Pulang Pisau (ANTARA) - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pulang Pisau dr Muliyanto Budihardjo melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dr Pande Putu Gina mengungkapkan bahwa klaster Aparatur Sipil Negara (ASN) masih menempati peringkat pertama dalam penyebaran dan jumlah pasien tertinggi COVID-19 di kabupaten setempat.
“Urutan kedua adalah klaster keluarga dan di tempat ketiga didominasi ibu rumah tangga,” terang Pande, Selasa.
Dikatakan Pande, tingginya jumlah ASN yang terpapar COVID-19 tidak terlepas dari tingginya tingkat mobilitas aparatur yang sering menjalani tugas ke luar daerah. Selain itu, titik rawan para ASN terpapar ini juga disebabkan sering melaksanakan kegiatan bersama dan kebiasaan makan bareng yang secara tidak langsung di dalamnya diduga ada ASN yang sudah terpapar.
“Ikatan emosional antar sesama ASN dan mobilitas ke luar daerah ini yang terkadang membuat celah rentan terpapar,” ucap Pande.
Baca juga: Masyarakat empat desa di Pulpis terima bantuan sosial pihak ketiga
Klaster keluarga, menurut Pande, terjadi juga karena hubungan emosional dan tingkat kepercayaan keluarga yang cukup tinggi sehingga mengakibatkan lengah dan kurang waspada. Dia juga mengimbau kepada masyarakat yang keluarganya ada terpapar COVID-19 dan dirawat di rumah sakit untuk tidak melakukan kunjungan agar meminimalisir risiko terpapar COVID-19.
Menurut Pande, terkadang masyarakat kurang memahami sehingga masih ada pihak keluarga yang masih melakukan kunjungan kepada pasien COVID-19 sehingga berisiko memaparkan virus kepada anggota keluarga lainnya.
“Komunikasi dengan pasien COVID-19 bisa dilakukan dengan teknologi yang berkembang sekarang seperti berbagai aplikasi maupun media sosial, jangan sampai keluarga lain malah ikut bisa terpapar,” kata Pande.
Untuk perkembangan pasien positif COVID-19 di Kabupaten Pulang Pisau hingga Senin (9/8), terang Pande, pasien positif telah menembus angka 1.000 orang. Pasien dinyatakan sembuh berjumlah 831 orang. Pasien dalam perawatan berjumlah 117 orang dan kumulatif pasien meninggal dunia bertambah menjadi 54 orang.
Baca juga: Memanfaatkan medsos sebagai sarana meningkatkan demokrasi
“Urutan kedua adalah klaster keluarga dan di tempat ketiga didominasi ibu rumah tangga,” terang Pande, Selasa.
Dikatakan Pande, tingginya jumlah ASN yang terpapar COVID-19 tidak terlepas dari tingginya tingkat mobilitas aparatur yang sering menjalani tugas ke luar daerah. Selain itu, titik rawan para ASN terpapar ini juga disebabkan sering melaksanakan kegiatan bersama dan kebiasaan makan bareng yang secara tidak langsung di dalamnya diduga ada ASN yang sudah terpapar.
“Ikatan emosional antar sesama ASN dan mobilitas ke luar daerah ini yang terkadang membuat celah rentan terpapar,” ucap Pande.
Baca juga: Masyarakat empat desa di Pulpis terima bantuan sosial pihak ketiga
Klaster keluarga, menurut Pande, terjadi juga karena hubungan emosional dan tingkat kepercayaan keluarga yang cukup tinggi sehingga mengakibatkan lengah dan kurang waspada. Dia juga mengimbau kepada masyarakat yang keluarganya ada terpapar COVID-19 dan dirawat di rumah sakit untuk tidak melakukan kunjungan agar meminimalisir risiko terpapar COVID-19.
Menurut Pande, terkadang masyarakat kurang memahami sehingga masih ada pihak keluarga yang masih melakukan kunjungan kepada pasien COVID-19 sehingga berisiko memaparkan virus kepada anggota keluarga lainnya.
“Komunikasi dengan pasien COVID-19 bisa dilakukan dengan teknologi yang berkembang sekarang seperti berbagai aplikasi maupun media sosial, jangan sampai keluarga lain malah ikut bisa terpapar,” kata Pande.
Untuk perkembangan pasien positif COVID-19 di Kabupaten Pulang Pisau hingga Senin (9/8), terang Pande, pasien positif telah menembus angka 1.000 orang. Pasien dinyatakan sembuh berjumlah 831 orang. Pasien dalam perawatan berjumlah 117 orang dan kumulatif pasien meninggal dunia bertambah menjadi 54 orang.
Baca juga: Memanfaatkan medsos sebagai sarana meningkatkan demokrasi