Kudus (ANTARA) - Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mempersilakan semua sekolah menggelar pembelajaran tatap muka dengan memenuhi sejumlah persyaratan yang ditetapkan sambil melakukan vaksinasi terhadap semua guru dan siswanya.
"Meskipun vaksinasinya belum berjalan seluruhnya, pembelajaran tatap mukanya bisa berjalan sambil menyelesaikan vaksinasi," ujar Muhadjir di sela-sela menghadiri pelaksanaan vaksinasi COVID-19 di Klinik PKU Muhammadiyah Darussalam Medika Getasrabi, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Sabtu.
Menurut dia, kuncinya di pemerintah daerah harus betul-betul menyadari bahwa pembelajaran tatap muka tidak bisa ditunda-tunda.
"Kasihan anak-anak tidak kenal lagi sekolahnya. Jangan-jangan masuk pertama tidak kenal gurunya, nanti terjadi yang namnya 'learning loss' atau kehilangan kesempatan belajar itu yang paling berbahaya," ujarnya.
Virus corona, kata dia, sangat berbahaya, tetapi kehilangan kesempatan belajar juga berbahaya karena menyangkut masa depan bangsa.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kudus Harjuna Widada mengakui sudah semua sekolah tingkat TK, SD dan SMP di Kudus menggelar pembelajaran tatap muka secara terbatas.
"Kami juga sudah menetapkan standar operasional prosedurnya, termasuk kepatuhan terhadap protokol kesehatannya mulai dari memakai masker, mencuci tangan pakai sabun, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan. Saat selesai sekolah lebih baik di rumah untuk mengurangi aktivitas yang tidak penting," ujarnya.
Meskipun sebagian besar siswa kelas IX SMP di Kabupaten Kudus sudah mengikuti vaksinasi, kata dia, kedisiplinan menjaga protokol kesehatan tetap harus dijaga sebagai upaya menghindari penularan virus corona, terutama di sekolah agar tidak muncul klaster COVID-19.
Untuk pelaksanaan vaksinasinya baru fokus kelas IX, setelahnya dan tersedia vaksin baru menyasar siswa kelas VIII, kemudian siswa kelas VII.
"Meskipun vaksinasinya belum berjalan seluruhnya, pembelajaran tatap mukanya bisa berjalan sambil menyelesaikan vaksinasi," ujar Muhadjir di sela-sela menghadiri pelaksanaan vaksinasi COVID-19 di Klinik PKU Muhammadiyah Darussalam Medika Getasrabi, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Sabtu.
Menurut dia, kuncinya di pemerintah daerah harus betul-betul menyadari bahwa pembelajaran tatap muka tidak bisa ditunda-tunda.
"Kasihan anak-anak tidak kenal lagi sekolahnya. Jangan-jangan masuk pertama tidak kenal gurunya, nanti terjadi yang namnya 'learning loss' atau kehilangan kesempatan belajar itu yang paling berbahaya," ujarnya.
Virus corona, kata dia, sangat berbahaya, tetapi kehilangan kesempatan belajar juga berbahaya karena menyangkut masa depan bangsa.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kudus Harjuna Widada mengakui sudah semua sekolah tingkat TK, SD dan SMP di Kudus menggelar pembelajaran tatap muka secara terbatas.
"Kami juga sudah menetapkan standar operasional prosedurnya, termasuk kepatuhan terhadap protokol kesehatannya mulai dari memakai masker, mencuci tangan pakai sabun, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan. Saat selesai sekolah lebih baik di rumah untuk mengurangi aktivitas yang tidak penting," ujarnya.
Meskipun sebagian besar siswa kelas IX SMP di Kabupaten Kudus sudah mengikuti vaksinasi, kata dia, kedisiplinan menjaga protokol kesehatan tetap harus dijaga sebagai upaya menghindari penularan virus corona, terutama di sekolah agar tidak muncul klaster COVID-19.
Untuk pelaksanaan vaksinasinya baru fokus kelas IX, setelahnya dan tersedia vaksin baru menyasar siswa kelas VIII, kemudian siswa kelas VII.