Facebook akan 'jauhkan' para remaja dari konten berbahaya

Senin, 11 Oktober 2021 15:53 WIB

Jakarta (ANTARA) - Seorang eksekutif Facebook Inc mengatakan bahwa perusahaan akan memperkenalkan langkah-langkah baru pada aplikasinya untuk mendorong remaja menjauh dari konten berbahaya.

Mengutip Reuters pada Senin, upaya tersebut mencuat tak lama sejak anggota parlemen AS meneliti bagaimana Facebook dan anak perusahaan seperti Instagram mempengaruhi kesehatan mental anak muda.

Wakil Presiden Global Affair Facebook, Nick Clegg, juga mengungkapkan keterbukaan terhadap gagasan membiarkan regulator memiliki akses ke algoritme Facebook yang digunakan untuk memperkuat konten.

Namun, Clegg mengatakan dia tidak dapat menjawab pertanyaan apakah algoritmenya memperkuat suara orang-orang yang telah menyerang US Capitol pada 6 Januari lalu.

Dia berbicara beberapa hari setelah mantan karyawan Facebook, Frances Haugen, bersaksi di Capitol Hill tentang bagaimana perusahaan membujuk pengguna untuk terus scrolling media sosial tersebut, dan ia nilai membahayakan kesejahteraan dan kesehatan mental remaja.

"Kami akan memperkenalkan sesuatu yang menurut saya akan membuat perbedaan besar, di mana sistem kami mencatat ketika remaja melihat konten yang sama berulang kali dan konten itu mungkin tidak kondusif untuk kesejahteraan mereka, kami akan mendorong mereka untuk melihat konten lain," kata Clegg kepada CNN.

Baca juga: Ini kronologi lengkap tumbangnya layanan Facebook, WhatsApp dan Instagram

"Selain itu, kami memperkenalkan sesuatu yang disebut, 'take a break', di mana kami akan mendorong remaja untuk berhenti sejenak dari menggunakan Instagram," kata Clegg.

Clegg sebelumnya mengatakan bahwa Facebook baru-baru ini menunda rencananya untuk mengembangkan Instagram Kids, yang ditujukan untuk pengguna pra-remaja, dan memperkenalkan kontrol opsional baru bagi orang dewasa untuk mengawasi remaja.

Para senator AS pekan lalu mengecam Facebook tentang rencananya untuk melindungi pengguna muda lebih baik di aplikasinya.

Senator Amy Klobuchar telah mengajukan lebih banyak peraturan terhadap perusahaan teknologi seperti Facebook.

"Saya bosan mendengar 'percayalah pada kami', dan inilah saatnya untuk melindungi para ibu dan ayah yang telah berjuang dengan anak-anak mereka yang kecanduan platform dan terkena segala macam hal buruk," kata Klobuchar.

Dia mengatakan Amerika Serikat membutuhkan kebijakan privasi baru sehingga orang dapat "memilih" jika mereka mengizinkan data daring mereka dibagikan.

Lebih lanjut, Klobuchar mengatakan AS juga harus memperbarui undang-undang privasi anak-anak dan kebijakan persaingannya, dan mengharuskan perusahaan teknologi untuk membuat algoritme mereka lebih transparan.

Baca juga: Facebook hadirkan beragam fitur baru untuk bisnis

Baca juga: Facebook diperiksa terkait kacamata pintar yang baru diluncurkan

Baca juga: Twitter lakukan uji coba fitur komunitas mirip Grup Facebook

Pewarta : Arnidhya Nur Zhafira
Uploader : Admin Kalteng
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

Instagram dan Facebook sempat alami down

06 March 2024 10:44 Wib

Mark Zuckerberg beberkan rencana masa depan Meta

29 January 2024 13:13 Wib

Meta kenalkan Instagram dan Facebook bebas iklan di Eropa

31 October 2023 8:14 Wib

Facebook lampaui 3 miliar pengguna aktif bulanan di seluruh dunia

27 July 2023 12:47 Wib

Facebook menempati posisi pertama penyebaran hoaks di awal tahun

04 May 2023 5:47 Wib, 2023
Terpopuler

Kalteng harus berani mencari pemimpin terbaik di Pilkada 2024

Kabar Daerah - 29 April 2024 15:52 Wib

Dokter Anak : Hindari pemberian paracetamol pada anak usai imunisasi

Lifestyle - 30 April 2024 17:43 Wib

Diduga peras investor Rp10 M, Kejati Bali OTT Bendesa Adat Berawa

Kabar Daerah - 8 jam lalu

Jubair Arifin siap maju Pilkada di Kotawaringin Barat

Kabar Daerah - 27 April 2024 17:32 Wib

Performa Sancho bawa Dortmund menang atas PSG di leg pertama

Olahraga - 02 May 2024 8:57 Wib