Palangka Raya (ANTARA) - Anggota DPD RI Agustin Teras Narang berharap sekaligus mengingatkan, Festival Kampung Buntoi #3 yang digelar di Huma Humbang atau Rumah Bambu, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, tidak hanya sekedar dilestarikan dan dilaksanakan secara konsisten setiap tahun, tapi juga harus mampu mengikuti perkembangan kebudayaan dunia.
"Kebudayaan tidak berubah keadaannya atau statis, melainkan terus berkembang dengan tetap mempertahankan nilai-nilai luhurnya," kata Teras usai mengikuti secara daring pembukaan Festival Kampung Buntoi #3 melalui rilis yang diterima di Palangka Raya, Rabu.
Meski begitu, Gubernur Kalteng periode 2005-2015 itu mengapresiasi pemerintah setempat dan masyarakat, khususnya panitia penyelenggara Festival Kampung Buntoi #3. Sebab, acara digelar di Huma Humbang atau Rumah Bambu yang dibangun dari dana hibah UNESCO beberapa tahun silam.
Dia mengatakan Huma Humbang ini unik karena menjadi Pusat Komunikasi Iklim pertama di Indonesia yang dibangun untuk menunjukkan respon masyarakat desa terhadap isu perubahan iklim. Ditambah lagi, Huma Humbang atau Bamboo House dengan filosopinya saat itu membawa semangat untuk merawat bumi dan menjaga lingkungan untuk mengatasi dampak pemanasan global.
"Isu pemanasan global ini bahkan menjadi perbincangan utama para pemimpin dunia di Glasgow, Skotlandia, baru-baru ini," beber Teras.
Baca juga: Kehebatan Suku Bangsa Dayak bukan karena satu orang, kata Teras Narang
Senator asal Kalteng itu pun mengusulkan agar Huma Betang di Desa Buntoi, Petak Bahandang, dapat dijadikan desa adat dan mendapat respon positif dari Dinas Budaya dan Pariwisata Kabupaten Pulang Pisau. Dirinya juga mendorong agar momentum dari Festival Kampung Buntoi #3 ini dikembangkan bukan hanya dari sisi festivalnya, melainkan diimplementasikan lebih konkrit jadi desa adat.
Dia mengatakan Desa adat yang akan mengembangkan budaya sekaligus menyerap semangat global dalam mempertahankan kelestarian alam dan mengurangi emisi karbon yang memicu pemanasan global.
"Saya berharap Festival Kampung Buntoi #3 ini jangan pernah berhenti. Terus tingkatkan nilai budaya hingga seni tari kita. Dengan begitu, tak hanya jadi tontonan tapi juga tuntunan," demikian Teras.
Baca juga: Momen Sumpah Pemuda, Teras dorong pemuda berperan aktif perbaiki Negeri
Baca juga: Teras: Pemuda harus jadi 'pemain' di pemilu 2024
"Kebudayaan tidak berubah keadaannya atau statis, melainkan terus berkembang dengan tetap mempertahankan nilai-nilai luhurnya," kata Teras usai mengikuti secara daring pembukaan Festival Kampung Buntoi #3 melalui rilis yang diterima di Palangka Raya, Rabu.
Meski begitu, Gubernur Kalteng periode 2005-2015 itu mengapresiasi pemerintah setempat dan masyarakat, khususnya panitia penyelenggara Festival Kampung Buntoi #3. Sebab, acara digelar di Huma Humbang atau Rumah Bambu yang dibangun dari dana hibah UNESCO beberapa tahun silam.
Dia mengatakan Huma Humbang ini unik karena menjadi Pusat Komunikasi Iklim pertama di Indonesia yang dibangun untuk menunjukkan respon masyarakat desa terhadap isu perubahan iklim. Ditambah lagi, Huma Humbang atau Bamboo House dengan filosopinya saat itu membawa semangat untuk merawat bumi dan menjaga lingkungan untuk mengatasi dampak pemanasan global.
"Isu pemanasan global ini bahkan menjadi perbincangan utama para pemimpin dunia di Glasgow, Skotlandia, baru-baru ini," beber Teras.
Baca juga: Kehebatan Suku Bangsa Dayak bukan karena satu orang, kata Teras Narang
Senator asal Kalteng itu pun mengusulkan agar Huma Betang di Desa Buntoi, Petak Bahandang, dapat dijadikan desa adat dan mendapat respon positif dari Dinas Budaya dan Pariwisata Kabupaten Pulang Pisau. Dirinya juga mendorong agar momentum dari Festival Kampung Buntoi #3 ini dikembangkan bukan hanya dari sisi festivalnya, melainkan diimplementasikan lebih konkrit jadi desa adat.
Dia mengatakan Desa adat yang akan mengembangkan budaya sekaligus menyerap semangat global dalam mempertahankan kelestarian alam dan mengurangi emisi karbon yang memicu pemanasan global.
"Saya berharap Festival Kampung Buntoi #3 ini jangan pernah berhenti. Terus tingkatkan nilai budaya hingga seni tari kita. Dengan begitu, tak hanya jadi tontonan tapi juga tuntunan," demikian Teras.
Baca juga: Momen Sumpah Pemuda, Teras dorong pemuda berperan aktif perbaiki Negeri
Baca juga: Teras: Pemuda harus jadi 'pemain' di pemilu 2024