Bandung (ANTARA) - Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyatakan menjamin ketersediaan tiga komoditas bahan pokok yakni minyak goreng, cabai merah dan kedelai menjelang Perayaan Hari Raya Natal 2021 dan Tahun Baru 2022.
"Kami memastikan stoknya dan harganya terjangkau," Menteri Perdagangan M Lutfi seusai Rapat Koordinasi Nasional Stabilisasi Harga dan Ketersediaan Barang Kebutuhan Pokok Kota Bandung, Senin.
Mendag mengatakan Dirjen Perdagangan Dalam Negeri telah berkoordinasi dengan 34 kepala dinas perindustrian dan perdagangan memastikan beberapa hal terkait kebutuhan barang pokok dan penting menjelang natal dan tahun baru.
Dia mengatakan perkembangan harga bahan pokok jelang natal dan tahun baru kali ini terpengaruh oleh perubahan iklim seperti cabai merah dan perkembangan komoditas yang dipengaruhi oleh kondisi global seperti minyak goreng dan kedelai.
"Sebagai contohnya minyak goreng. Minyak goreng ini sekarang ini sudah mencapai level Rp16.000 sampai Rp17.000 untuk kemasan sederhana karena harga CPO (crude palm oil)," ujarnya.
Selain minyak goreng, lanjut Mendag, komoditas lain yang naik adalah telur ayam ras dan cabai merah dan untuk telur ayam ras, sebelumnya turun drastis kini harganya naik.
Namun kenaikan ini menurutnya masih wajar mengingat ongkos dari peternak telur mencapai Rp19.000 hingga Rp21.000.
"Sehingga harga yang wajar Rp24.000, jadi kita mesti memaklumi bahwa kita harus hidup berdampingan dan kita harus memproteksi petani telur ini," katanya.
Kemudian harga cabai, jelang natal dan tahun baru harganya terpantau sudah naik 15 persen karena ini musim penghujan.
Menurut dia pengaruh cuaca ini otomatis membuat harga cabai naik, dan akan bergerak normal namun di sejumlah daerah, pihaknya mendapat laporan jika stok di satu daerah aman hingga 1,5 bulan untuk kebutuhan Nataru.
"Sehingga untuk cabai ini masalahnya dari siklus cuaca, yang biasanya kering dan basah mempengaruhi dari harga cabai," kata Mendag.
Sementara itu, Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag RI Oka Nurwan mengatakan kenaikan harga minyak goreng paling tinggi ada di komoditas minyak curah dibanding minyak goreng kemasan yang bisa tahan satu tahun.
"Karena umurnya sangat pendek, itu tergantung dengan CPO internasional, jadi harganya tergantung," ujarnya.
Menurut Oka distribusi 11 juta liter dengan harga Rp14.000 akan diriingi oleh edukasi pada publik bahwa kenaikan CPO internasional berpengaruh pada harga minyak curah.
Kebutuhan minyak goreng di Indonesia per bulan mencapai 410.000 ton per bulan yang diserap untuk minyak goreng kemasan, curah rumah tangga dan industri.
"Dan yang digelontorkan (11 juta liter) ini sedikit tapi itu biasanya kemasan sederhana lima persen dari 410.000. Tapi ini masih sedikit tapi makanya disampaikan tidak bisa di borong, kalau di borong harganya murah kemudian digunting (bungkusnya) jadi minyak curah dijual jadi Rp16.000," ujarnya.
"Kami memastikan stoknya dan harganya terjangkau," Menteri Perdagangan M Lutfi seusai Rapat Koordinasi Nasional Stabilisasi Harga dan Ketersediaan Barang Kebutuhan Pokok Kota Bandung, Senin.
Mendag mengatakan Dirjen Perdagangan Dalam Negeri telah berkoordinasi dengan 34 kepala dinas perindustrian dan perdagangan memastikan beberapa hal terkait kebutuhan barang pokok dan penting menjelang natal dan tahun baru.
Dia mengatakan perkembangan harga bahan pokok jelang natal dan tahun baru kali ini terpengaruh oleh perubahan iklim seperti cabai merah dan perkembangan komoditas yang dipengaruhi oleh kondisi global seperti minyak goreng dan kedelai.
"Sebagai contohnya minyak goreng. Minyak goreng ini sekarang ini sudah mencapai level Rp16.000 sampai Rp17.000 untuk kemasan sederhana karena harga CPO (crude palm oil)," ujarnya.
Selain minyak goreng, lanjut Mendag, komoditas lain yang naik adalah telur ayam ras dan cabai merah dan untuk telur ayam ras, sebelumnya turun drastis kini harganya naik.
Namun kenaikan ini menurutnya masih wajar mengingat ongkos dari peternak telur mencapai Rp19.000 hingga Rp21.000.
"Sehingga harga yang wajar Rp24.000, jadi kita mesti memaklumi bahwa kita harus hidup berdampingan dan kita harus memproteksi petani telur ini," katanya.
Kemudian harga cabai, jelang natal dan tahun baru harganya terpantau sudah naik 15 persen karena ini musim penghujan.
Menurut dia pengaruh cuaca ini otomatis membuat harga cabai naik, dan akan bergerak normal namun di sejumlah daerah, pihaknya mendapat laporan jika stok di satu daerah aman hingga 1,5 bulan untuk kebutuhan Nataru.
"Sehingga untuk cabai ini masalahnya dari siklus cuaca, yang biasanya kering dan basah mempengaruhi dari harga cabai," kata Mendag.
Sementara itu, Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag RI Oka Nurwan mengatakan kenaikan harga minyak goreng paling tinggi ada di komoditas minyak curah dibanding minyak goreng kemasan yang bisa tahan satu tahun.
"Karena umurnya sangat pendek, itu tergantung dengan CPO internasional, jadi harganya tergantung," ujarnya.
Menurut Oka distribusi 11 juta liter dengan harga Rp14.000 akan diriingi oleh edukasi pada publik bahwa kenaikan CPO internasional berpengaruh pada harga minyak curah.
Kebutuhan minyak goreng di Indonesia per bulan mencapai 410.000 ton per bulan yang diserap untuk minyak goreng kemasan, curah rumah tangga dan industri.
"Dan yang digelontorkan (11 juta liter) ini sedikit tapi itu biasanya kemasan sederhana lima persen dari 410.000. Tapi ini masih sedikit tapi makanya disampaikan tidak bisa di borong, kalau di borong harganya murah kemudian digunting (bungkusnya) jadi minyak curah dijual jadi Rp16.000," ujarnya.