Palangka Raya (ANTARA) - Anggota DPD RI Agustin Teras Narang menyarankan kepada pemerintah, baik pusat mupun daerah di Provinsi Kalimantan Tengah, segera menyediakan dan mendatangkan vaksin flu babi, sebagai upaya membantu dan mencegah kerugian yang lebih besar di kalangan para peternak.

Permintaan itu karena data dari Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan (DTPHP) Kalteng  ada sekitar 909 ekor babi milik peternak mati akibat diserang Flu Babi Afrika atau Afrika Swine Fever (ASF), kata Teras Narang melalui rilis diterima di Palangka Raya, Selasa.

"Kematian ternak babi sebanyak 909 ekor di Kalteng itu terjadi hanya di bulan September hingga November 2021. Kondisi ini harus segera diatasi dengan cara mendatangkan vaksinnya ke Kalteng," ucap dia.

Berdasarkan informasi yang diterima Gubernur Kalteng periode 2005-2015 itu, vaksin Flu Babi Afrika telah ada di Fakultas Peternakan Universitas Udayana, Provinsi Bali. Untuk itu, pemda di Kalteng bisa menjalin komunikasi ke Universitas Udayana terkait vaksin tersebut, dan memberikan ke peternak babi di provinsi berjuluk Bumi Tambun Bungai-Bumi Pancasila ini.

"Saya juga menyarankan flu babi ini segera dijadikan bencana nasional, termasuk di Kalteng. Bagaimanapun ada banyak masyarakat yang beternak babi di Indonesia, termasuk di Kalteng. Mereka juga perlu mendapat perhatian dan bantuan dari pemerintah," demikian Teras.

Sementara itu, Dekan Peternakan Universitas Kristen Palangka Raya (UNKRIP) Herlinae Torang menyatakan, flu babi atau ASF termasuk penyakit yang baru masuk di Indonesia, dan sudah diumumkan secara resmi melalui Surat Keputusan Menteri Pertanian RI tentang wabah penyakit demam babi.

Dia mengatakan flu babi ini sangat menular dan bisa mencapai 100 persen kematian di kandang para peternak. Hal itu berdasarkan informasi di sejumlah daerah di Indonesia, termasuk di Kalteng, ASF ini sudah menyerang sejak tahun 2019 hingga sekarang dengan waktu tertentu yang tingkat kematiannya tinggi.

"Para peternak  babi, khususnys di Kalteng, harus memahami dengan benar bagaimana cara penularan flu babi ini. Dengan begitu, dapat meminimalisir kejadian kematian babi milik peternak," kata Herlinae.

Baca juga: Teras prihatin penyebaran narkoba semakin masif di pedesaan di Kalteng

Menurut dia, ada beberapa poin penting yang harus perhatian peternak penyebab penularan virus flu babi, salah satunya adalah pakan. Di mana Makanan babi harapannya tidak terkontaminasi dengan virus-virus, misalnya sampah makanan yang dibuang warga di tempat pembuangan sampah.

Dia mengatakan apabila pakan diambil dari limbah rumah tangga, rumah makan atau restoran, sangat riskan mengandung virus dan menjadi media penularan. Hanya, jika semua pakan limbah itu dimasak, maka besar kemungkinan virus-virus yang ada bisa mati dan tidak mengganggu kesehatan ternak babi.

"Peralatan memasak pakan babi juga harus diperhatikan jangan sampai bercampur. Kemudian untuk kandang juga harus terpisah antara ternah babi. Hal tersebut agar dapat dikendalikan apabila salah satu terpapar virus," kata Herlinae.

Tidak kalah penting, lanjut dia, terapkan biosecurity. Misalnya, bila ada gejala babi yang sudah tidak selera makan, lalu panasnya tinggi maka hendaknya dipisahkan dari ternak yang lain. Waktu inkubasinya selama 5 hari. Kandang juga harus disemprot desinfektan secara rutin serta peralatan yang digunakan saat memberi makan dan lainnya.

"Pemerintah di Kalteng melalui dinas terkait dapat mengambil langkah untuk memberikan kenangan bagi peternak babi, sehingga usaha ternaknya dapat bangkit kembali. Termasuk keberadaan vaksin untuk flu babi diharapkan dapat segera diadakan untuk membantu memulihkan usah peternakan babi," demikian Herlinae.

Baca juga: Capaian belum optimal, Teras ajak masyarakat Gumas proaktif divaksin

Baca juga: Tekan angka stunting, Teras sarankan sinergi Pemdes dan KUA diperkuat

Pewarta : Jaya Wirawana Manurung
Uploader : Admin 3
Copyright © ANTARA 2024