Efek pandemi dinilai munculkan berbagai fenomena baru di Bali

Senin, 25 Oktober 2021 14:39 WIB

Denpasar (ANTARA) - Sosiolog Universitas Udayana, Bali Wahyu Budi Nugroho mengatakan dampak dari pandemi COVID-19 telah memunculkan berbagai fenomena baru di Pulau Dewata, salah satunya seniman musik jalanan dengan ciri khas berbusana adat Bali.
 
"Masa pandemi menyebabkan banyak orang berkurang, bahkan kehilangan sama sekali pemasukannya, sehingga menyebabkan mereka melakukan apapun untuk menyambung hidup, boleh jadi salah satunya dengan menjadi seniman musik jalanan," kata Wahyu saat dikonfirmasi di Denpasar, Bali, Senin.

Baca juga: Kini pelaku perjalanan udara Jawa-Bali wajib tes PCR
 
Ia mengatakan keberadaan para seniman jalanan dengan pakaian tradisional bisa menjadi penawar kerinduan akan seni dan budaya tradisional yang sudah mulai jarang ditampilkan, terlebih selama masa pandemi.
 
"Mungkin, kita perlu melihatnya secara lebih arif. Dewasa ini kita dikepung oleh hiburan-hiburan modern lewat televisi, media sosial, atau film-film daring berlangganan," katanya.

Meskipun seniman jalanan yang ditemukan dominan adalah anak muda, menurut Wahyu, hal tersebut tidak jadi masalah, justru jika bisa dikelola dengan baik, ini bisa menjadi daya tarik baru bagi pariwisata.
 
Wahyu mengatakan keberadaan seniman-seniman jalanan ini nantinya bisa diwadahi melalui paguyuban seniman jalanan agar lebih terorganisasi. Selain itu, juga untuk mereduksi konflik antarseniman jalanan atau dengan masyarakat.
 
"Yogyakarta misalkan, di objek wisata Malioboro bisa ditemui para seniman musik jalanan dengan peralatan musik tradisional, serta menggunakan pakaian tradisional blangkon dan pakaian batik lurik," katanya.
 
Sebelumnya, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Kasatpol PP) Bali Dewa Nyoman Rai Dharmadi mengatakan memang banyak seniman musik jalanan dengan pakaian adat Bali di setiap perempatan.

Baca juga: Bali terbitkan buku panduan berwisata bagi turis asing
 
"Kami sudah upayakan kerja sama dengan dinas sosial. Dinas sosial sudah menyiapkan tempat diklatnya, bahkan pelatihnya dari dinas tenaga kerja, sesuai dengan arahan gubernur. Tapi yang rencananya orang kita mau latih enggak mau," katanya.
 
Menurutnya, situasi ini masih pro dan kontra di masyarakat. Namun, sebenarnya tidak masalah ada temuan ini, tetapi memang harus ditertibkan karena di sini tidak ada budaya seperti itu.

Baca juga: Kapolri: SOP penerimaan wisman di Bali tak boleh kecolongan

Baca juga: PPKM luar Jawa-Bali diperpanjang hingga 8 November

Baca juga: Berikut alasan 'Work From Bali' asyik untuk bekerja secara daring

Pewarta : Ayu Khania Pranishita
Uploader : Admin Kalteng
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia UMR raih juara III GI teraktif

12 December 2024 5:36 Wib

Antara Heritage Center perlu diketahui warga

06 December 2024 17:57 Wib

UMPR buka penerimaan mahasiswa program RPL-kelas praktisi

05 December 2024 20:31 Wib

UMPR siap jadi tuan rumah Tanwir Muhammadiyah 2026

04 December 2024 16:48 Wib

FKIP UMPR mulai terima pendaftaran mahasiswa baru Tahun akademik 2025-2026

16 November 2024 22:02 Wib
Terpopuler

APBN 2025 terbanyak di Pusat, Teras Narang sebut kepala daerah dituntut inovatif

Kabar Daerah - 14 December 2024 18:23 Wib

Disarpustaka Kapuas sambut siswa SD Islam Azza dalam kegiatan literasi

Kabar Daerah - 17 December 2024 10:52 Wib

Waket DPRD Bartim jadi dewan pakar Pemuda Katolik Pusat

Kabar Daerah - 18 December 2024 12:17 Wib

DPUPR Perkim: Proyek peningkatan jalan lingkar timur berlanjut 2025

Kabar Daerah - 15 December 2024 6:52 Wib

DPRD Palangka Raya sepakat bahas raperda Penyelenggaraan Ketenagakerjaan

Kabar Daerah - 17 December 2024 11:56 Wib