Pemimpin anti-Taliban menyatakan siap berperang

Senin, 23 Agustus 2021 13:11 WIB

Kairo (ANTARA) - Pemimpin anti-taliban Afghanistan, Ahmad Massoud, mengatakan pasukannya siap berperang dengan kelompok militan itu yang merebut kekuasaan di Kabul seminggu yang lalu.

Namun, Massoud berharap untuk mengadakan pembicaraan damai  dengan Taliban.

"Kami ingin membuat Taliban menyadari bahwa satu-satunya jalan ke depan adalah melalui negosiasi," katanya kepada Reuters melalui telepon.

Massoud telah mengumpulkan pasukan yang terdiri dari sisa-sisa unit tentara reguler dan pasukan khusus serta pejuang milisi lokal.

"Kami tidak ingin perang pecah."

Komentar itu muncul ketika sebuah pernyataan di akun Twitter Alemarah Taliban mengatakan ratusan pejuang menuju Panjshir "setelah pejabat negara setempat menolak untuk menyerahkannya secara damai".

Baca juga: Clubhouse lindungi privasi para pengguna di Afghanistan

Sebuah video pendek menunjukkan barisan truk dengan bendera putih Taliban bergerak di sepanjang jalan raya.

Massoud, putra Ahmad Shah Massoud, salah satu pemimpin utama perlawanan anti-Soviet Afghanistan pada 1980-an, mengatakan para pendukungnya siap berperang jika pasukan Taliban mencoba menyerang lembah itu.

"Mereka ingin membela, mereka ingin bertarung, mereka ingin melawan rezim totaliter mana pun."

Namun ada beberapa ketidakpastian tentang apakah operasi oleh pasukan Taliban telah dimulai atau tidak. Seorang pejabat Taliban mengatakan serangan telah diluncurkan di Panjshir. Namun seorang ajudan Massoud mengatakan tidak ada tanda-tanda bahwa pasukan itu benar-benar memasuki celah sempit ke lembah dan tidak ada laporan pertempuran.

Satu-satunya pertempuran yang dikonfirmasi sejak jatuhnya Kabul pada Minggu, pasukan anti-Taliban merebut kembali tiga distrik di provinsi utara Baghlan, yang berbatasan dengan Panjshir pekan lalu.

Baca juga: Menlu Retno: Evakuasi WNI dari Afghanistan sempat alami kendala di lapangan

Namun Massoud mengatakan dia tidak mengorganisir operasi perebutan kembali tiga distrik itu.

Ia mengatakan operasi tersebut dilakukan oleh kelompok-kelompok milisi lokal yang bereaksi terhadap "kebrutalan" di daerah tersebut.

Massoud menyerukan pemerintah yang inklusif dan berbasis luas di Kabul yang mewakili semua kelompok etnis Afghanistan.

Ia mengatakan "rezim totaliter" tidak boleh diakui oleh masyarakat internasional.

Puing-puing kendaraan lapis baja Soviet yang masih memenuhi lembah menunjukkan betapa sulitnya Panjshir dikalahkan di masa lalu.

Tetapi banyak pengamat asing mempertanyakan apakah pasukan Massoud akan mampu bertahan lama tanpa dukungan dari luar.

Massoud mengatakan pasukannya, yang menurut seorang ajudan berjumlah lebih dari 6.000, akan membutuhkan dukungan internasional jika harus berperang.

"Ada banyak orang lain dari banyak provinsi lain yang mencari perlindungan di lembah Panjshir yang berdiri bersama kami dan yang tidak mau menerima identitas lain untuk Afghanistan," katanya.

Sumber : Reuters

Baca juga: Pesepak bola Afghanistan tewas jatuh dari pesawat AS

Baca juga: Taliban sambut China untuk bangun kembali Afghanistan

Baca juga: Presiden Afghanistan dan keluarganya berada di UAE

Pewarta : Azis Kurmala
Uploader : Admin Kalteng
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

Curhatan Mena Massoud yang belum dapat audisi sejak film 'Aladdin'

05 December 2019 9:57 Wib, 2019
Terpopuler

Liverpool perlebar jarak dengan City di klasemen Liga Inggris

Olahraga - 11 November 2024 19:55 Wib

Pemkab Bartim bantu atasi masalah pelaku UMKM di Kecamatan Awang

Kabar Daerah - 12 November 2024 15:04 Wib

Timnas MLBB putra Indonesia menang atas Guam di IESF WEC 2024

Olahraga - 13 November 2024 8:39 Wib

Rodri mulai membaik, ingin tetap tampil musim ini

Olahraga - 13 November 2024 20:41 Wib

Malut United maksimalkan kesiapan jelang laga kandang lawan Persita

Olahraga - 14 November 2024 10:48 Wib