Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) RI Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan teknologi kecerdasan buatan (artificial intellegence / AI) memiliki peran penting dalam pengendalian data hingga pencegahan penyebaran COVID-19, salah satunya melalui pemanfaatan aplikasi PeduliLindungi.
"Pandemi pada akhirnya memaksa masyarakat untuk patuh dengan protokol kesehatan. Di Indonesia, pemerintah menggunakan PeduliLindungi, dengan adanya AI dan cloud system untuk atur aktivitas di luar ruangan; efektif untuk memantau dan meminimalisir penyebaran COVID-19 varian delta," kata Menteri Luhut dalam pembukaan Simposium Nasional "Al Campus untuk Industrialisasi Inteligensi" oleh Institut Teknologi Del, Kamis.
"(Aplikasi) Mengendalikan jumlah pengunjung di pusat perbelanjaan, perkantoran, tempat olahraga, dan lainnya. PeduliLindungi juga akan dikembangkan lewat AI lewat fitur face recognition untuk mengidentifikasi (pengguna) sesuai identitasnya," ujarnya menambahkan.
Menko Marves pun mengapresiasi penggunaan aplikasi PeduliLindungi yang menurutnya berhasil mengintegrasikan data masyarakat Indonesia demi pencegahan penyebaran virus corona.
"PeduliLindungi, terkoneksinya berpuluhan juta masyarakat dalam satu sistem untuk mencegah, membantu memisahkan orang-orang dengan COVID-19," kata Menteri Luhut.
Lebih lanjut, pria yang juga merupakan pendiri dan pembina Yayasan Del tersebut mengatakan investasi kecerdasan buatan di Indonesia diprediksi akan mengalami peningkatan, seiring dengan semakin banyaknya pengguna yang memanfaatkan AI dan data analytics dalam bisnis maupun untuk mengungkap wawasan baru.
Penggunaan AI lainnya, lanjut Luhut, dapat juga dimanfaatkan untuk pengembangan kota cerdas (smart city). Hal ini ia nilai sejalan dengan inisiatif "Smart City" dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI yang sudah dilaksanakan sejak tahun 2017 dan berlanjut dengan berfokus pada kawasan wisata prioritas dan ibu kota negara baru.
Program Smart City yang dilaksanakan Kementerian Kominfo bersama kementerian dan lembaga lain menekankan fokus pembangunan pada 6 Pilar Utama Kota Cerdas, yaitu Smart Governance, Smart Branding, Smart Economy, Smart Living, Smart Society dan Smart Environment.
"Dalam pengembangan smart city di dunia, AI untuk mengendalikan energi, pasokan air, hingga mengatur lalu lintas. Smart city, melalui sebuah penelitian, mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat hingga 10-30 persen, termasuk penurunan kriminal, memperpendek perjalanan, dan menurunkan emisi karbon," jelasnya.
Luhut mengatakan, pengaplikasian kecerdasan buatan yang sudah digunakan setidaknya dalam kurun waktu 20 tahun tersebut sejalan dengan industri 4.0 untuk otomatisasi dan pertukaan data dalam teknologi manufaktur termasuk cyber physical system, IoT, cloud, hingga pengembangan smart factory.
"Selain itu, penggunaan AI yang tepat dapat memberi manfaat besar bagi pemerintah untuk mengambil keputusan tepat," kata dia.
"Pandemi pada akhirnya memaksa masyarakat untuk patuh dengan protokol kesehatan. Di Indonesia, pemerintah menggunakan PeduliLindungi, dengan adanya AI dan cloud system untuk atur aktivitas di luar ruangan; efektif untuk memantau dan meminimalisir penyebaran COVID-19 varian delta," kata Menteri Luhut dalam pembukaan Simposium Nasional "Al Campus untuk Industrialisasi Inteligensi" oleh Institut Teknologi Del, Kamis.
"(Aplikasi) Mengendalikan jumlah pengunjung di pusat perbelanjaan, perkantoran, tempat olahraga, dan lainnya. PeduliLindungi juga akan dikembangkan lewat AI lewat fitur face recognition untuk mengidentifikasi (pengguna) sesuai identitasnya," ujarnya menambahkan.
Menko Marves pun mengapresiasi penggunaan aplikasi PeduliLindungi yang menurutnya berhasil mengintegrasikan data masyarakat Indonesia demi pencegahan penyebaran virus corona.
"PeduliLindungi, terkoneksinya berpuluhan juta masyarakat dalam satu sistem untuk mencegah, membantu memisahkan orang-orang dengan COVID-19," kata Menteri Luhut.
Lebih lanjut, pria yang juga merupakan pendiri dan pembina Yayasan Del tersebut mengatakan investasi kecerdasan buatan di Indonesia diprediksi akan mengalami peningkatan, seiring dengan semakin banyaknya pengguna yang memanfaatkan AI dan data analytics dalam bisnis maupun untuk mengungkap wawasan baru.
Penggunaan AI lainnya, lanjut Luhut, dapat juga dimanfaatkan untuk pengembangan kota cerdas (smart city). Hal ini ia nilai sejalan dengan inisiatif "Smart City" dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI yang sudah dilaksanakan sejak tahun 2017 dan berlanjut dengan berfokus pada kawasan wisata prioritas dan ibu kota negara baru.
Program Smart City yang dilaksanakan Kementerian Kominfo bersama kementerian dan lembaga lain menekankan fokus pembangunan pada 6 Pilar Utama Kota Cerdas, yaitu Smart Governance, Smart Branding, Smart Economy, Smart Living, Smart Society dan Smart Environment.
"Dalam pengembangan smart city di dunia, AI untuk mengendalikan energi, pasokan air, hingga mengatur lalu lintas. Smart city, melalui sebuah penelitian, mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat hingga 10-30 persen, termasuk penurunan kriminal, memperpendek perjalanan, dan menurunkan emisi karbon," jelasnya.
Luhut mengatakan, pengaplikasian kecerdasan buatan yang sudah digunakan setidaknya dalam kurun waktu 20 tahun tersebut sejalan dengan industri 4.0 untuk otomatisasi dan pertukaan data dalam teknologi manufaktur termasuk cyber physical system, IoT, cloud, hingga pengembangan smart factory.
"Selain itu, penggunaan AI yang tepat dapat memberi manfaat besar bagi pemerintah untuk mengambil keputusan tepat," kata dia.