Penanganan stunting di Indonesia baru 18 persen

id Muhadjir Effendy ,Menko PMK,Kalteng,Stunting,Penanganan stunting di Indonesia baru 18 persen

Penanganan stunting di Indonesia baru 18 persen

Arsip foto - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy memberikan keterangan setelah memimpin Rapat Koordinasi Tingkat Menteri, di Kantor Kemenko PMK di Jakarta, pada Selasa (21/11/2023). ANTARA/HO-kemenkopmk.go.id/pri.

Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Pembangunan Masyarakat dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, menyatakan  penanganan stunting di Indonesia tahun ini telah mencapai angka 18 persen dari target 14 persen yang direncanakan pada tahun 2024.

“Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) tidak cukup dengan hanya hilirisasi justru sekarang kita harus sampai hulurisasi,” kata Muhadjir dalam acara simposium “Dampak Hilirisasi Sumber Daya Alam (SDA) terhadap pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM)” di Jakarta, Rabu.

Menurut dia, perlindungan terhadap stunting harus dimulai sejak usia dini, yaitu dengan memastikan anak dapat melewati periode kritis dua tahun pertamanya tanpa mengalami stunting, dilanjutkan dengan memastikan asupan gizi yang cukup dalam lima tahun pertamanya.

Selanjutnya, kata dia, penting untuk memastikan bahwa remaja memiliki akses yang baik pada pendidikan formal maupun keterampilan dasar yang diperlukan.

Dia juga menegaskan pentingnya memastikan bahwa melalui serangkaian tahapan tersebut, anak-anak Indonesia dapat terhindar sepenuhnya dari risiko stunting saat mereka mencapai usia produktif bekerja sekitar 15 tahun.

Kendati demikian, Menko menyoroti saat ini Indonesia belum menggunakan indeks tinggi badan sebagai salah satu indikator utama pertumbuhan SDM, meskipun stunting sebagian besar diukur dari aspek tersebut.

“Indonesia seharusnya segera mempertimbangkan tinggi badan sebagai indeks resmi dalam pengukuran pertumbuhan anak,” ujarnya.

Dia menambahkan bahwa pendekatan holistik dan perhatian lebih besar terhadap masalah stunting serta peningkatan upaya dan penekanan pada indikator yang tepat guna untuk menilai pertumbuhan Sumber Daya Manusia Indonesia secara menyeluruh perlu ditingkatkan.