindari babak tie-break catur cepat.
Pada partai kedua yang disiarkan secara live-streaming di laman resmi turnamen, Duda yang memegang buah putih memulai pembukaan dengan gambit menteri, tetapi ditolak Karjakin yang memajukan kuda ke f6 dan permainan pun mengarah ke varian Semi-Tarrasch.
Momentum yang membawa Duda unggul terjadi pada langkah ke-9 saat Duda memilih menggeser Benteng ke d1 bukan gajah ke d3 seperti yang ia lakukan di pertandingan sebelumnya.
"Yang penting jangan main 9.Bd3, jurus yang sudah saya mainkan belasan kali dan itu urutan jurus yang paling bodoh!" kata Duda.
Setelah itu, posisi bidak putih yang dimainkan Duda semakin berkembang dan perlahan mengurung pertahanan hitam. Hanya dalam 30 langkah, akhirnya Karjakin harus mengakui keunggulan si jenius asal Polandia itu.
Duda memang tampil gemilang sepanjang salah satu turnamen paling bergengsi di dunia ini. Datang ke turnamen dengan hanya menduduki kursi unggulan ke-12, Grandmaster Polandia berusia 23 tahun ini menyelesaikan turnamen tanpa terkalahkan dan membawa pulang hadiah $88.000 (sekitar Rp1,3 miliar). Adapun sebagai runner-up, Karjakin menggondol $64.000 (sekitar Rp920 juta). Kedua pecatur ini juga memastikan diri lolos ke Turnamen Kandidat FIDE 2022 tanpa harus melalui babak kualifikasi.
Puncak kegemilangan Duda sebenarnya terjadi di semifinal saat ia secara mengejutkan mengalahkan pecatur terbaik dunia GM Magnus Carlsen (2847) yang sangat difavoritkan menjuarai turnamen ini.
GM Magnus Carlsen akhirnya harus puas berada di posisi ketiga setelah memenangi pertandingan keduanya melawan GM Vladimir Fedoseev (2700) untuk mencetak skor 2-0 dan berhak atas hadiah $48.000 (sekitar Rp690 juta). Fedoseev yang berada di posisi keempat berhak atas hadiah sebesar $40.000 (Rp574 juta).
"Saya tidak pernah benar-benar mengalami hal seperti ini sebelumnya, setidaknya dalam catur klasik," kata Duda dalam wawancara yang disiarkan laman Federasi Catur Internasional (FIDE) setelah memenangi Piala Dunia.
Dengan mencapai final dan memastikan diri ke turnamen kandidat pun sebenarnya Duda sudah membuat sejarah bagi catur Polandia pada dua hari lalu. Terakhir kali pemain Polandia lolos ke turnamen Kandidat adalah Miguel Najdorf pada tahun 1953.
"Saya sangat senang catur menjadi populer di Polandia baru-baru ini. Saya senang bermain catur, mempromosikannya di negara saya dan di seluruh dunia. Saya sangat senang," kata Duda yang meraih gelar grandmaster pada usia 15 tahun, 21 hari itu.