Benarkah sakit telinga masuk gejala COVID-19 varian Delta?

Jumat, 3 September 2021 17:23 WIB

Jakarta (ANTARA) - Di antara sejumlah gejala yang dialami pasien COVID-19 seiring lonjakan kasus akibat varian Delta, sakit telinga termasuk salah satunya. Tetapi apakah sakit telinga termasuk gejala COVID-19?

Asisten profesor pediatri yang mengambil spesialisasi penyakit menular di Northwestern University Feinberg School of Medicine, Taylor Heald-Sargent, MD mengatakan, belum ada data resmi yang menunjukkan varian Delta menyebabkan lebih banyak sakit telinga atau sakit telinga menjadi gejala umum COVID-19.

Tetapi, menurut dia masuk akal bila pasien COVID-19 mengeluhkan sakit telinga.

"Sepertinya gejala varian Delta lebih banyak pada saluran pernapasan bagian atas, jadi masuk akal pasien dengan varian ini akan mengalami lebih banyak gejala telinga," kata dia seperti dikutip dari Health, Jumat.

Baca juga: Lemak berlebih bisa sebabkan gejala COVID-19 makin parah

Menurut dokter di UWHealth di Madison, Wisconsin, Ellen Wald, MD, sakit telinga yang terjadi selama infeksi pernapasan karena terhubungnya saluran hidung dan telinga yakni melalui eustachius.

Ketika seseorang mengalami infeksi saluran pernapasan atas yang salah satunya dapat dipicu virus SARS-CoV-2, saluran hidung dapat mengalirkan lendir ke tenggorokan, lalu cairan naik ke eustachius lalu menyumbatnya. Kondisi yang terjadi kemudian, kemampuan telinga mengalirkan cairan terganggu dan inilah yang menyebabkan sakit telinga.

Wald mengatakan, sakit telinga selama terkena penyakit pernapasan dapat terjadi pada siapa saja, ini sangat umum terjadi pada anak kecil, yang saluran eustachiusnya lebih kecil dan lebih mudah tersumbat.

Sementara itu, pakar kesehatan dari Johns Hopkins Blommberg School of Public Health's Center for Health Security, Amesh A. Adalja, MD menuturkan, dalam beberapa kasus, cairan di telinga selama serangan COVID-19 juga dapat menyebabkan infeksi telinga.

"Peradangan di telinga dapat menyebabkan infeksi telinga bakteri sekunder, seperti yang biasa kita lihat pada influenza," tutur dia.

Jadi, apabila Anda mengalami sakit telinga yang terkait dengan gejala pernapasan lainnya, seperti pilek atau hidung tersumbat, sakit kepala, batuk, atau sakit tenggorokan apalagi bersama gejala potensial virus lainnya, sebaiknya periksakan diri ke penyedia layanan kesehatan dan menjalani tes COVID-19 sesegera mungkin.

Baca juga: Anak OTG dan gejala ringan tidak memerlukan antivirus COVID-19

Baca juga: Gejala demam usai vaksinasi menandakan vaksin bekerja

Baca juga: Tips dari dokter untuk bedakan COVID-19 vs flu biasa

Baca juga: Linglung jadi salah satu gejala 'long' COVID

Pewarta : Lia Wanadriani Santosa
Uploader : Admin Kalteng
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

Kemenkes : Gejala DBD berubah di tubuh penyintas COVID-19

03 May 2024 15:24 Wib

Warga Jepang tuntut pemerintah hingga kompensasi Rp9 miliar terkait efek samping vaksin COVID

18 April 2024 14:56 Wib

OJK: Restrukturisasi kredit COVID-19 berakhir

01 April 2024 14:38 Wib

Pandemi mempercepat reformasi kesehatan

03 March 2024 10:13 Wib

Calon haji tetap harus divaksin COVID-19

20 February 2024 15:35 Wib
Terpopuler

Kalteng harus berani mencari pemimpin terbaik di Pilkada 2024

Kabar Daerah - 29 April 2024 15:52 Wib

Dokter Anak : Hindari pemberian paracetamol pada anak usai imunisasi

Lifestyle - 30 April 2024 17:43 Wib

Diduga peras investor Rp10 M, Kejati Bali OTT Bendesa Adat Berawa

Kabar Daerah - 03 May 2024 15:22 Wib

Performa Sancho bawa Dortmund menang atas PSG di leg pertama

Olahraga - 02 May 2024 8:57 Wib

Microsoft akan beri pelatihan AI pada ratusan ribu orang di Indonesia

Lifestyle - 30 April 2024 17:45 Wib